Less Cash Society: Revolusi Gaya Hidup di Era Ekonomi Digital

Harristio Adam
6 min readDec 15, 2016

--

Harus capek antri panjang cuma buat bayar tagihan bulanan?

Sumber: http://ngobroldikotak.blogspot.co.id/

Ribet bawa uang kemana-mana? bisa rusak juga lho

Sumber: http://www.asalasah.com/

Catatan transaksi tidak transparan dan tidak tercatat baik?

https://img.okezone.com

Masalah-masalah di atas seharusnya bukanlah lagi sebuah masalah di era digital ini kawan, apalagi di less cash society. Makanya Bank Indonesia berusaha mewujudkannya dengan GNNT(Gerakan Nasional Non Tunai).

Apa sih GNNT?

Gerakan Nasional Non Tunai oleh Bank Indonesia. Sumber: youtube.com

Digitalisasi yang terus berkembang seiring zaman telah mentransformasi bagaimana dunia bekerja. Termasuk merubah bagaimana kita berkegiatan ekonomi. Hingga memasuki era baru dalam berkegiatan ekonomi, yaitu era ekonomi digital.

Sumber: http://hmja.ukm.feb.uns.ac.id/

Less Cash Society adalah komunitas atau masyarakat yang menggunakan instrumen ekonomi non tunai dalam kegiatan ekonominya.

Penjelasan lengkap, kunjungi http://gnnt.netcj.co.id/about

Bank Indonesia sendiri telah menyadari potensi besar di era ekonomi digital yang dapat dinikmati rakyat Indonesia. GNNT(Gerakan Nasional Non Tunai) adalah salah satu program yang dicanangkan Bank Indonesia untuk menangkap potensi tersebut dengan mewujudkan less cash society. Less Cash Society adalah komunitas atau masyarakat yang menggunakan instrumen ekonomi non tunai dalam kegiatan ekonominya.

Kekurangan Uang Tunai

Sumber: Slide GNNT BI

Manfaat Penggunaan Non Tunai

Sumber: Slide GNNT BI

Layanan Keuangan Digital

Layanan Keuangan Digital inilah yang menjadi tulang punggung less cash society, sehingga kegiatan transaksi menjadi mudah, efisien, dan aman.

LKD merupakan inovasi dengan visi untuk membawa masyarakat dari bertransaksi tunai menjadi nontunai dan belajar menyimpan atau mengelola uang serta dapat melakukan transaksi keuangan dasar seperti pembukaan rekening uang elektronik, setor tunai, tarik tunai hingga secara nontunai seperti pembayaran dan transfer.

Sumber: Slide GNNT BI

Layanan Keuangan Digital inilah yang menjadi tulang punggung less cash society, sehingga kegiatan transaksi menjadi mudah, efisien, dan aman.

Sumber: rhyantd.wordpress.com

Inovasi LKD yang ada diharapkan dapat mewujudkan manfaat penggunaan nontunai secara nyata untuk masyarakat Indonesia. Karena jika kita berkaca pada negara-negara yang telah menjalankan LKD demi mewujudkan Less Cash Society, dampak tersebut terasa tidak hanya di negara maju, namun juga negara berkembang. Sebagai contoh penerapan uang elektronik di Hong Kong dan Kenya, sebagai berikut

Sumber: Slide GNNT BI

Di Indonesia sendiri Layanan Keuangan Digital telah dijalankan di beberapa tempat yang menyentuh kehidupan ekonomi kita sehari-hari, seperti berikut

Sumber: Slide GNNT BI

Scale Up dengan e-Commerce!

“Pada 2013, volume e-commerce mencapai US$ 8 miliar. Pada 2014, angkanya merangkak menjadi US$12 miliar. Dan pada 2020, volume e-commerce diprediksi dapat mencapai US$130 miliar.” — OJK

E-commerce (electronic commerce) yang dalam bahasa Indonesia disebut perdagangan elektronik adalah pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau jaringan komputer lainyaa. E-commerce melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Sumber: web.kominfo.go.id

Kegiatan e-commerce yang tidak dapat terpisahkan dengan transaksi non-tunai dalam transaksi-transaksinya mampu scale-up transaksi nontunai. Karena dengan tingginya kegiatan e-commerce di Indonesia, masyarakat pun akan terbiasa dan terbudaya terhadap less cash society. Apalagi dengan prospek bisnis e-commerce di Indonesia yang besar di masa depan, tentunya e-commerce akan merevolusi gaya hidup jual-beli kita di era digital ini.

Pertanyaan Untuk Revolusi Gaya Hidup

So, are you ready to be a part of Less Cash Society?

Bagaimana perkembangan inovasi LKD akan memberikan manfaat bagi masyarakat?

Apakah kamu siap dengan e-commerce?

Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang harus dijawab dan kita budayakan demi mewujudkan manfaat maksimal dari less cash society. Mari kita bahas satu per satu.

So, are you ready to be a part of Less Cash Society?

Semua bisa karena biasa.

Sumber; http://www.catatanfiqih.com/

Dalam mewujudkan less cash society, peran generasi muda sesungguhnya sangat penting. Karena generasi muda lah yang paling paham dengan gaya hidup digital. Jika, generasi muda telah terbiasa maka generasi muda bisa menjadi less cash society, hingga generasi selanjutnya pun akan dengan mudah mengikuti dan less cash society pun terwujud.
Sosialisasi juga diperlukan, maka BI pun juga telah mengadakan sosialisasi seperti seminar goes to campus.

Bagaimana perkembangan inovasi LKD akan memberikan manfaat bagi masyarakat?

Sumber: Slide GNNT BI

Inovasi-inovasi LKD yang ada tentunya dapat memberi manfaat dengan terus mampu menyentuh kegiatan-kegiatan ekonomi sehari-hari, sehingga kemudahan, efisiensi, dan keamanan yang merupakan manfaat utama mampu terwujud. Selain itu, dengan terintegrasinya LKD di kehidupan sehari-hari, maka budaya less cash society makin terbiasakan.

Apakah kamu siap dengan e-commerce?

“United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) pekan lalu merilis indeks B2C E-Commerce 2016 yang mengukur kesiapan 137 negara melayani bisnis perdagangan daring.

Indeks disusun berdasarkan 4 indikator yaitu penetrasi penggunaan internet, server aman tiap 1 juta penduduk, penetrasi kartu kredit, dan tingkat keandalan jasa pos.

Peringkat kesiapan e-commerce Indonesia turun dari posisi ke-88 pada laporan 2015 menjadi posisi ke-93 pada laporan yang dirilis tahun ini.

Faktor yang membuat kesiapan Indonesia atas bisnis e-commerce masih rendah adalah porsi pemegang kartu kredit yang masih 2% dari total populasi dan jumlah pengguna internet yang masih 17% dari total populasi.

Data UNCTAD juga menunjukkan konsumer belanja online di Indonesia baru mencapai 3,63 juta atau sekitar 9% dari pengguna internet dan sekitar 2% dari total populasi.” — Sumber:http://industri.bisnis.com/read/20160424/12/541153/kesiapan-e-commerce-indonesia-masih-rendah

Berdasarkan data di atas, maka kita tahu bahwa kesiapan Indonesia sendiri masih rendah. Dengan keterkaitan yang erat antara mewujudkan less cash society dan e-commerce, maka perlulah kita menyiapkan diri kita misal dengan meningkatkan belanja online hingga menjadi sebuah budaya yang umum di masyarakat.

So, are you ready to be a part of Less Cash Society?

Less Cash Society adalah revolusi gaya hidup, sebuah kultur ekonomi dibandingkan sistem.

Sebuah Revolusi Mental dibandingkan sistem.

Sumber: muslimdaily.net

Dari bahasan kita di atas maka dapat kita simpulkan bahwa perlulah adanya peran aktif dari kita generasi muda dalam mewujudkan less cash society. Karena less cash society memerlukan pembudayaan di masyarakat, dan peran tersebut berada di pundak kita generasi muda. Maka, perlulah adanya revolusi mental di antara generasi muda untuk membentuk budaya di alam pikir hingga mampu diterjemahkan di alam nyata.

http://eatsmartmovemoresc.org/

Maka, mari kawan generasi muda budayakan Less Cash Society!

Tulisan ini dalam rangka blog competition Smart Money Wave & Gerakan Nasional Non Tunai oleh Bank Indonesia. http://gnnt.netcj.co.id/

Sumber:

  1. Slide GNNT BI. http://www.slideshare.net/choiron1/sosialisasi-gnnt-dkomrev
  2. gnnt.netcj.co.id
  3. rhyantd.wordpress.com

--

--