49

hellomerkurius
3 min readJun 2, 2023

--

Hari minggu ini, seperti yang sudah dibilang oleh Kaishana pada saat dirinya dan Gesa dimobil kemarin bahwa dirinya hari ini akan main dirumah Gesa. Sebenarnya tidak sepenuhnya bermain dirumah, Kaishana hanya ingin meminta izin kepada kedua orang tua Gesa untuk mengajak anak bungsunya itu ke pantai.

Pukul 14.20 Kaishana sudah ada dirumah Gesa. Bahkan sekarang dirinya tengah duduk diruang tamu bersama dengan kedua orang tuanya Gesa.

“Walaupun kami jarang berbicara dirumah bersama Gesa, tapi kami tau kamu kok. Gesa tuh suka ceritain kamu ke Tante sama Om. Entah itu lewat chat atau telpon” Ujar Bunda Gesa.

Kaishana tersenyum. Ia tidak menyangka bahwa Gesa suka menceritakan dirinya kepada orang tuanya.

“Gesa ceritain apa aja kalo boleh Kai tau?”

“Banyak. Setiap dia abis jalan sama kamu. Kami juga selalu tanya ke Gesa misal hari ini telat atau nggak ke sekolah. Dan ternyata beberapa minggu belakangan ini Gesa nggak pernah telat lagi dan itu karena kamu, kan?”

“Hmm nggak juga kok, Tan. Kai cuma bantu ingetin Gesa buat ngga kunci pintu kamar biar Mbak bisa bangunin Gesa langsung” Balas Kaishana tetap merendah.

“Sekecil itu berdampaknya besar, Nak. Pokoknya, Tante sama Om terima kasih ya. Nilai-nilai Gesa juga ada perubahan” Kali ini Ayah Gesa yang membuka suaranya.

“Syukurlah kalo begitu, Om”

“Nak, kamu suka ya sama Gesa?” Tanya Bunda Gesa.

Kaishana langsung memasang wajah gugup. Ia reflek menggaruk tengkuk lehernya yang sama sekali tidak gatal itu.

“Suk — Iya Kai suka, Tan” Jawabnya.

“Udah pernah bilang ke Gesa?”

Kaishana tentu menggelengg, “Belum. Tapi rencana nya Kai mau bilang hari ini. Kai juga mau minta izin sama Om sama Tante”

“Minta izin ke bawa Gesa ke pantai?”

Kaishana mengangguk, “Itu salah satunya, Tan”

“Lalu, mau izin apa lagi?”

“Minta izin buat Gesa jadi pacarnya Kai” Jawabnya langsung tertunduk.

Kedua orang tua Gesa tertawa, “Kami izinin, Nak. Asal jangan buat nangis Gesa ya? Gesa pernah kehilangan seseorang soalnya”

Kaishana mendongak. Alisnya sedikit bertaut. Sorot matanya kini penuh dengan kebingungan, “Kehilangan? Maaf kalo Kai lancang, tapi siapa seseorang itu?”

“Gesa tidak pernah cerita?”

Kaishana menggeleng.

“Gesa pernah pacaran waktu SMP sama temen kecilnya. Namanya Atar. Mereka nggak bersama lagi sampe sekarang karena Atar lebih dulu dipanggil sama Tuhan. Atar kecelakaan. Atar itu sama kayak kamu. Dia pinter. Baik juga. Gesa juga pernah bilang” Bunda Gesa menceritakan.

Kaishana hanya bisa mengangguk, “Gitu ya, Tan?”

“Tapi kamu tenang aja, Kai. Gesa udah berhasil ikhlas karena kehadiran kamu kok. Gesa lagi yang bilang sendiri”’ Kali ini Ayahnya menimpali.

Lagi-lagi bibir Kaishana menerbitkan senyuman dibibirnya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa sebegitu seringnya Gesa menceritakan tentang dirinya kepada kedua orang tuanya ini.

“Kami percaya sama kamu, Nak. Jagain Gesa ya? Kami percaya Gesa bisa jadi lebih baik kalo sama kamu” Ucap sang Ayah.

“Tapi kayaknya suatu saat nanti Kai bakal ngecewain kalian”

“Kenapa?”

“Kai mau kuliah di luar negeri. Dan itu berarti, Kai harus ninggalin Gesa disini. Itu artinya juga, Kai nggak bisa selalu jagain Gesa”

Sang Bunda tersenyum, “Impian kamu bagus. Tante sama Om nggak pernah masalah. Ini biar jadi urusan kamu sama Gesa aja ya”

Kaishana mengangguk mengerti.

“Kalian lagi ngomongin apa sih? Kok kayak serius banget pembahasannya deh” Itu suara Gesa yang sedang menuruni anak tangga.

“Ngg — Nggak ada. Udah selesai?”

“Udah, Kak” Jawabnya.

“Yaudah, Om, Tante, kita berangkat ya”

“Hati-hati ya”

“Iya siap, Om”

— hellomerkurius ; Gesa dan Kesalahannya.

--

--

hellomerkurius

halo! ini akun mediumwrite dari akun planet yang paling dekat dari matahari. semoga suka dengan tulisan-tulisan ini. salam kenal, dan.. selamat membaca~