Dekan Fikes Umsida Ungkap 5 Penyakit Ini Muncul Saat Perubahan Musim dan Cara Mencegahnya

Umsida Menyapa
5 min readJan 8, 2024

--

Ilustrasi: Pexels

Saat ini, mayoritas seluruh wilayah di Indonesia telah memasuki musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, bahwa perubahan musim (pancaroba) ini berpotensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia perlu diwaspadai selama periode akhir tahun 2023 hingga awal Januari 2024.

Monsun Asia Musim Dingin yang diasosiasikan sebagai musim angin baratan menjadi salah satu faktor yang memicu cuaca ekstrem di beberapa wilayah, termasuk adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini sudah mulai memasuki wilayah Indonesia. Sehingga dalam sepekan ke depan secara tidak langsung dapat memicu peningkatan potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah.

Perubahan musim yang relatif panjang di tahun 2023 kemarin, tentunya perlu diwaspadai oleh masyarakat kaitannya dengan dampak terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa variasi iklim suhu, kelembaban dan tekanan dapat mempengaruhi beberapa bahan kimia (neurotransmitter) yang terlibat dalam bidang biologis.

Lihat juga: Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja: Media Tak Seberpengaruh Teman Sebaya

Pancaroba menimbulkan serangkaian gejala pada tubuh yang meliputi rasa lelah, lemas, gelisah, susah tidur, iritabilitas/mudah tersinggung, mengantuk, gangguan lambung, dan rasa tidak enak badan secara umum.

Penyakit saat perubahan musim

Ilustrasi: Pexels

Beberapa penyakit yang bisa muncul akibat perubahan musim/pancaroba, diantaranya:

  1. Penyakit akibat menurunnya imunitas

Suhu dingin dapat memperlemah imun. Penelitian menunjukkan bahwa suhu yang lebih rendah menurunkan respons kekebalan sel tubuh. Umumnya kita akan lebih rentan terkena flu akibat infeksi virus yang menyerang sistem pernafasan. Hal ini dikarenakan tubuh harus beradaptasi dengan suhu dan kelembaban udara yang berbeda dari sebelumnya.

Influenza (flu) adalah penyakit pernapasan menular yang disebabkan oleh virus influenza yang dapat menyebabkan penyakit ringan sampai penyakit berat. Penyebab influenza adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Orthomyxoviridae yang dapat menyerang burung, mamalia termasuk manusia. Perubahan iklim secara langsung berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan. Iklim dan cuaca adalah komponen fisik dari suatu ekosistem. Jika ada beberapa perubahan dalam komponen fisik dari ekosistem, itu akan memiliki efek pada kejadian dan pola penyebaran penyakit influenza.

2. Gangguan pernafasan / ISPA

Perubahan musim mempengaruhi kesehatan secara langsung, karena dampak cuaca ekstrim, seperti gelombang panas, badai debu atau banjir, dan secara tidak langsung, melalui perubahan iklim yang menyebabkan perubahan tingkat alergen, musim alergen yang berkepanjangan, memburuknya kualitas udara dan terjadinya infeksi virus yang menular. dan penyakit yang ditularkan melalui vektor.

Pasien dengan penyakit pernafasan kronis termasuk kelompok paling rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim. Secara khusus, pasien yang sudah mengalami gangguan fungsi paru akibat asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), kanker paru, atau penyakit paru interstisial dianggap sangat rentan terhadap perubahan cuaca dan kondisi ekstrem, dengan peningkatan risiko eksaserbasi misalnya batuk, mengi, sesak nafas, kesulitan bernapas).

Lihat juga: Intip Manfaat Penciptaan Brand Image, Atmosfer, dan Kepuasan Pelanggan untuk Mendapat Loyalitas Konsumen

3. Gangguan pencernaan

Masalah pencernaan seperti diare dan thypoid fever/tifus juga mengancam selama masa pancaroba ini. Perubahan musim dapat mempengaruhi sistem gastrointestinal (GI) dalam banyak cara. Peningkatan curah hujan dan banjir mungkin berhubungan dengan peningkatan infeksi pencernaan dan hepatitis. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan mikrobiota usus, yang dapat berdampak pada pola penyakit gastrointestinal.

4. Dengue Haemorrhagic Fever/Demam Berdarah

Nyamuk Aedes Aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Gejala demam berdarah pada umumnya berupa demam tinggi yang turun pada hari ketiga namun akan naik kembali, mual, muntah, nyeri kepala, badan pegel linu, serta dapat disertai munculnya bintik-bintik merah dikulit, gusi berdarah atau mimisan. Selama musim hujan potensi genangan meningkat dan hal tersebut akan meningkatkan risiko tumbuhnya jentik nyamuk Aedes Aegypti.

5. Perubahan psikologis

Selain risiko penyakit fisik, perubahan cuaca ekstrim dapat menimbulkan perubahan psikologis. Perubahan iklim kemungkinan besar berdampak pada kesehatan mental dalam banyak hal. Kekeringan, banjir, kenaikan permukaan laut, peningkatan suhu lingkungan dan dampak lain dari perubahan iklim dapat meningkatkan tekanan psikologis melalui banyak mediator. Mediator-mediator ini antara lain adalah ketegangan ekonomi, tekanan migrasi dan akulturasi, penurunan modal sosial, dan peristiwa traumatik.

Lihat juga: Rahasia Sukses Kelola Perbankan Simak Buku Karya Dosen Umsida Ini

Upaya untuk meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan menghadapi perubahan musim

Ilustrasi: Unsplash

Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh supaya tetap fit selama perubahan musim ini, berikut rinciannya:

  1. Nutrisi yang tepat. Mengkonsumsi makanan dengan kandungan nutrisi lengkap dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh serta meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah penyakit akibat perubahan musim. Selain itu, mengkonsumsi protein yang cukup untuk membantu memperbaiki serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  2. Konsumsi air putih yang cukup. Air putih sangat penting untuk hidrasi dan keseimbangan cairan dalam tubuh
  3. Tetap aktif. Olahraga dan aktivitas fisik secara teratur dapat mengontrol dan mengatur sel T, yaitu sejenis sel darah putih yang berfungsi untuk menjaga kekebalan tubuh terhadap penyakit atau infeksi serta dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Olahraga juga penting untuk mengurangi kelelahan dan stres. Luangkan waktu 30 menit setiap hari untuk berolahraga.
  4. Menjaga kualitas tidur. Tidur adalah periode istirahat tubuh yang penting. Penelitian menunjukkan bahwa tidur memainkan peran penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh kita, terlebih saat perubahan musim. Tidur yang konsisten memperkuat sistem kekebalan tubuh, memungkinkan fungsi kekebalan tubuh seimbang dan efektif. Sebaliknya, kurang tidur dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
  5. Mengelola stres. Stres dapat mempengaruhi kekebalan dan daya tahan tubuh sehingga akan rentan terkena penyakit. Stres perlu dikelola dengan baik.
  6. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Cuci tangan, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan dapat mencegah penyebaran virus penyakit diantaranya flu, diare, dan demam dengue. Perhatikan dan pastikan tidak ada genangan air yang menjadi sarang nyamuk, kuman dan bakteri

Referensi :

  1. Sadeghi A, Leddin D, Malekzadeh R. Mini review: the impact of climate change on gastrointestinal health. Middle East J Dig Dis 2023;15(2):72–75. doi: 10.34172/mejdd.2023.325.
  2. Andersen ZJ, Vicedo-Cabrera AM, Hoffmann B, Melén E. Climate change and respiratory disease: clinical guidance for healthcare professionals. Breathe (Sheff). 2023 Jun;19(2):220222. doi: 10.1183/20734735.0222–2022. Epub 2023 Jul 11. PMID: 37492343; PMCID: PMC10365076.
  3. Padhy SK, Sarkar S, Panigrahi M, Paul S. Mental health effects of climate change. Indian J Occup Environ Med. 2015 Jan-Apr;19(1):3–7. doi: 10.4103/0019–5278.156997. PMID: 26023264; PMCID: PMC4446935.
  4. Waspada Perubahan Cuaca Terhadap Kesehatan. https://pusatkrisis.kemkes.go.id/
  5. Analisis Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Desember 2023 https://www.bmkg.go.id/iklim

Penulis: Evi Rinata SST MKeb (Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)

--

--