Idham Nur Hidayah
3 min readJan 30, 2023

DESA WISATA GERABAH KASONGAN

https://jogjakartour.com/destinasi-wisata-bisnis-jogja/

Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam,budaya, Pendidikan dan lain nya. Kerajinan gerabah di kasongan merupakan salah satu objek wisata unggulan di kabupaten Bantul yang menawarkan keindahan bentuk kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Bantul , Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya (tanah liat). Tempat ini tepatnya terletak di daerah Padukuhan Kajen , Desa Bangunjiwo , Kecamatan Kasihan , Bantul , Daerah istimewa Yogyakarta , sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan.
Desa Wisata Kasongan ini menjadi salah satu ikon di Kabupaten Bantul. Keahlian membuat gerabah di desa ini juga telah diwariskan secara turun temurun di antara penduduk desa. Bahkan, rumah-rumah di Desa Wisata kasongan ini menjelma menjadi showroom kecil hingga besar. Jejeran gerabah sengaja dipamerkan di bagian paling depan toko dengan tujuan menarik minat wisatawan. Sampai sekarang, desa Kasongan telah menjadi salah satu tujuan desa wisata Yogyakarta yang sangat diminati oleh wisatawan. Rumah-rumah galeri menjual barang kerajinan seperti guci, pot bunga, lampu hias, miniatur alat transportasi, sovenir pengantin, dan lainnya.Salah satu patung legendaris desa Kasongan adalah patung Loro Bonyo. Loro Bonyo adalah patung sepasang pengantin yang diyakini akan menjadi keberuntungan ketika ditempatkan di rumah. Patung ini pertama kalinya oleh Galeri Loro Bloyo yang diadopsi dari patung pernikahan Keraton Yogyakarta.
Sejarah desa wisata Kasongan berawal dari kematian seekor kuda milik Reserse Belanda di atas persawahan milik seorang warga di sebuah desa di selatan Kota Yogyakarta. Karena si pemilik tanah takut akan dijatuhi hukuman oleh Belanda yang waktu itu sedang menjajah, maka pemilik tanah tersebut melepaskan hak kepemilikan tanahnya yang diikuti oleh warga lainnya yang juga takut akan dijatuhi hukuman. Sejumlah tanah persawahan itu akhirnya diakui oleh warga desa lain. Penduduk yang tidak memiliki tanah persawahan tadi akhirnya memulai kegiatan baru di sekitar rumahnya, yaitu mengolah tanah liat yang ternyata tidak pecah jika diempal-empalkan untuk perlengkapan dapur dan juga untuk mainan.
 
Sejalan dengan perkembangan zaman, maka barang-barang kerajinan dari tanah liat atau lebih dikenal dengan kerajinan gerabah atau tembikar itu dikembangkan menjadi lebih variatif sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Bahkan barang kerajinan di Desa Kasongan bukan hanya barang-barang dari tanah liat/ gerabah, tetapi saat ini warga Kasongan telah memanfaatkan bahan-bahan lainnya yang banyak terdapat di lingkungan sekitar seperti batok kelapa, bambu, rotan, kayu, dan lainnya untuk diolah menjadi barang hiasan yang memiliki nilai lebih tinggi. Keahlian membuat gerabah ini diwariskan turun-temurun hingga menjadikan Desa Kasongan sebagai ikon desa wisata gerabah di Kabupaten Bantul. Masyarakat sekitarnya mengatakan bahwa pembuatan gerabah ini telah dilakukan sejak zaman leluhur mereka. Meskipun mereka tidak tahu persis kapan gerabah Kasongan ini diproduksi untuk pertama kalinya. Masyarakat berpikir bahwa kerajinan gerabah adalah keahlian penduduk asli Kasongan yang telah diturunkan kepada generasi penerus sebagai sumber penghidupan keluarga.
Pengrajin dan penjual Gerabah Kasongan sudah memasuki generasi ketiga dari keluarga. Awalnya Kasongan memiliki bahan baku untuk pembuatan gerabah, yaitu tanah liat yang berlimpah. Namun, lama kelamaan pembuatan semakin meningkat dan harus membeli dari pihak luar kampung.