Pecel Lele Taman Kota

hparkjist
6 min readOct 17, 2021

--

Jihyuk / Jaehoon alternative universe

“bro, sebagai penghuni baru kota Jakarta, lu harus udah tau seluk beluk kuliner enak dan murah disini..” ucap jihoon menggebu disertai pukulan kecil dibahu lebar penghuni baru disebelah kamar kos nya. “Ayok ikut gue, kita makan ditempat langganan gue. Anggap aja sebagai perayaan selamat datang" sambungnya lagi.

“Halah bacot, jangan mau bro, si jihoon cuman lagi nyari korban baru biar bisa diutangin lagi sama dia. Jangan mau jangan…” timpal pemuda lain yang baru saja keluar dari Salahsatu kamar dijajaran depan kamar jihoon dan dirinya.

“hehhhh berisik lu bocil" balas jihoon nyolot. Yang dipanggil bocil hanya melengos pergi mengacuhkan tatapan tajam jihoon.

“itu siapa?” tanya si anak baru penasaran.

“hah?! Ohhhh bocil tadi?” Pertanyaan jihoon dijawab anggukan oleh si anak baru.

“namanya hyunsuk, emang banyak bacot dia" jelas jihoon.

Jihoon mengamati dengan Lamat penampilan si anak baru tersebut. Baju branded keluaran terbaru, topi NYC yang sudah dipastikan dari toko ternama bukan seperti miliknya yang dibeli di penjual pinggir jalan dengan ukiran NYC yang hanya dari benang dan itupun tidak rapih sulamannya, jangan lupakan sepatu merek terkenal yang hanya bisa jihoon impi-impikan bisa membelinya. Tampilan pemuda ini sangat modis, dan sangat sangat berbau uang, membuat jihoon semakin bersemangat untuk mengajaknya berteman.

“betewe, gue jihoon, nama lu siapa?” Tanya jihoon sebari menyodorkan telapak tangan, bermaksud mengajak berkenalan.

Uluran tangan jihoon disambut baik oleh si anak baru. “Gue jaehyuk, panggil aja jae" ucapnya mengenalkan diri.

“oke jae, jadi ga nih acara kita makan di tempat langganan gue? Anggap aja sekalian lu ngapalin jalan didaerah Jakarta, biar ga sesat. Kan repot kalo lu kesesat, disini bahaya bro"

Jaehyuk menyetujui perkataan jihoon barusan, memang benar, ia setidaknya harus hapal beberapa jalan, tentu yang paling utama adalah jalan menuju kosannya. Jadi tidak salahkan jika ia menyetujui ajakan jihoon tadi?

“boleh ji, kebetulan gue juga lagi laper”

Jihoon sumringah mendengar jawaban jaehyuk tadi, bagai mendapat lotre dengan hadiah jutaan rupiah, padahal yang nanti (mungkin) ia dapat hanya traktiran satu porsi pecel lele dan nasi. “Tapi nih bro, hehe, akhir bulan nih, dan gue belom dapet kiriman ortu, gue ngutang dulu gimana?” Ucap jihoon malu-malu sebari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Jaehyuk mengerjapkan mata cepat, agak tidak percaya bahwa jihoon benar-benar akan berhutang padanya, pada orang yang baru saja ia temui satu jam yang lalu itu. Oke juga nih orang gatau malunya, pikir jaehyuk.

“yaudah ayo, anggap aja ini traktiran gue sebagai penghuni baru di kosan ini" jawab jaehyuk yang disambut wajah sumringah jihoon.

“oke ayo, berangkattttt" ajak jihoon segera menarik tangan jaehyuk agar mengikutinya.

Jaehyuk diam, menatap tautan tangan mereka. Senyum kecil nampak diwajah tampannya, matanya lekat menatap punggung lebar pemuda didepannya.

“gue jamin lu bakalan betah tinggal dijakarta" ucapan jihoon ditanggapi deheman pelan oleh jaehyuk.

.

Sudah dua bulan jaehyuk tinggal dikosan ini, temannya pun tidak hanya jihoon. Sekarang jaehyuk hapal dengan beberapa penghuni kosan yang lain, ada hyunsuk, pemuda yang selalu jihoon panggil dengan sebutan bocil, pemuda kos lain selain jihoon yang pertama kali ia temui itu, kemudian ada yoshi dan mashiho, kakak beradik yang berbagi satu kamar, mengadu nasib di jakarta setelah kabur dari kampung halamannya, entahlah apa alasan mereka, keduanya terlalu tertutup bahkan pada penghuni kos yang lain, lalu ada junkyu, sohib dekat jihoon, tidak ada yang tau kapan dia pergi dan pulang ke kosan, tapi yang pasti dia sangat malas untuk keluar kamar, untuk sekedar ngobrol sore pun jarang, dan jangan lupakan anak pemilik kosan yang sengaja tidur di salah satu kamar dideretan kamar kos, jeongwoo namanya, anak nanggung baru kelas 2 SMA tapi kelakuannya tidak jauh beda dengan anak umur 5 tahun, apalagi dengan jaehyuk, pasti akan selalu ada pertengkaran yang alasannya sangat tidak masuk akal.

Jaehyuk senang, terlebih hubungan ia dengan jihoon juga mengalami kemajuan yang pesat. Setiap malam, mereka akan selalu menyempatkan waktu untuk sekedar makan atau jalan-jalan keliling kota dengan motor vespa milik jihoon. Dugaan awal dirinya terhadap jihoon tentang kemungkinan urusan hutang piutang pun jauh meleset, bahkan tak jarang justru jihoon yang mentraktirnya makanan atau jajanan setiap kali ia pulang kuliah.

Seperti malam ini, ia dan jihoon kembali mengunjungi tempat makan langganan jihoon, tempat makan pertama yang jihoon perkenalkan pada jaehyuk, dan tempat makan pertama yang membuat seorang yoon jaehyuk jatuh hati pada pemuda berperawakan tegap itu.

“bang, kaya biasa ya, pecel ayam satu sama lele nya satu, es teh tawar satu sama teh manis anget satu, terus dua-duanya pake satu tempe satu tahu…” teriak jihoon pada si penjual yang disambut acungan jempol, tanda bahwa pesanannya sudah dimengerti. Jihoon menatap jaehyuk yang masih berdiri diambang pintu masuk tenda pecel lele itu. “jae buru duduk, lu ngalangin jalan itu” ucapnya.

Jaehyuk mengangguk dan segera mengambil langkah menuju bangku yang ada dihadapan jihoon.

“gimana jakarta bro? seru kan?” pertanyaan pembuka jihoon untuk memecah sunyi diantara mereka, toh makanan pesanan pun belum siap.

“seru, tapi sampe sekarang gue belum bisa hapal jalan disini, banyak banget bro, apalagi jalan tikusnya…..huahh bikin puyeng” tutur jaehyuk sumringah.

Senyum kecil terbit di wajah tampan jihoon. “wajar bro, yang penting lu apal jalan utamanya aja…” ucapnya menanggapi ucapan jaehyuk.

“emmm ji…” perkataan jaehyuk terpotong oleh dering ponsel jihoon yang ada diatas meja. “sorry jae, gue angkat dulu” ucap jihoon seraya beranjak dari posisi duduknya.

Selang 30 menit menunggu akhirnya makanan pesanan mereka datang, jihoon dengan pecel ayam dan es teh tawarnya, dan jaehyuk dengan seporsi pecel lele dengan teh manis hangat.

“sorry sorry, lama ya hehe” ucap jihoon saat sudah kembali dari acara telponannya.

“ga juga, untung baru dateng nih pesenan kita, jadi ga keburu dingin nungguin lu” jaehyuk bersuara sebari mulai mencomot daging ikan lele yang masih hangat itu.

“hehe ya maklumlah….betewe mau ngomong apa lu tadi?” tanya jihoon mengingat sebelum telpon itu masuk jaehyuk berniat mengatakan sesuatu.

Jaehyuk menatap lamat kedua mata bulat jihoon, menimbang-nimbang apakah akan tepat jika ia menanyakan itu sekarang? mengingat mereka sedang makan, akan tidak lucu jika jaehyuk kehilangan minat makan setelah mendengar jawaban jihoon nanti.

“nanti aja deh gue bilangnya, sekarang makan dulu ji, laper banget nih gue” ucap jaehyuk akhirnya, jihoon hanya mengangguk mengiyakan sebari mulai menyantap pesanannya tadi. Mereka makan dalam keadaan hening tanpa ada pembicaraan, jihoon merasa aneh, tidak biasanya jaehyuk diam seperti ini, selapar apapun mereka pasti akan ada obrolan kecil tercipta. Tapi kali ini tidak.

30 menit kemudian mereka selesai dengan acara makan masing-masing, terdiam sebentar sebari menenangkan bagian perut yang sudah terisi penuh itu.

“ahhh gilak kenyang banget gue” adalah jihoon yang pertama kali memecah hening diantara mereka, jaehyuk hanya terkekeh sebari menggeleng-gelengkan kepala.

“gimana ga kenyang, lu aja nambah seporsi lagi” ucapnya membuat gelak tawa meluncur dari keduanya.

“bisa aja lu, lu juga nambah ya anjing haha” tawa jihoon masih keluar memenuhi tenda pecel lele, membuat mereka sedikit menjadi pusat perhatian.

“berisik anjing lu ji” tegur jaehyuk tapi tawa tak pernah luntur dari wajahnya. Kalau boleh jaehyuk berharap, ia ingin tawa jihoon yang seperti tadi hanya pemuda itu tunjukkan saat bersamanya. Tapi faktanya, ada orang yang lebih dulu mendapatkan momen ini, bahkan jauh sebelum jaehyuk datang. Raut wajah sedih mulai nampak diwajah jaehyuk.

“ekhheemm…” jaehyuk berdeham agak keras, berusaha membersihkan tenggorokannya yang agak kering, satu tegukan teh manis hangat berhasil ia ambil, berusaha agar detakan jantungnya kembali stabil. “…ji, gimana kemaren pedekate lu?….lancar?” akhirnya pertanyaan itu keluar dari jaehyuk, pertanyaan yang sudah sebulan ini mengganggunya, pertanyaan yang sangat akan menyakiti hatinya.

Jihoon mengulas senyum kecil, senyum yang menurut jaehyuk adalah senyum paling tampan yang pernah ia lihat. Senyum yang selalu jaehyuk harapkan hanya ia yang terima, tapi kenyataannya bahkan orang itu sudah mendapatkan lebih dari senyum yang selalu jaehyuk puja dari jihoon.

“lancar…lancar banget, kemaren dia nerima gue jae. Akhirnya, setelah satu tahun nunggu” jelas jihoon dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajahnya, tak memperhatikan raut muka jaehyuk yang sudah berubah, sendu dan kecewa tak bisa ia tahan, sekuat tenaga ia mencoba agar buliran airmata tak turun dari pelupuknya.

“wah anjir selamat ji, jadi ini bisa dianggap traktiran dong ya? PJ PJ…” sahut jaehyuk dengan nada yang dibuat seceria mungkin, ia tak ingin jihoon curiga dengan perubahan intonasi suaranya. “ahh tau gitu gue nambah seporsi lagi tadi, lumayan kan?” canda jaehyuk, walau hatinya tengah meraung menangis kencang.

“tar pas balik kita beli martabak aja gimana, sekalian PJ buat anak kos juga, kasian mereka ga pernah makan enak hahahaha” Usulan jihoon ini diangguki setuju oleh jaehyuk, selang 10 menit setelah obrolan terakhir mereka, kedua pemuda tersebut memutuskan untuk pulang. Gelak tawa masih menyertai perjalanan pulang mereka, jihoon yang tak henti menceritakan bagaimana ia berjuang selama satu tahun mengejar idaman hatinya, dan jaehyuk yang tertawa mengutuki diri sendiri dengan kebodohannya yang hanya akan bisa terus menangis sedih meratapi cintanya yang mati sebelum bisa berkembang.

--

--