Awan

sau
2 min readAug 22, 2023

--

Ketika bel istirahat pertama berbunyi pada hari Kamis, seperti biasa Manda langsung bersiap untuk tidur. Namun kali ini, ia ditemani Awan yang memilih untuk membaca sesuatu dari handphonenya, sembari memakan bekalnya.

“Baca webtoon apa, Wan?”

Webtoon?” Awan menautkan alis. “Ini Fisiologi Kedokterannya Guyton.” Lelaki itu menunjukkan layar ponselnya sekilas sebelum kembali membaca.

Manda menggeleng takjub, dan langsung menyenderkan pipi di sweatshirtnya yang digelar di atas meja. Nggak lama, pintu kelas berderit terbuka, dan Manda menyipit, mengintip siapa yang datang.

Rayhan Ajisaka lah yang berada di ambang pintu. Sebelum pintu ditutup kembali, sekilas sosok tinggi Endito terlihat berjalan cepat melewati ruang kelas Biologi yang sedang digunakan 11 MIPA 2. Manda buru-buru memejamkan matanya kembali.

Lelaki itu menghampiri Awan dan meletakkan seplastik gorengan. “Nih, Wan.”

“Suwon (Makasih), Ray,” sahut Awan sambil memberi selembar uang lima ribuan, yang langsung Rayhan masukkan ke dalam saku kemejanya.

“Btw, Wan. Kelasmu rodok suram yo. Aura-auranya kenceng banget di sekitar sini.”

Manda membuka mata dengan jengkel. Ia langsung kembali ke posisi duduk, dan menatap Rayhan sinis.

Awan menatap keduanya bergantian. Menghela nafas.

“Udah, udah.” ia menengahi. Manda merasa di atas awan karena Awan seperti membelanya. “Udah berapa kali aku bilang, Ray. Kalau mau ribut, di luar sekolah aja. Jangan di sekolah, apalagi di kelasku.” Awan melanjutkan.

Seketika Manda merasa seperti dikhianati, sementara Rayhan tersenyum jahat.

“Oke. Siap-siap ya Mbak Manda,” katanya bengis sebelum keluar kelas.

Setelah Rayhan pergi, Manda langsung bersedekap, menyipit memandang Awan.

“Apa?” tanya lelaki itu bingung.

“Bisa-bisanya lo malah nyuruh gue ribut di luar sekolah sih?”

Awan mengernyit dengan gorengan di tangan. “Gue ngebelain lo ya tadi asal lo tau.”

“Oh… maaf, Wan,” sahut Manda pelan, ia menunduk malu.

“Udah diemin aja. Mending makan,” kata Awan menenangkan. Lelaki itu menyodorkan seplastik gorengannya.

Manda tersenyum tipis sembari menyomot tahu isi. Seenggaknya, ada satu orang di kelas ini yang membelanya (meskipun kadang, caranya agak aneh).

--

--