UX Study Case | Jago Best Plan dan Warisanku : Fitur terbaru dari Bank Jago

Muhammad Nurul Huda
6 min readOct 24, 2021

--

Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Bank Jago sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Bank Jago.

Latar Belakang

Jago App adalah layanan finansial digital yang memiliki fokus pada keseharian pengguna, dengan jaringan ekosistem terbesar di Indonesia. Masalah hidup dalam keseharian seseorang sangat banyak jenisnya, namun tidak luput ada produk-produk finansial yang dipakai dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu fitur baru yang saya dan tim kerjakan yaitu best plan dan warisanku. Best Plan sendiri merupakan suatu fitur asuransi yang dapat diakses langsung melalui Jago App. Dan Warisanku merupakan fitur yang disediakan untuk mengelola uang dari asurasi dan juga dapat berkolaborasi dengan notaris agar memiliki kekuatan hukum yang kuat.

Objektif

Diantara tujuan dibuatnya Jago Best Plan yaitu :

1.Memberikan kemudahan kepada user untuk mengunakan asuransi dan melakukan transaksi pembayaran pada aplikasi Jago sekaligus.

2. Menyertakan fitur warisan, sebuah fitur tambahan yang melekat pada Jago Best Plan, sebuah surat warisan yang ditujukan kepada orang — orang yang di kehendaki pewaris bisa kerabat ataupun lembaga sosial. Kemudian ada juga tambahan untuk menyertakan notaris agar surat warisan tersebut memiliki kekuatan hukum.

Peran dalam Tim

Disini saya berkolaborasi dengan 2 anggota tim lainya yaitu Kak Kakung Jati Pramono dan Kak Muh Rizki Wahyu Hidayat , dimana dalam tim ini saya memiliki tangung jawab utama yaitu :

1. Pembuatan flow chart Warisanku

2. Membuat Color Palete pada Design System

3. Membuat Wireframe hingga Prototype dari fitur Warisanku

4. Melakukan Usability Testing bersama tim dan melakukan perbaikan serta peningkatan pada fitur yang telah saya buat.

Design Process

Dalam kasus ini, tim kami menggunakan metodologi Design Thinking sebagai pendekatan design proses yang kami lakukan. Design Thinking merupakan suatu metode pemecahan masalah yang berfokus pada kebutuhan user. Diantara proses Design Thinking yaitu :

1. Empathize

Empathize merupakan tahap, dimana kita harus memahami kebutuhan, keinginan dan tujuan dari user Jago App. Dikarenakan projek ini merupakan bagian dari projek mitra bootcamp yang diberikan, maka tim kami melakukan empathize secara mandiri. Diantaranya yaitu dengan mengenali user Jago App dan melakukan serangkaian interview non formal terhadap penguna jasa fintech. Di antara yang kita dapatkan melalui tahapan ini adalah seseorang yang sudah memiliki tujuan hidup dan ingin agar hartanya dapat digunakan untuk tujuan tersebut misal membangun lembaga amal ataupun membagikan harta tersebut kepada keturunanya dengan adil.

Photo by ian dooley on Unsplash

Adapun kriteria user diantaranya :

  1. Seorang pegawai yang tinggal di perkotaan.
  2. Memiliki asuransi di kantornya
  3. Dapat mengunakan aplikasi untuk kebutuhan sehari — hari dengan sendiri.
  4. Berlanganan aplikasi seperti Spotify, Netflix, dan Disney +.
  5. Seorang yang berpendidikan
  6. Ramah terhadap teknologi.
  7. Sedang Work From Home
  8. Suka dengan barang yang diskon dan pembelian yang memiliki cashback

2. Define

Define merupakan tahapan mendefinisikan masalah. Dari informasi yang saya dan tim dapatkan baik melalui brief dan interview mandiri, kita mendapatkan masalah — masalah dari user diantaranya :

Pain Point

Pain Point merupakan kumpulan masalah — masalah yang dihadapi oleh user yang dapat digunakan untuk membangun dan meningkatkan bisnis. Diantara Pain Poin yang kami dapatkan yaitu :

How Might We

How Might We merupakan hasil dari brainstorming yang berfungsi untuk menciptkan solusi inofatif berdasarkan pain point yang ada. HMW pada kasus ini adalah berfokus pada “ Membuat asuransi digital dengan kebutuhan user yang dinamis”, karena mendapatkan voting terbanyak.

3. Ideate

Kemudian pada tahap ideate merupakan, tahap menganalisis informasi — informasi yang ada untuk menghasilkan ide — ide guna menyelesaikan masalah — masalah yang ada. Berdasarkan HMW diatas kami mendiskusikan Solution Idea diantaranya yaitu :

Setelah kami membuat Solution Idea, kemudian kami mengelompokan solusi-solusi yang ada sesuai dengan kategori yang kami buat dengan membuat Affinity Diagram. Diantara kategori yang kami buat yaitu :

Lalu kami mengelompokkan kebutuhan sesuai dengan prioritas dengan membuat Prioritization Idea, yang paling utama yaitu berkaitan dengan kebutuhan user value paling tinggi dengan effort paling rendah. Hal ini untuk memudahkan developer dalam membuat dan mengembangkan aplikasi dan tentunya memiliki sisi bisnis yang baik. Diantara Prioritization Idea yang kami buat adalah :

Setalah membuat Prioritization Idea kami melakukan pembuatan User Flow berdasarkan Prioritization Idea. Di antara user flow yang kami buat yaitu:

  1. Transaksi, sebuah fitur plan asuransi yang menyesuaikan kantong pemegang polis. Pembayaran asuransi ini juga dapat dilakukan audebet sehingga memudahkan pemegang polis asuransi.
  2. Fitur Klaim, yaitu proses pengajuan klaim dari hasil asuransi yang sudah dibuat.
  3. Warisanku, merupakan surat pernyataan sah dari pewasiat untuk mengurusi harta atau permintaan terakhir pewasiat. Fitur ini juga didukung oleh notaris untuk memperoleh kekuatan hukum yang lebih baik.

Setelah pembuatan User Flow yaitu Crazy 8’s, yaitu membuat wireframe lo-fi sebanyak 8 buah selama 8 menit dengan mengunakan satu lembar kertas hvs yang telah dilipat menjadi 8 bagian tentunya. Crazy 8’s dibuat untuk mendapatkan gambaran awal atau ide sekilat guna pembuatan wireframe. Berikut Crazy 8’s yang saya buat :

Wireframe Mi-Fi merupakan tahap sebelum pembuatan design menuju Hi-Fi. Medium Fidelity dibuat untuk memudahkan dalam pembuatan Hi-Fi dan tentunya dapat mempersingkat waktu pengerjaan Hi-Fi karena hanya memasukkan gambar dan warna. Pada tahap ini juga dapat dilakukan presentasi kepada Stakeholder, agar jika terdapat perubahan akan lebih mudah merubahnya dan tiadk membutuhkan waktu yang lama.

4. Prototyping

Pada tahap prototyping ini merupakan sebuah pengembangan produk dengan versi kecil atau versi simulasi. Sebelum mebuat prototype sendiri kami membuat sebuah design sistem yang terdiri dari color palete, text style, button, text field, icon dan ilustrasi. Kemudian ada juga card dan navigasi sebagai bagian molekul design system.

Setelah pembuatan design system, kami melanjutkan dengan pembuatan User Interface dengan tugas saya membuat fitur Waisatku.

Prototype

Pada tahap ini kami menghubungkan semua fitur satu sama lain agar tampak seperti aplikasi nyata dengan mengunakan prototyope Iphone 11 sebagai default ukuran.

5. Testing

Testing dilakukan untuk mengetahui bagaimana user berinteraksi dengan prototype yang sudah dibuat. Apaah mereka memiliki kendala maupun saran yang berguna untuk tim kami. Pada tahap ini kami menggunakan Single Ease Question untuk menilai kemudahan prototype yang kami buat. untuk task-nya sendiri ada tiga yaitu user di suruh untuk melakukan transaksi asuransi, melakukan klaim asuransi serta membuat pesan wasiat. Dari SEQ tersebut, kami mendapatkan nilai 5 dari total 7. Ada beberapa saran dari responden terkait kemudahan dalam mengakses fitur :

Berdasarkan hasil testing diatas yaitu terjadi penambahan perintah “Masukan alamatmu ” dan mempertebal tulisan pada card search location, karena sebelumnya user sempat kebingungan karena tulisan yang ada terlalu tipis.

Adapaun saran lain diantaranya :

  1. Pada Transaksi : Banner Jago Best Plan terlihat kurang eye cathing dan perlu penjelasan lebih mengenai “ nilai pertangungan “.
  2. Pada Klaim : Ahli waris sebaiknya tidak perlu mengisi form lagi dikarenakan data sebelumnya sudah ada waktu pembuatan akun Jago.
  3. Pada Wasiatku : Tulisan “ masukkan alamat “ tertalu tipis dan membingungkan, serta seharusnya ada penjelasan diawal antara wasiat yang menggunakan notaris dan tanpa notaris.

Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil testing, mengunakan metode SEQ pada design ini belum memenuhi batas dikarenakan nilai yang didapatkan 5 dari total 7 point. Diantara point — point yang kurang yaitu pada tampilan banner kurang eye-cacthing, tulisan perintah yang kurang jelas dan form yang kurang diperlukan. Oleh karena itu saya dan tim segera memperbaiki kekurangan tersebut.

Rekomendasi Selanjutnya

Berdasarkan hasil design yang saya dan tim lakukan, untuk kedepanya dapat menambahkan fitur — fitur yang sebelumnya sudah direncanakan diantaranya yaitu melakukan kerja sama dengan pihak ketiga dalam pemenuhan wasiatku atau pembuatan fitur gift untuk orang lain.

Akhir kata Terimakasih telah membaca tulisan saya ini dan jika ada masukan ataupun kritikan saya akan dengan sangat terbuka dan senang hati untuk memperbaikinya

--

--