Aciiity
3 min readFeb 23, 2022

Axcel dan Rezki, lagi.

Axcel sedang memarkirkan mobilnya, alasan ia bertanya apakah Arum free atau tidak adalah untuk mengunjunginya. Di hari Sabtu yang cerah ini Axcel ingin berkunjung ke rumah Arum, sebenarnya ia harus ke panti asuhan hari ini. Axcel berpikir mungkin Arum pun akan kesana, jadi Axcel akan mengajaknya hari ini.

ketika ia hendak masuk ke gerbang, ia melihat seseorang yang tidak asing baginya, itu adalah Rezki. Axcel menatap kaget begitupun Rezki.

“Lo ngapain di sini?” Tanya Axcel.

“Lo juga ngapain disini?” Tanya balik Rezki.

“Malah nanya balik” ketus Axcel.

Pintu gerbang terbuka, di sana ada Arum yang menatap kaget. Arum membuka gerbang karena mendengar suara orang yang beradu mulut.

“Eh ternyata kak Axcel sama mas Rezki, ada apa ya?” Tanya Arum.

“Aku mau ngobrol tentang keberangkatan kita ke Turki untuk shot terakhir” jawab Rezki.

“Kalo aku emang mau mengunjungi kamu rum, sekalian bahas kepergian ke Turki” timpal Axcel, Rezki melirik sini.

“Oh yaudah ayo masuk” ucap Arum.

Axcel dan Rezki duduk di teras depan, mereka hanya diam sambil menunggu Arum membuat teh manis.

“Lo tuh nyari kesempatan dalam kesempitan tau” ketus Rezki.

“Apaan, emang lo doang yang berhak dateng kesini? gila aja” ketus Axcel.

Arum pun datang sambil membawa teh, Axcel dan Rezki segera memasang wajah ceria.

“Jadi gimana mas?” Tanya Arum.

“Sepertinya kita berangkat 2 minggu lagi, di tanggal 7 – 8 Maret rum” jawab Rezki.

“Asik” timpal Axcel.

“Alasan aku ngasih tau kamu biar kamu bisa mulai izin sama Abi sambil ngurusin passport dan lain – lain” ucap Rezki.

“Oh begitu, baik mas. Kalau kak Axcel ada apa ya?” Tanya Arum.

“Ini, hari ini jadwal ke panti asuhan. Aku mau ngajak kamu” jawab Axcel.

“Ah iyaa, aku emang mau ke sana, mas Rezki mau ikut?” Tanya Arum. Senyum di wajah Axcel pudar, senyuman itu berpindah pada Rezki.

“Oh boleh..boleh” ucap Rezki senang.

“Abi juga suruh aku bawa banyak barang, jadi aku butuh bantuan kak Axcel sama mas Rezki” ucap Arum.

“Boleh boleh” ucap Axcel.

“Kalian dateng barengan kan? Aku mau siap – siap dulu ya. Jangan lupa diminum teh nya” ucap Arum lalu ia pun pamit untuk siap – siap.

“Pake mobil gue” ucap Axcel.

“Gue lah, mobil gue gede bagasinya” ketus Rezki

“Apaan, sama aja kok” ketus Axcel tidak mau kalah.

“Suit lah suit” ucap Rezki.

“Oke!” Ucap Axcel.

“Kertas…gunting…batu!” Axcel mengeluarkan gunting dan Rezki mengeluarkan kertas.

“Gue menang, pake mobil gue” ucap Axcel bangga.

“Mobil lo bau Stella jeruk” ledek Rezki.

“Sembarangan lo, gue tempeleng juga lama – lama” ketus Axcel. Axcel dan Rezki pun meminum teh buatan Arum untuk meredam pertengkaran yang telah terjadi.

Arum pun datang, Axcel dan Rezki seketika melirik Arum.

“Udah siap, ayo! Oh iya box yang mau di bawanya ada di bagasi mobil” ucap Arum. Axcel dan Rezki pergi secepat kilat untuk mengambil box itu.

Mereka pun bertiga pun pergi menuju panti asuhan, Axcel menyetir dengan Arum yang duduk di depan, dan Rezki ada di belakang.

Sesampainya di sana.

“Kak Arum…Kak Axcell” teriak anak – anak, mereka seketika terdiam ketika melihat Rezki.

“Ini siapa?” Tanya salah satu anak.

“Ini kak Rezki, temannya kak Arum. Kenalan dulu yu” jawab Arum. Anak – anak masih terdiam.

“Emmm Hallo nama aku Rezki, salam kenal ya” ucap Rezki. Arum segera berlutut di depan anak – anak yang terdiam itu.

“Mereka takut sama lo” bisik Axcel.

“Gausah takut, kak Rezki baik kok sama kaya kak Axcel” ucap Arum.

“Hallo kak Rezki” sapa salah satu anak, gugup.

“Hallo, gausah takut ya, aku ga gigit kok” ucap Rezki.

Setelah beberapa kali membujuk akhirnya mereka pun dekat.

“Gantengan kak Axcel” ucap salah satu anak.

“No no no, gantengan kak Rezki” ucap anak lainnya. Axcel dan Rezki hanya tersenyum tipis.

“Ih kalo ga percaya tanya aja sama kak Arum, kak Arum, gantengan kak Axcel kan?”

“Engga, kak Arum, gantengan kak Rezki kan?” Arum hanya terdiam sambil menghela nafas pelan.

Arum membagikan makanan dan berbincang dengan anak – anak. Tidak jarang ia pun menceritakan dongeng sampai semua anak tertawa. Arum juga menyuapi beberapa anak yang sulit sekali jika di suruh makan. Sementara Axcel dan Rezki hanya memandang ke arah Arum, mereka tidak memalingkan pandangan sedikitpun.

“Nyari Arum versi seiman dimana ya?” Tanya Rezki.

“Gatau, gue juga lagi nyari” timpal Axcel.