Apa itu Denormalisasi?

M Aldy Saputra
5 min readNov 4, 2023

--

Denormalisasi ERD

Denormalisasi ERD (Entity Relationship Diagram) adalah proses yang melibatkan penggabungan tabel terkait dalam database untuk meningkatkan kinerja kueri, mengurangi kompleksitas kueri, atau mempermudah pemeliharaan data. Hal ini melibatkan penggabungan tabel yang sebelumnya dinormalisasi (dibagi menjadi beberapa tabel untuk mengurangi redundansi dan meningkatkan integritas data) kembali menjadi satu tabel atau tabel dengan jumlah kolom yang dikurangi.

Denormalisasi ERD sering terjadi dalam database ketika ada kebutuhan untuk mengoptimalkan kinerja atau membuat sistem lebih mudah digunakan, bahkan dengan mengorbankan integritas data. Denormalisasi dapat membantu mempercepat operasi baca/tulis database karena mengurangi jumlah gabungan yang diperlukan.

Namun, denormalisasi juga memiliki beberapa risiko, termasuk redundansi data yang mungkin menyebabkan inkonsistensi jika tidak dikelola dengan benar, serta kompleksitas dalam pemeliharaan data jika perubahan struktur diperlukan di masa depan.

Contoh denormalisasi ERD bisa mencakup penggabungan tabel-tabel terkait dalam suatu sistem manajemen pergudangan, di mana informasi tentang produk, pemasok, dan stok barang digabungkan ke dalam satu tabel untuk mempercepat pencarian dan pelaporan stok.

Denormalisasi dilakukan ketika Anda ingin meningkatkan kinerja basis data pada operasi pengambilan data atau kueri tertentu, terutama dalam situasi di mana performa menjadi lebih penting daripada integritas data atau efisiensi penyimpanan. Beberapa alasan untuk melakukan denormalisasi dapat meliputi:

1. Pengurangan Join: Normalisasi dapat menghasilkan banyak tabel yang berhubungan, yang memerlukan banyak operasi join saat mengambil data. Dengan denormalisasi, beberapa informasi yang sebelumnya terdistribusi di beberapa tabel digabungkan menjadi satu tabel, mengurangi jumlah join yang diperlukan.

2. Peningkatan Kinerja Kueri: Dengan mengurangi join dan meminimalkan jumlah tabel yang perlu digabungkan, kueri dapat berjalan lebih cepat karena waktu yang diperlukan untuk melakukan join berkurang.

3. Memudahkan Perubahan Struktur Data: Normalisasi sering kali membuat struktur data yang rumit, yang bisa sulit diubah jika kebutuhan bisnis berubah. Denormalisasi membuat struktur data lebih fleksibel dan memudahkan perubahan.

Penting untuk diingat bahwa keputusan untuk melakukan denormalisasi harus didasarkan pada kebutuhan spesifik proyek dan harus dipertimbangkan dengan cermat untuk memahami dampaknya terhadap integritas data dan performa sistem.

Contoh Denormalisasi

Denormalisasi adalah proses dalam desain basis data di mana data yang telah dinormalisasi dalam tabel terpisah dikombinasikan kembali menjadi satu tabel atau beberapa tabel yang lebih sedikit. Ini sering digunakan untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi jumlah operasi penggabungan yang diperlukan dalam operasi kueri.

Berikut adalah contoh denormalisasi dalam konteks sebuah basis data yang menyimpan informasi tentang pelanggan dan pesanan:

Tabel Pelanggan (Normalisasi):
```
Tabel “Customers”:
CustomerID | FirstName | LastName | Email
1 | John | Doe | john@example.com
2 | Jane | Smith | jane@example.com
```

Tabel Pesanan (Normalisasi):
```
Tabel “Orders”:
OrderID | CustomerID | OrderDate
101 | 1 | 2023–01–15
102 | 2 | 2023–01–20
```

Dalam desain basis data yang telah dinormalisasi, informasi pelanggan disimpan dalam tabel terpisah dari informasi pesanan. Namun, untuk beberapa operasi kueri, Anda mungkin ingin menggabungkan data ini menjadi satu tabel denormalisasi. Berikut adalah contoh tabel denormalisasi:

Tabel Denormalisasi:
```
Tabel “DenormalizedOrders”:
OrderID | CustomerID | OrderDate | FirstName | LastName | Email
101 | 1 | 2023–01–15 | John | Doe | john@example.com
102 | 2 | 2023–01–20 | Jane | Smith | jane@example.com
```

Dalam tabel denormalisasi ini, data dari tabel Pelanggan dan Pesanan telah digabungkan menjadi satu tabel, sehingga Anda dapat menjalankan kueri dengan lebih sedikit operasi penggabungan dan mendapatkan hasil lebih cepat. Namun, denormalisasi juga dapat menghasilkan overhead dalam hal penyimpanan data dan memerlukan pemeliharaan ekstra untuk memastikan konsistensi data. Oleh karena itu, penggunaan denormalisasi harus dipertimbangkan secara hati-hati sesuai dengan kebutuhan basis data Anda.

Kesimpulan mengenai denormalisasi

Denormalisasi adalah proses dalam manajemen basis data yang melibatkan penggabungan data yang telah dinormalisasi kembali menjadi bentuk yang lebih tidak normal atau lebih “kasar”. Ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan kinerja dalam situasi tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan pengguna tertentu. Berikut adalah beberapa kesimpulan mengenai denormalisasi:

1. Meningkatkan kinerja: Salah satu alasan utama untuk melakukan denormalisasi adalah untuk meningkatkan kinerja basis data. Dengan menggabungkan tabel-tabel terkait, query dapat dieksekusi lebih cepat karena jumlah join yang diperlukan lebih sedikit.

2. Trade-off antara kinerja dan konsistensi: Denormalisasi seringkali melibatkan trade-off antara kinerja dan konsistensi data. Dengan menggabungkan data, Anda dapat mengurangi overhead join, tetapi Anda mungkin kehilangan sebagian integritas referensial data.

3. Disarankan hanya dalam situasi tertentu: Denormalisasi sebaiknya hanya dilakukan dalam situasi tertentu, seperti dalam basis data yang memiliki banyak pembacaan dan sedikit penulisan, atau ketika kinerja sangat krusial.

4. Perlu pemantauan dan pemeliharaan: Basis data yang telah didenormalisasi memerlukan pemantauan dan pemeliharaan yang lebih cermat karena potensi risiko konsistensi data yang lebih besar.

5. Bergantung pada kebutuhan aplikasi: Keputusan untuk melakukan denormalisasi harus didasarkan pada kebutuhan aplikasi dan lingkungan spesifik. Ini bukan solusi yang cocok untuk setiap basis data.

6. Normalisasi tetap penting: Meskipun denormalisasi dapat meningkatkan kinerja dalam beberapa situasi, normalisasi tetap penting untuk memastikan data tetap konsisten dan menghindari anomali data.

Kesimpulannya, denormalisasi adalah teknik yang dapat digunakan dalam manajemen basis data untuk meningkatkan kinerja dalam situasi tertentu, tetapi harus digunakan dengan hati-hati dan selalu mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan konsistensi data.

Denormalisasi dalam manajemen basis data adalah tindakan yang dapat meningkatkan kinerja, tetapi juga membawa risiko tertentu. Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan denormalisasi:

1. Hilangnya konsistensi data: Dengan menggabungkan data dari beberapa tabel menjadi satu, risiko integritas referensial meningkat. Ini dapat mengakibatkan data yang tidak konsisten atau tidak valid jika tidak dikelola dengan baik. Kesalahan dalam denormalisasi dapat menyebabkan inkonsistensi data yang sulit diidentifikasi dan diperbaiki.

2. Kesulitan pemeliharaan: Basis data yang telah didenormalisasi cenderung lebih sulit untuk dikelola dan dipelihara. Ketika ada perubahan pada struktur data, Anda harus memperbarui semua tempat di mana data yang sama digunakan, yang dapat menjadi pekerjaan yang rumit dan berisiko kesalahan.

3. Overhead penyimpanan: Denormalisasi seringkali menghasilkan duplikasi data yang lebih banyak. Ini dapat mengakibatkan overhead penyimpanan yang signifikan karena Anda harus menyimpan data yang sama di banyak lokasi. Hal ini juga dapat menyebabkan ukuran basis data yang lebih besar.

4. Kerumitan query: Meskipun denormalisasi dapat mengurangi jumlah join yang diperlukan dalam query, ia juga dapat membuat query menjadi lebih kompleks karena data tersebar di berbagai tempat. Ini dapat menyulitkan pemahaman dan pemrograman query.

5. Kinerja yang lebih buruk dalam beberapa kasus: Meskipun tujuan utama denormalisasi adalah untuk meningkatkan kinerja, itu mungkin tidak selalu berhasil. Terkadang, denormalisasi dapat menghasilkan query yang lebih lambat karena ukuran basis data yang lebih besar dan overhead penyimpanan yang lebih tinggi.

6. Kesulitan dalam menjaga konsistensi data historis: Jika Anda perlu menjaga konsistensi data historis, denormalisasi bisa menjadi sulit karena data historis yang sudah didenormalisasi dapat mengalami perubahan lebih lanjut seiring waktu.

7. Kesulitan perubahan skema: Jika Anda perlu mengubah struktur basis data, misalnya untuk menambahkan atau menghapus kolom, denormalisasi dapat membuat perubahan skema menjadi lebih rumit.

Oleh karena itu, sebelum melakukan denormalisasi, penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati manfaat dan risikonya. Denormalisasi harus dilakukan dengan cermat dan perencanaan yang matang, dan pemeliharaan yang ketat untuk meminimalkan risiko yang terkait. Selain itu, pemilihan basis data yang tepat dan penggunaan indeks dengan bijak juga dapat membantu mengatasi beberapa risiko yang terkait dengan denormalisasi.

Terimakasih untuk yang sudah membaca artikel ini saya harap ilmunya dapat bermanfaat dan juga dapat menambah wawasan. Terimakasih juga untuk dosen pengampu Basis Data yaitu Pak Adi Rizky Pratama Adirp.id dan juga kampus kebanggaan https://ubpkarawang.ac.id/

--

--