Tertolak Bumi Manusia

tllvar
3 min readOct 4, 2019

--

Lam malam..

Story kali ini, sebisa mungkin menggambarkan apa itu manusia. Kalau nanti tidak sesuai dengan harapnya, aku berharap kalian harap cemas yah! Dikarenakan, manusiaku pergi entah kemana. Oke pertama-tama para pembaca setia mediumku, selamat berjumpa kembali setelah beberapa lama tidak sempat mempublish dunia yang sempit ini. Akhirnya aku putuskan kembali menemui manusia itu sendiri.

Apa itu manusia?

Semua literatur yang ada pastilah membahas manusia, mulai dari manusia yg tahunya menikmati hidup dengan fashion yg berbeda-beda. Tergantung selera TV membawa kemana manusia itu pergi. Perlukah aku membahas manusia sesuai dengan tafsir yang telah ada, bahwa manusia punya potensi sejak lahir dan membedakan dengan hewan dan bla blaa. Itu memang perlu kita pahami, agar tidak cepat baperan. Dipanggil sayang, blgnya gatel, dikasih emot cium dikatain kurang ajar. Lantas, manusia harus apa? Kamu mau manusia yang tahunya marah-marah, posesif, protektif dan sejenisnya. Tapi biar itu menjadi perbincangan dikelas-kelas kajian saja, sebab story ini hanyalah tempat daur ular pikiran manusia. Mungkin itulah seninya bercerita dengan diri. Bukan menggurui yahh, tapi itulah manusia. Masing-masing memiliki harapannya.

Manusia itu pasti punya harapan, yang menjadi pembeda dari tiap-tiap yang ada. Hanya saja, kadang-kadang harapan itu dianggap sekadar pemenuh dari banyaknya harapan semata. Ia tidak pernah teranggap, kalausaja itu bukan bagian dari kebutuhan itu sendiri. Hemmm, sebetulnya manusia ini mau kemana? Tulisan ini juga arahnya kemana? Besok manusia mau kemana dan berbuat apa? Bisajadi besok sudah ada banyak plan yg kita rencanakan, ada yang menghabiskan waktu bersama keluarga, berjalan-jalan dengan kucingnya atau anjingnya, atau bertemu dengan joker di CGV. Itu adalah bbrapa plan yang kadang, tanpa kita sadari sudah menjadi bagian dari rutinitas pikiran tiap harinya. Selalu punya harapan berencana, tapi terkadang tidak terencana. Inikah pertemuan, bukan inginku mengenalmu lebih jauh, tapi bumi berdzikir kepadaNya yang menghidupkan agar kita bisa bersama berpijak pada bumi ini. Membangun peradaban rumah tangga yang menjadi rencanaku besok.

Namun sayang bumi masih menolaknya, atau lebih dekatnya tertolaklah hehee jangan baper lagi, tertolak disini bukan tertolak sama kamu, tapi ibarat daun yang jatuh tidak pernah membenci angin yang membawanya kemanasaja ia pergi, tetapi dengan ikhlasnya melemahkan diri kepada kehendak alam demi harapan bertemu padaNya. Para sufi memperoleh pengetahuannya dengan berbagai sumber, salah satu sumber adalah dengan terus berhikmah atas setiap yang terjadi. Semoga saja, kita manusia mengerti dari penolakan itu. Kadang-kadang aku sendiri sebagai manusia lupa dengan maksudku hadir di bumi ini, apakah aku diterima berpijak atau justru aku tertolak untuk menemuimu.

Jadi, manusia itu apa?

Bertafsir yang banyaklah soal manusia, karena dengan itu menambah bahan untuk mekar di hati manusia. Makanya aku bilang lewat tertolak ini, I Love You buat manusia yang membacanya sambil berharap pada manusia yang berharap.

Jangan ragu dengan bumi dan manusia. Perbedaan antara golongan sudah ada sejak lampau, menjadikan narasi-narasi pengetahuan kita akan manusia semakin utuh. Jika ada manusia yang memilih jalan kiri dan kanan, adalah hal yang wajar-wajar saja. Bumi tidak diam, sebagaimana yang kau lihat, mengukur kebenaran dengam teori adalah rentetan dari berbagai peristiwa sejarah yang merugikan beberapa manusia. Tetapi, hasil dari kebenaran selalu tersingkap dengan jelas didepan mata kalau aku serius dengan kamuu wkwkwk janganki serius sekali membaca, bukan tempatnya mencari kebenaran disini, ini hanyalah perspektif satu manusia dari banyaknya manusia.

--

--