Cabang Pemikiran Kapitalisme

Hipotesa Media
Hipotesa Media
Published in
5 min readNov 16, 2018

Kapitalisme adalah sistem di mana individu mempunyai hak kepemilikkan terhadap barang, properti dan faktor-faktor produksi dan bebas mentransaksikannya bebas pula menggunakannya untuk memproduksi barang apa pun dalam jumlah seberapa banyak pun untuk memenuhi keinginan pribadinya atau self-interest. Terlebih lagi kekuasaan pemerintah dibatasi agar tidak menganggu kebebasan individu.

Namun apakah Kapitalisme sesederhana itu? Faktanya banyak individu yang melabel dirinya kapitalis. Tetapi saling berseteru dengan kapitalis lainnya. Bahkan, contoh yang paling dasar adalah pertanyaan: “Seberapa banyak intervensi pemerintah dalam kebijakan ekonomi yang dapat dilakukan?”

Perseteruan para kapitalis

Untuk menjawab pertanyaan sebelumnya, ada tiga (3) pemikiran Kapitalisme utama yang memiliki perbedaan pendapat. Pertama, paham Kapitalisme yang terinspirasi oleh Austrian School of Economics. Paham ini diajukan oleh tiga orang Austria, yakni Carl Menger, Friedrich von Wieser dan Eugen Böhm von Bawerk.

Dasar pemikiran Austria adalah pemahaman bahwa manusia memiliki keinginan dan harapan akan konsekuensi pilihan yang diambil.

Rumus yang diutarakan adalah setiap individu di dunia ini memiliki keinginan dan tujuannya masing-masing dan setiap individu memiliki harapan-harapan. Apa yang akan didapatkan dengan memenuhi keinginan tersebut pada akhirnya akan menghasilkan sikap manusia yang berbeda-beda pada waktu tertentu.

Paham Austria ini menyatakan bahwa tidak ada batas pada jumlah, karena masing-masing dengan pilihannya yang subyektif.Sebagai contoh mie instan. Ada yang menyukai mie instan rasa ayam bawang yang merupakan mie berkuah dan ada yang menyukai mie instan yang tidak berkuah. Ini dikarenakan subyektivitas masingmasing para konsumen.

Paham Austria juga meyakini bahwa harga sebuah barang adalah hal yang subyektif dan saling bergantung satu dengan yang lain.

Subyektif diartikan sebagai harga sebuah barang seperti barang konsumsi seperti roti minuman, pakaian ditentukan oleh keinginan subyektif individu dan kemampuan ekonominya.

Saling bergantung diartikan sebagai harga barang-barang tertentu ditentukan oleh harga barang lainnya.

Misalkan harga sebuah roti ditentukan oleh harga tepung yang digunakan oleh roti tersebut dan harga tepung ditentukan oleh harga gandum. Begitu juga dengan barang yang merupakan barang modal. Seperti mesin jahit, oven, dan sejenisnya nilainya ditentukan oleh kemampuannya memproduksi.

Ini yang menghasilkan pemahaman bahwa institusi-institusi tertentu dan interaksi yang kompleks terbentuk dikarenakan pilihan-pilihan yang subyektif. Sistem perekonomian, uang, etika, hukum, dan, bahkan, bahasa pun dihasilkan oleh interaksi tersebut. Contohnya uang seratus dolar yang kita gunakan ternyata hanya membutuhkan biaya produksi sebesar 12 sen. Tetapi nilai uang tersebut tetaplah 100 dolar.

Austrian School of Economics yang menyatakan bahwa ekonomi ditentukan oleh pilihan subyektif yang berbeda-beda oleh jutaan manusia dan di mana pilihan-pilihan tersebut akan berubah pula seiring waktunya berjalan. Ini yang menegaskan mengapa setiap manusia harus memiliki kebeasan untuk memproduksi barang dan jasa untuk memenuhinya.

Setiap individu bebas pula untuk menentukan harga sesuai dengan keinginan pasar. Dan bila seseorang ingin bebas memproduksi barang dan jasa secara efisien, maka perlindungan hak-hak kepemilikkan modal dan properti harus dijaga. Oleh karena itu, pemahaman ini menekankan bahwa pengelolaan ekonomi oleh pemerintah tidak akan pernah menjadi sistem ekonomi yang efektif dikarenakan pemerintah tidak akan pernah mampu mempelajari semua keinginan subyektif manusia.

Selain Austrian School of Economics ada pemikiran Kapitalisme yang tidak kalah penting, yakni Keynesian yang dicetuskan oleh John Maynard Keynes dari tahun 1929 sampai dengan 1939.

Pemikiran ini tercetus berkat kekhawatiran Keynes terhadap persepsi masyarakat yang menilai kegagalan Kapitalisme yang mengakibatkan krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat. Pasar saham jatuh, penurunan daya beli investasi yang berkurang, pengangguran yang merajalela terutama pada tahun 1933 di mana terdapat 15 juta pengangguran di Amerika Serikat petani mengalami gagal panen dan jumlah orang yang tidak memiliki rumah melonjak.

Selain itu, dampak perang dunia 1 dan besarnya kemiskinan dan pengangguran di Eropa. Hal-hal ini yang menyebabkan Keynes khawatir masyarakat akan terdorong untuk memilih tipe ekonomi yang otoriter seperti Komunisme dan Fasisme untuk mendapatkan perekonomian yang lebih baik meski harus mengorbankan kebebasan individu. Keynes percaya bahwa nilai-nilai Kapitalisme, yakni kebebasan, individualisme dan efisiensi ekonomi tetap harus dipertahankan.

Tetapi pasar dan perekonomian harus diatur demi membawa kesejahteraan masyarakat. Di dalam bukunya yang berjudul ‘The General Theory of Employment, Interest and Money’ dia menyarakan pemerintah untuk menerapkan kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah juga harus berinvestasi di sektor publik untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Keynes juga mengajukan pajak progresif peningkatan infrastruktur dan pengontrolan suku bunga. Ini yang menyebabkan Keynes berada di posisi unik pada spektrum politik Kaum kiri menilai Keynes sebagai Kapitalis dan orang kanan menilai Keynes sebagai Sosialis. Terakhir adalah Kapitalisme Ekstrim. Kapitalisme Ekstrim diterapkan oleh Nazi (di) Jerman dan Fasis (di) Italia.

Dalam sistem Kapitalisme Ekstrim para elit, perwira militer dan pengusaha kaya diberikan kebebasan yang luar biasa dengan jaminan mereka akan mendukung pemerintah dalam berbagai hal. Negara akan menentukan jalannya perekonomian dengan bekerja sama dengan kaum elit. Sedangkan, kaum buruh dan pekerja ditindas habis-habisan atas dasar persatuan. Beberapa usaha yang seharusnya menjadi kepentingan public diberikan kepada sektor swasta atau private dengan pengawasan negara. Oleh karena itu, meski nama partai Nazi adalah partai Nasionalis-Sosialis prinsip-prinsip yang diterapkan adalah Kapitalisme Ekstrim.

Versi video artikel ini dapat ditonton di channel Hipotesa yang berjudul “Cabang-cabang Pemikiran dalam Kapitalisme

Team

--

--

Hipotesa Media
Hipotesa Media

Hipotesa is a media startup that gives education about politics, economy and generally speaking about what happens in the social world to general public.