Mengevaluasi Project Crypto Baru Seperti Mengevaluasi Startup

Himawan Nugroho
11 min readFeb 11, 2022

--

Akhir-akhir ini banyak berita yang membahas peluncuran koin/token cryptocurrency buatan orang Indonesia. Saya biasanya selalu mendukung inisiatif dan hasil karya dari dalam negri. Namun market cryptocurrency sampai hari ini belum diregulasi, masih sangat terdesentralisasi, sehingga jika ingin menjadi investor kita harus bisa membedakan mana koin/token yang memang inovasi dan mana yang hanya merupakan “pump and dump”. Pump and dump artinya founder atau developer meluncurkan koin/token baru hanya untuk mengambil uang investor demi keuntungan pribadi dengan cara membuat promosi dan hype di berbagai sosial media untuk menaikkan harga kemudian menjual semua token miliknya ketika harga sudah tinggi, setelah itu pergi meninggalkan investor yang rugi karena harga tokennya sudah jatuh dan tidak bisa naik lagi apalagi setelah hype nya berakhir.

Banyak cryptocurrency yang sebenarnya merupakan open-source project (proyek dengan kode software yang dibuka untuk umum), dan seperti halnya suatu proyek maka akan ada team founder/developer, ada goal yang ingin dicapai, ada user yang menggunakan dan seterusnya. Saya bahkan sering membandingkan proyek crypto baru sebagai perusahaan startup, dan di tulisan ini akan menggunakan framework yang sama seperti sedang mengevaluasi startup baru ketika melihat suatu proyek cryptocurrency.

Disclaimer

Saya bukan financial advisor. Tulisan ini bukan advice financial atau cara untuk melakukan investasi. Saya hanya membagikan pengalaman berkecimpung di dunia startup dan juga sebagai investor di crypto dan NFT beberapa tahun terakhir. Koin-koin yang saya sebutkan di sini hanya contoh, bukan menjadi ajakan untuk membeli.

Why Bitcoin is excluded

Bitcoin tidak bisa dievaluasi dengan cara yang sama seperti tulisan ini. Bitcoin adalah aset investasi yang sudah diakui oleh institusi besar sampai negara, dan satu-satunya koin yang benar-benar terdesentralisasi. Walau ada pencetus ide menggunakan nama Satoshi Nakamoto, tapi sampai sekarang kita tidak tahu siapakah orang atau group ini yang sudah tidak pernah muncul lagi. Developer Bitcoin pun tidak memiliki kekuasaan untuk seenaknya mengubah fitur atau kebijakan moneter. Setiap perubahan harus disetujui oleh setiap node atau miner yang berpartisipasi di jaringan blockchain dengan mekanisme voting, contohnya ketika memperkenalkan Taproot tahun lalu yang harus disetujui 90% miners. Bahkan Ethereum yang merupakan koin crypto terbesar setelah Bitcoin pun masih memiliki Vitalik sang founder dan team developer yang berkuasa, contohnya ketika ingin melakukan perubahan dengan EIP-1559 tahun lalu walau ditentang oleh mayoritas miners namun team developer masih bisa memaksakan perubahan.

Referensi:

https://www.coindesk.com/tech/2021/06/12/locked-in-bitcoins-taproot-upgrade-gets-its-90-mandate/

https://www.theblockcrypto.com/amp/post/96316/ethereum-mining-pools-divided-eip1559

Berikut adalah cara saya mengevaluasi suatu proyek crypto seperti mengevaluasi startup:

1. Team

Siapa saja founder dan anggota teamnya? Apa background mereka? Mengapa mereka memulai proyek ini? Apakah mereka memiliki skill yang dibutuhkan untuk mengeksekusi?

Sebagai contoh pendiri Cardano adalah Charles Hoskinson seorang ahli matematik dan entrepreneur, yang juga merupakan salah satu pendiri Ethereum. Walaupun terbuka untuk semua developer yang tertarik, Charles juga memiliki perusahaan yang bernama IOHK yang memiliki team engineering yang cukup besar untuk mengembangkan teknologi Cardano. Atau Polkadot itu didirikan oleh Gavin Wood, yang merupakan pendiri dan bekas CTO Ethereum, bersama-sama beberapa computer scientist lain yang memiliki background yang kuat di Blockchain, Rust, dan Web3 Foundation. Baik Charles dan Gavin membuat proyek baru karena ingin membuat versi Ethereum yang lebih bagus.

Jadi kalo ada artis atau influencer sosial media atau politisi atau tokoh keagamaan di Indonesia misalnya, yang tiba-tiba meluncurkan token crypto baru, kita seharusnya mempertanyakan niat dan juga kompetensi orang tersebut.

2. Problem to Solve

Masalah apa yang mau dipecahkan oleh proyek baru ini? Apakah masalahnya memang dibutuhkan? Apakah memang masalah yang worth solving?

Misalnya Vitalik mencoba memprogram Bitcoin dan tidak berhasil sehingga mengajak orang-orang untuk membuat Ethereum yang bisa di program untuk membuat smart contract. Atau bisa jadi masalahnya mencoba memecahkan “Blockchain trilemma” di mana kita harus memilih 2 dari 3: scalability/speed, decentralization, dan security. Bitcoin memilih security dan desentralisasi sehingga kecepatan transaksi per detik sangat kecil. Ethereum di versi yang sekarang pun hanya bisa memproses kurang dari 30 transaksi per detik. Banyak proyek crypto seperti Solana dan Avax yang sedang berusaha mencapai kecepatan transaksi yang tinggi, tanpa mengorbankan desentralisasi dan security. Atau bisa juga seperti Terra Luna yang mencoba membuat stable coin (koin crypto yang dibackup oleh aset lain misalnya USDC dibackup oleh USD) secara otomatis menggunakan program. Atau bisa seperti Polygon (Matic) yang menjadi layer 2 dari Ethereum dengan cara membuat sidechain untuk membantu membuat transaksi per detik menjadi lebih banyak.

Atau bisa juga masalahnya ada di level aplikasi (decentralized apps) misalnya mencoba membuat Decentralized Finance (DeFi) atau Decentralized Exchange (DEX) baru, atau marketplace NFT baru, atau membuat Metaverse atau game di blockchain dan lain-lain. Ada banyak problem dan opportunity yang bisa dipecahkan oleh proyek crypto baru, dan kita harus memastikan bahwa problem yang ingin diselesaikan memang worth solving.

3. Market/Opportunity

Jika proyek baru crypto ini ingin membuat Ethereum yang lebih baik misalnya, maka kita bisa melihat marketcap (jumlah koin yang beredar dikalikan harga saat ini) dari Ethereum dan juga platform-platform Smart Contract lainnya untuk menilai besarnya opportunity. Di website CoinGecko atau CoinMarketCap kita bisa melihat koin-koin apa saja yang masuk kategori Smart Contract dengan marketcap masing-masing. Ethereum sebagai platform smart contract terbesar memiliki marketcap hampir 400 miliar dollar. Sedangkan Fantom sebagai pendatang baru marketcap nya 5 miliar dollar. Dari sini kita bisa melihat jika proyek baru ini bisa bersaing dengan Fantom saja, maka besar marketcap nya bisa mencapai 5 miliar dollar. Atau bisa juga target opportunity nya adalah mencapai 20% dari marketcap Ethereum sebesar 80 miliar dollar, yang berarti harus bersaing dengan Binance.

https://www.coingecko.com/en/categories/smart-contract-platform

Atau jika proyek crypto ini ingin membuat platform Metaverse atau game blockchain yang baru, kita juga bisa melihat besar marketcap platform Metaverse/game lain seperti Decentraland, Sandbox dan Axie Infinity yang sudah mencapai di atas 4 miliar dollar misalnya. Melihat besar marketcap platform yang sudah ada memberikan kita informasi seberapa besar opportunity hari ini dan menentukan target yang bisa dicapai oleh proyek crypto baru ini.

https://coinmarketcap.com/view/metaverse/

4. Solution

Setelah memahami problem yang mau diselesaikan dan juga opportunity yang ada, apa solusi yang ditawarkan? Misalnya Ethereum versi baru, yang sebelumnya disebut Ethereum 2.0, akan mengatasi masalah kecepatan transaksi yang kecil dengan cara menggantikan mekanisme konsensus dari Proof-of-Work (seperti Bitcoin) menjadi Proof-of-Stake dan Sharding atau mendistribusikan data ke berbagai mesin. Namun sampai sekarang upgrade ke Ethereum ini belum selesai, sedangkan Harmony One yang didirikan oleh Stephen Tse ternyata sudah menggunakan Sharding dan mampu memproses lebih dari 2000 transaksi per detik. Atau bisa juga solusi untuk membuat skala Ethereum menjadi lebih tinggi adalah dengan membuat layer 2 seperti yang dilakukan oleh Polygon, Arbitrum, Immutable X dan yang lainnya.

Jika ingin membuat platform Metaverse misalnya, solusi apa yang ditawarkan? Apakah membuat virtual world seperti Sandbox, Decentraland dan lain-lain? Atau membuat 3D game blockchain yang bisa dimainkan dengan menggunakan gadget Virtual Reality? Atau mungkin game 2D biasa tapi menawarkan in-game economy sehingga menjadi Play-to-Earn seperti Axie Infinity dan Thetan Arena?

5. Unique Value

Apa value unik yang ditawarkan oleh proyek crypto baru ini? Jika membuat platform smart contract baru, apa yang ditawarkan yang lebih baik dari Ethereum, Solana, Cardano, Polkadot, Avax, Fantom dan yang lain? Jika membuat platform Metaverse atau game blockchain baru, apa yang ditawarkan dibandingkan platform yang sudah besar seperti Gala Games?

Value unik bisa ditawarkan dari teknologi baru, atau founding team yang solid dengan background yang sangat mendukung, atau bisa dari inovasi di tokenomics (akan dijelaskan di poin berikutnya) dan lain-lain yang membuat proyek crypto baru ini memiliki kesempatan untuk bersaing dengan yang sudah ada.

6. Product

Jika proyek baru ini membuat platform smart contract dengan menggunakan blockchain baru, maka kita bisa melihat apakah mereka setidaknya sudah memiliki test net untuk menguji teknologi baru yang ditawarkan. Jika membuat aplikasi Decentralized Finance baru yang jalan di jaringan blockchain yang sudah ada, walau tidak perlu membuat blockchain baru tapi setidaknya sudah ada demo aplikasi yang jalan untuk dicoba. Jika membuat game blockchain baru, setidaknya sudah ada demo untuk menunjukkan bagaimana kualitas grafik dari game dan ilustrasi cara memainkan gamenya.

Yang banyak orang tidak tahu, sangat mudah untuk meluncurkan token crypto baru di jaringan blockchain yang sudah ada seperti di Ethereum atau Binance Smart Chain. Jadi jika ada orang yang berkata akan membuat inovasi ini dan itu tapi hanya meluncurkan token crypto baru, tanpa setidaknya menunjukkan demo produk seperti contoh yang disebutkan sebelumnya, maka sebenarnya belum ada inovasi sama sekali yang dilakukan.

Video menghibur dari Biaheza ini menunjukkan cara untuk membuat token crypto baru di Binance Smart Chain dalam hitungan menit karena bisa meng copy kode software token yang lain, sampai kemudian membuat bisa dijual di Pancake Swap, dan juga memberi contoh bagaimana promosi di sosial media pun bisa dibeli untuk membangun hype dari suatu token baru

7. Adoption/Traction

Adopsi dan traksi bisa dibagi dalam beberapa hal:

Developer — karena crypto adalah proyek open source maka kita bisa melihat apakah suatu proyek bisa menarik adopsi dari para developer untuk bergabung membangun ekosistem. Data dari laporan Eletric Capital menunjukkan bahwa jumlah terbanyak developer aktif masih berada di Ethereum, walau Solana, Terra, Near dan Fantom menunjukkan kenaikan jumlah developer tertinggi dalam satu tahun terakhir.

https://medium.com/electric-capital/electric-capital-developer-report-2021-f37874efea6d

Banyaknya developer di suatu proyek akan membantu membangun ekosistem. Misalnya di Solana, para developer itu membangun banyak aplikasi dari Wallet, DeFi, Tools sampai ke NFT/blockchain game.

https://coin98insights.com/solana-ecosystem

Total Value Locked (TVL) — jika aplikasi yang dibangun adalah DeFi yang berjalan di atas blockchain smart contract seperti Ethereum, Solana, Avax dan lain-lain, maka orang-orang yang memiliki koin bisa melakukan staking atau semacam ‘deposito’ dari coin mereka di jaringan. Selain untuk membantu menyediakan likuiditas dari aktivitas finance di aplikasi, men staking koin juga berarti menunjukkan dukungan dan kepercayaan dari investor atau pemilik koin ke proyek tersebut. Website seperti Defi llama bisa menunjukkan jumlah total koin yang di stake setelah di konversi ke USD, disebut Total Value Locked, dan kita bisa melihat sampai hari ini Ethereum beserta ekosistem nya memiliki TVL tertinggi.

https://defillama.com/chains

Users — jika aplikasi berupa game atau marketplace, maka kita bisa melihat berapa jumlah user yang menggunakannya. Contohnya game Thetan Arena mengklaim sudah memiliki jumlah player lebih dari 20 juta orang. Game Axie Infinity menunjukkan lebih dari 2 juta player yang aktif bermain setiap bulan.

Referensi: https://activeplayer.io/axie-infinity/

Adopsi dari developer, TVL dan user ini bisa digunakan sebagai indikasi apakah suatu proyek/produk diterima oleh market.

8. Fundraising

Sama seperti startup, banyak proyek crypto yang melakukan fundraising untuk mendapatkan dana dari investor professional seperti Venture Capitalist (VC) yang bisa digunakan untuk membangun atau mengembangkan produk mereka. Berbeda dengan startup yang menjual kepemilikan saham mereka ke investor, proyek crypto bisa mendapatkan dana dengan cara melakukan private sales dari token mereka untuk dijual ke investor besar dan VC. Biasanya harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibandingkan ketika nanti koin tersebut dijual untuk umum di exchange. Sebagai contoh tahun lalu Solana mendapatkan tambahan dana lebih dari 300 juta dollar dengan menjual token secara private ke group investor yang dipimpin oleh Andreessen Horowitz’s A16z. Polygon baru-baru ini mendapatkan tambahan dana sebesar 450 juta dollar dengan menjual token Matic secara private ke group investor berisi Sequoia dan SoftBank.

Masuknya investor-investor besar ke suatu proyek crypto merupakan indikasi tingkat kepercayaan yang tinggi dari para investor ke proyek tersebut. Dan tentunya dana yang didapatkan dari fundraising bisa membantu suatu proyek untuk membangun produk dan ekosistem mereka.

Referensi:

https://finance.yahoo.com/news/solana-labs-raises-314m-andreessen-183323677.html

9. Tokenomics

Dua poin terakhir tidak ada di startup biasa. Tokenomics atau Token Economics menunjukkan bagaimana distribusi suatu token, bagaimana mekanisme penambahan token dari waktu ke waktu, apakah ada mekanisme untuk mengurangi jumlah token yang beredar di pasaran dan lain-lain. Untuk memahami tokenomics, kita harus membedakan antara Bitcoin yang menggunakan “fair launch” dengan kebanyakan proyek crypto yang menggunakan “pre launch” atau “pre mine”.

Untuk mendapatkan koin Bitcoin baru, maka kita harus berpartisipasi di jaringan blockchain dengan menggunakan komputer untuk memecahkan masalah matematik. Jika berhasil memecahkan masalah matematik duluan maka kita akan mendapatkan reward berupa koin Bitcoin baru yang diproduksi atau bisa disebut dari hasil mining. Bitcoin adalah fair launch yang berarti dari koin pertama pun harus didapatkan dengan cara mining.

Kebanyakan koin atau token crypto lain hari ini adalah pre launch. Yang artinya, walau untuk mendapatkan koin baru masih tetap dari hasil mining (walau tidak memecahkan masalah matematik seperti Bitcoin), tapi sebelum diluncurkan team founder bisa membuat koin terlebih dahulu yang dialokasikan untuk team mereka sendiri dan juga untuk investor (untuk melakukan fundraising seperti dibahas di poin sebelumnya). Biasanya token yang dibuat sebelum launching ini memiliki waktu vesting atau waktu menunggu selama beberapa lama sebelum bisa dijual. Mengetahui waktu vesting dari koin yang pre-launch seperti ini penting, karena biasanya begitu waktu menunggu berakhir investor akan langsung menjual koin-koin tersebut dan membuat harga menjadi turun. Apalagi jika jumlah yang dialokasikan buat team dan private investor cukup besar dibandingkan dengan jumlah koin yang tersedia untuk umum.

Gambar dari Messari ini menunjukkan contoh alokasi dari koin untuk beberapa proyek crypto.

Sumber: Messari

10. Blockchain Metrics

Karena blockchain merupakan open ledger atau pembukuan terbuka yang mencatat semua transaksi, maka kita bisa melihat siapa saja yang memiliki jumlah koin atau token terbanyak dari suatu proyek crypto. Tentunya di blokchain kita hanya bisa melihat wallet yang berisikan koin/token dan tidak bisa tahu persis siapa orang yang memiliki wallet tersebut. Tapi distribusi yang cukup merata sehingga tidak ada satu atau sedikit wallet yang memiliki koin sangat banyak ini merupakan indikasi kalo distribusi koinnya bagus dan kemungkinan sekelompok kecil orang untuk memainkan harga dengan cara menjual banyak koin secara bersamaan menjadi kecil.

Untuk Bitcoin misalnya ada 4 wallet yang memiliki jumlah yang sangat banyak. Namun selain wallet yang diyakini dimiliki Satoshi yang tidak pernah ada transaksi sampai sekarang, wallet-wallet lain dimiliki oleh exchange besar seperti Binance. Di Ethereum, wallet berisi koin paling banyak adalah wallet yang digunakan untuk staking mendukung upgrade Ethereum ke versi baru (sebelumnya disebut Ethereum 2.0) dan juga wallet exchange seperti Kraken, Binance dan proyek DeFi.

Jika kita menggunakan tool seperti blockchain explorer dan melihat suatu proyek crypto ada beberapa wallet yang memiliki banyak sekali koin atau token, maka kita harus berhati-hati karena pemilik wallet tersebut jika individu atau group bisa saja sewaktu-waktu melepas banyak koin mereka ke market untuk mengambil keuntungan atau memainkan harga.

Referensi:

https://bitinfocharts.com/top-100-richest-bitcoin-addresses.html

https://www.coincarp.com/currencies/ethereum/richlist/

Seperti disebutkan di awal, market cryptocurrency sampai hari ini belum diregulasi dan sangat terdesentralisasi, tidak ada satu pihak tersentral yang bisa mengatur dan semuanya benar-benar diserahkan ke mekanisme jual beli di pasar. Dan setiap hari ada banyak orang yang meluncurkan koin dan token crypto baru dengan tujuan hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Oleh karena itu sebagai investor kita harus mengetahui cara untuk menilai dan mengevaluasi apakah suatu proyek crypto baru itu benar-benar ingin melakukan inovasi baru atau hanya sekedar pump and dump.

Semoga bermanfaat.

--

--

Himawan Nugroho

Build great teams and products at Google and my own companies. Write about work in tech, product development, engineering, startups, and other life experiences