New Music Update

Ali dan Dawai Funk/Soul Padang Pasir

Rebel Asia Zine
3 min readJul 14, 2023
ALI — MALAKA

Mendengar Ali semacam menemukan oase ditengah padang pasir. Meski demikian bukan berarti Ali lahir ditengah gurun atau pelosok negeri di Jazirah Arab. Mereka tetaplah produk Ibukota yang menawarkan cita rasa berbeda bagi kuping penikmat musik alternatif. Album debut itu berisi sepuluh nomor sekaligus buah experimen tiga insinyur musik tanah air, mengandung perpaduan kultur Arab – Indonesia bertajuk “Malaka” dicatut dari nama awal pintu masuk budaya Timur Tengah di Tanah Air, Selat Malaka.

Ali menyuguhkan psychedelic rock, cinamatic soul, funk, disco berbalut bebunyian era 70- an berselimut nuansa timur tengah yang kukuh. Tak ketinggalan deretan lirik pun dikemas berbahasa Arab walau secara keseluruhan materi didominasi instrumental.

Sebelum melepas Album penuh, Ali lebih dulu meluncurkan beberapa single lewat berbagai platform digital seperti “Dance, Habibi” pada 26 November 2021, disusul dengan “Downtown Strut”, “Shoreline Transit” ditahun berikutnya. Pada awal Januari 2023 sebelum melepas keseluruhan Malaka, Ali memperdengarkan satu single lagi “Crystal Sand”.

Direkam di Masak Suara Studio, dirilis Anukara Records, Malaka telah beredar dengan format piringan hitam. Perihal distribusi tampaknya proyek Ali tidak hanya ditujukan untuk pasar lokal namun lebih ingin menjangkau khalayak secara global, distribusi itu dibuktikan melalui Sound Metaphors yang berbasis di Berlin, Jerman. Tak cuma itu Malaka juga ditawarkan diberbagai toko rekaman terpilih di Australia dan Asia. Sedangkan versi lengkap keseluruhan album dalam format digital dapat diserap lebih dulu melalui platform Bandcamp, dimana pendengar non mainstream diseluruh penjuru dunia lebih mudah menemukan berbagai musik alternatif sebelum akhirnya tersebar di berbagai platform digital lain.

Formasi Ali pun tak main-main, dihuni oleh tiga pemuda dengan karater kuat dalam medium seni. Siapa sangka John Paul Patton yang biasa terlihat garang membetot bass sambil berteriak-teriak Mati Muda bersama trio unit rock Kelompok Penerbang Roket, kini menggebuk drum begitu parlente. Sementara pos gitar ditempati Absar Lebeh seorang Skateboarder dengan segudang prestasi sekaligus pencipta notasi-notasi membakar bersama supergrup asal Bandung, Mooner dan kini secara resmi tergabung sebagai gitaris unit rock papan atas The Sigit. Selanjutnya ada nama Arswandaru, diplot sebagai bassist serta vokal bersahut-sahutan dengan Jp Patton. Sebelum bergelut bersama Ali, Arswandaru lebih dikenal sebagai Illustrator seni visual mumpuni dengan berjibun karya.

Moncernya Malaka tak luput dari bantuan dari berbagai sisi, pada sound engineer dikawal oleh Yosaviano Santoso dan Jonathan Pardede, untuk mixing dituntaskan oleh Viki Vikranta dan Moko Aguswan, sedang Mike Grinser menamatkan proses mastering. Tak bisa dipungkiri selain punya isi materi ciamik, sampul album merupakan suatu instrumen penting pengantar kenikmatan dalam menyesap suatu karya, hal itu tentu dikerjakan dengan baik oleh salah satu frontman mereka sendiri, Arswandaru. Sementara foto pada berbagai single diterjemahkan oleh fotografer Australia, Micahel Tartaglia.

Secara kasar penikmat Khruangbin akan punya kecanduan yang sama ketika mendengar Ali, keduanya punya vibes yang kurang lebih hampir sama, tapi Malaka digarap lebih sufi namun nosektarian, meleburkan kultur Timur Tengah dan Indonesia yang telah terjadi sejak berabad-abad lalu.

Dalam sebuah wawancara, personel Ali menegaskan mereka tidak mau dibatasi oleh pakem musik yang hanya bernuansa padang pasir, kepulauan dan pesisir. Album ini diharapakan menjadi penghiburan tepat

“Misalnya, beban pekerjaan yang menumpuk, atau yang lebih aktual tentang kejenuhan selama pandemi yang tak kunjung usai. Lagu ini diharapkan dapat menjadi mood booster bagi para pendengar.”

Poster Showcase ALI

Ada beberapa nomor favorit saya “Crystal Sand” dengan ritme funk bertempo upbeat berdawai khas timur tengah, kemudian “Shoreline Transit” yang dibuka dengan deburan ombak lalu disusul dengan petikan gitar, drum dan bass berpadu nan harmoni. Lalu ada nomor-nomor berbahaya lain seperti “Dance, Habibi, Malaka, South East, Tangerine, Ya Shaams serta Grand Voyage”.

Ali adalah nuansa baru dalam kancah musik indonesia. Trio cinematic-funk/soul ini membuktikan diri dalam sebuah proyek bertajuk Malaka. Lalu sejauh mana Ali bersama debut terbaru yang menggaungkan sub kultur timur tengah itu akan berlabuh? Mari kita tunggu sekaligus nikmati saja pengembaraan mereka!. Klik link untuk menikmati dawai padang pasir funk/soul ala Ali.

--

--

Rebel Asia Zine

Pop culture fanzine, all articles written by Oki Mardai