Apa itu Relation dalam ERD, dan mengapa many-to-many tidak baik digunakan pada ERD

Nahda Hadaya Nasywa
3 min readOct 23, 2023

--

ERD digunakan untuk menggambarkan bagaimana entitas berinteraksi satu sama lain dalam basis data, dan “Relation” menggambarkan cara entitas tersebut terhubung atau berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dapat menggambarkan berbagai tingkat keterkaitan antara entitas, seperti one-to-one, one-to-many, atau many-to-many.

Saat menggambarkan hubungan antara entitas dalam ERD, ada tiga jenis hubungan utama:

  1. One-to-One (1:1): Ini berarti satu entitas dalam satu tabel berhubungan dengan satu entitas dalam tabel lain. Misalnya, satu karyawan dapat memiliki satu nomor identifikasi unik.
  2. One-to-Many (1:N): Ini berarti satu entitas dalam satu tabel berhubungan dengan banyak entitas dalam tabel lain. Misalnya, satu kategori produk dapat memiliki banyak produk yang terkait.
  3. Many-to-Many (N:N): Ini berarti banyak entitas dalam satu tabel dapat berhubungan dengan banyak entitas dalam tabel lain. Contoh klasik dari ini adalah hubungan antara entitas “Mahasiswa” dan “Kelas” dalam sistem pengelolaan sekolah. Banyak mahasiswa dapat mendaftar untuk banyak kelas, dan sebaliknya.

mengapa many-to-many tidak baik digunakan pada ERD

Hubungan many-to-many dalam Entity-Relationship Diagram (ERD) tidak secara inheren “buruk,” tetapi bisa memperkenalkan kompleksitas dan tantangan dalam desain dan pemeliharaan basis data. Berikut beberapa alasan mengapa hubungan many-to-many bisa menjadi masalah dalam ERD:

1. Kompleksitas Implementasi :Dalam sistem basis data relasional, hubungan many-to-many tidak dapat direpresentasikan secara langsung dalam tabel. Anda perlu membuat tabel perantara, sering disebut sebagai tabel junction atau linking, untuk menyelesaikan hubungan many-to-many. Ini menambah lapisan kompleksitas pada skema basis data.

2. Integritas Data: Mengelola integritas data menjadi lebih sulit saat menggunakan hubungan many-to-many. Lebih mudah untuk secara tidak sengaja memasukkan data duplikat atau inkonsisten ke dalam tabel perantara, yang dapat menyebabkan anomali data.

3. Kompleksitas Kueri: Mengkueri basis data dengan hubungan many-to-many bisa lebih rumit. Menggabungkan beberapa tabel, terutama dalam skema yang kompleks, dapat menghasilkan kueri SQL yang sulit dibaca dan dipelihara.

4. Masalah Kinerja: Hubungan many-to-many dapat mengakibatkan kinerja kueri yang lebih lambat, terutama ketika berhadapan dengan kumpulan data besar. Kebutuhan akan beberapa operasi penggabungan dapat mempengaruhi kinerja basis data.

5. Beban Pemeliharaan: Saat membuat perubahan pada skema basis data, seperti menambah atau menghapus entitas atau atribut, Anda mungkin perlu memperbarui tabel-tabel perantara dan memodifikasi kueri yang ada. Ini meningkatkan beban pemeliharaan.

6. Tantangan Skalabilitas: Ketika volume data tumbuh, hubungan many-to-many dapat menjadi bottleneck dalam skalabilitas, mengakibatkan waktu respons yang lebih lambat dan penggunaan sumber daya yang lebih besar.

Karena tantangan-tantangan ini, desainer basis data sering berusaha menghindari hubungan many-to-many bila memungkinkan. Sebaliknya, mereka lebih suka menggunakan hubungan one-to-many dengan tabel-tabel perantara untuk mencapai hasil yang serupa, karena ini mempermudah desain dan pemeliharaan basis data. Namun, ada situasi di mana hubungan many-to-many sesuai dan diperlukan, seperti saat memodelkan skenario bisnis yang kompleks di mana entitas secara jujur memiliki hubungan many-to-many.

Secara keseluruhan, hubungan many-to-many bukanlah hal yang “buruk” dalam ERD, tetapi datang dengan kompleksitas yang dapat membuat desain dan pemeliharaan basis data menjadi lebih sulit. Desainer sebaiknya mempertimbangkan dengan hati-hati apakah hubungan many-to-many adalah cara terbaik untuk merepresentasikan data atau apakah bisa disederhanakan melalui penggunaan tabel-tabel perantara dan hubungan one-to-many.

--

--