Pojok Baca untuk Budaya Baca

Franklyn Saragih
3 min readApr 29, 2019

--

Pojok Baca di sekolah Binaan Tanoto Foundation

Kita harus mengakui bahwa budaya literasi di Indonesia masih belum dianggap sebagai sesuatu hal yang cukup mampu menyita perhatian khalayak ramai. Kita harus mengakui bahwa memang minat baca bangsa masih sangat mengkhawatirkan. Tidak jarang, kita hanya membagikan sebuah berita hanya dengan membaca sekilas headline ataupun judulnya. Hal ini kerap terjadi karena budaya baca tidak menjadi bagian budaya yang dilakukan rumah, sekolah, dan masyarakat. Anak-anak usia dini sudah jarang mendengar dongeng sebelum tidur dari orangtua di rumah. Perpustakan umum mulai kehilangan pamornya dan sepi pengunjung. Buku-buku perpustakaan sekolah mulai apek dan diselimuti debu akibat siswa enggan untuk mampir dan membaca.

Ada seribu alasan mengapa budaya membaca tidak dilakukan sebagai kegiatan keharusan, salah satunya adalah suasana perpustakaan yang membosankan. Perpustakaannya yang kurang menarik bisa jadi menjadi alasan pengunjung tidak betah untuk menghabiskan waktu. Perpustakaan sekolah bisa menjadi contoh yang paling sederhana, masyarakat sekolah enggan untuk berkunjung karena jumlah buku yang menarik sangat sedikit atau suasana perpustakan yang membosankan. Kita mengetahui bersama bahwa generasi milenial sekarang memang membutukan sesuatu hal yang eye-catching untuk menarik perhatianya. Maka dari itu, Tanoto Foundation memfasilitasi sekolah untuk membuat pojok baca di sekolah.

Perpustakaan sekolah merupakan surga untuk memupuk budaya baca bagi para generasi milenial. Sayangnya, perhatian terhadap perpustakaan layak baca untuk siswa tidak mendapat bagian yang besar. Sebenarnya, sebuah pojok baca yang nyaman dan menarik untuk dijadikan tempat umembaca cukup mampu membangkitkan gairah untuk membaca. Pojok baca bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan budaya baca bagi para siswa. Di Sekolah, pojok baca yang bagus memampukan para siswa untuk merasa nyaman dan aman untuk membaca. Inilah yang menjadi fokus Tanoto Foundation. Tanoto Foundation memfasilitasi kepala sekolah, guru, karyawan, serta para siswa untuk membuat pojok bacanya sendiri. Kehadiran program pojok baca yang sedang digalakkan oleh Tanoto Foundation mendorong para siswa untuk lebih bergairah dalam membaca.

Guru dan peserta didik berperan aktif dalam pembuatan pojok baca untuk ruang kelasnya

Keberadaan pojok baca yang sangat menarik dan kreatif mendorong para siswa untuk membaca pada jam kosong dan istirahat. Kreasi pojok baca yang sedang digalakkan Tanoto Foundation bersama berbagai sekolah sangat efektif untuk meningkatkan budaya literasi di Sekolah. Hebatnya lagi, Tanoto Foundation memfasilitasi wali kelas dan para murid untuk membuat pojok bacanya sendiri, sehingga mereka lebih bergairah untuk membaca di pojok baca yang sudah dibuat sendiri. Kini, para siswa lebih antusias dengan membaca karena mereka dapat mengisi waktu luang mereka dengan membaca berbagai buku yang menarik, sekaligus ini dapat membantu wawasan mereka tentang berbagai hal.

Mengembangkan budaya literasi merupakan sebuah tantangan diera globalisasi, bukan hanya bagi pemerintah namun juga bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi informasi seharusnya dapat mendorong budaya literasi tetap tumbuh subur. Tanoto Foundation percaya bahwa dengan membaca akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan. Pojok baca ini bisa menjadi salahh satu solusi untuk mengembangkan budaya baca di lingkungan sekolah. Kita mau tunggu apa lagi, ayo buat pojok bacamu sendiri! Mari kita sama-sama bergerak mengembangkan budaya literasi di lingkungan kita. Salam literasi!

--

--