Apa Itu Denormalisasi?

SuciRidyantiPuteri
3 min readNov 2, 2023

--

>>> Pengertian Denormalisasi

Denormalisasi adalah proses dalam desain basis data yang melibatkan penggabungan atau penggabungan kembali tabel-tabel yang telah dinormalisasi sebelumnya. Ini bertentangan dengan normalisasi, yang berfokus pada membagi data menjadi tabel-tabel terpisah untuk mengurangi redundansi dan meningkatkan efisiensi. Denormalisasi, sebaliknya, bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan memudahkan akses data dengan memungkinkan duplikasi data dan mengurangi jumlah penggabungan yang diperlukan dalam kueri.

Denormalisasi sering kali digunakan dalam situasi di mana kecepatan akses data sangat penting dan risiko terbatasnya redundansi data dapat diterima.

>>> Keuntungan menerapkan denormalisasi adalah:

  1. Meningkatkan Kinerja: Dengan menggabungkan data yang terkait ke dalam satu tabel, kueri dapat dieksekusi lebih cepat karena mengurangi penggabungan antar tabel.
  2. Menyederhanakan Kueri: Kueri yang lebih sederhana dan lebih sedikit penggabungan lebih mudah dipahami dan diimplementasikan.
  3. Penggunaan Cache: Dalam sistem yang memanfaatkan mekanisme caching, denormalisasi dapat memungkinkan data yang sering diakses disimpan di dalam cache dengan lebih efektif, meningkatkan kinerja secara signifikan.
  4. Mengurangi Beban Server: Denormalisasi dapat mengurangi beban server database dengan menghindari penggabungan yang rumit dan pengolahan yang diperlukan dalam normalisasi tinggi.

>>> Kerugian menerapkan denormalisasi:

  1. Redundansi Data: Dengan melegitimasi duplikasi data, ada potensi untuk inkonsistensi data jika perubahan dilakukan di satu tempat tetapi tidak di tempat lain.
  2. Perawatan yang Sulit: Data yang digandakan memerlukan perawatan ekstra, dan jika tidak dikelola dengan benar, dapat menyebabkan anomali data.
  3. Fleksibilitas yang Terbatas: Struktur basis data yang lebih denormalisasi kurang fleksibel untuk perubahan dan dapat menghadapi kesulitan ketika skema data perlu diperbarui.

>>> Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menerapkan denormalisasi dalam desain basis data:

  1. Evaluasi Kebutuhan Aplikasi: Langkah pertama adalah memahami kebutuhan aplikasi yang akan menggunakan basis data.
  2. Identifikasi Tabel yang Akan Denormalisasi: Tentukan tabel mana yang perlu didenormalisasi.
  3. Tentukan Kolom yang Akan Digabungkan: Pilih kolom-kolom dari tabel yang akan digabungkan ke dalam tabel yang akan didenormalisasi.
  4. Buat Tabel Denormalisasi: Buat tabel baru atau perbarui tabel yang sudah ada dengan menambahkan kolom-kolom dari tabel yang akan digabungkan..
  5. Salin Data: Salin atau sinkronkan data dari tabel sumber ke tabel denormalisasi.
  6. Pertimbangkan Keamanan dan Konsistensi Data: Perhatikan kebijakan keamanan dan mekanisme validasi data untuk memastikan integritas data dan menghindari inkonsistensi.
  7. Perbarui Kueri: Setelah menerapkan denormalisasi, perbarui kueri aplikasi untuk memanfaatkan struktur basis data yang baru.
  8. Uji dan Monitor: Uji kinerja basis data dengan denormalisasi untuk memastikan bahwa hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
  9. Dokumentasi: Penting untuk mendokumentasikan perubahan denormalisasi yang telah diterapkan dalam desain basis data agar anggota tim dan pemangku kepentingan lainnya dapat memahami perubahan tersebut.

>>> Contoh sederhana denormalisasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Misalnya, Anda memiliki dua tabel ter-normalisasi: “Pegawai” dan “Departemen.” Tabel “Pegawai” memiliki kolom “Nama Pegawai” dan “ID Departemen” yang mengacu pada ID departemen dalam tabel “Departemen.” Setiap kali Anda ingin menampilkan nama departemen bersama dengan informasi pegawai, Anda harus melakukan penggabungan, yang mungkin memperlambat kueri.

Dalam konteks ini, Anda dapat memutuskan untuk mendenormalisasi tabel “Pegawai” dengan menambahkan kolom “Nama Departemen” secara langsung ke tabel “Pegawai.” Ini menghindari penggabungan dan membuat kueri yang memerlukan informasi departemen lebih cepat. Namun, Anda perlu memastikan bahwa data departemen dalam tabel “Pegawai” selalu konsisten dengan data dalam tabel “Departemen.”

Penggunaan denormalisasi harus seimbang dengan kebutuhan aplikasi dan situasi tertentu. Hal ini dapat meningkatkan kinerja tetapi juga dapat mengakibatkan inkonsistensi data jika tidak dikelola dengan hati-hati. Oleh karena itu, perlu mempertimbangkan secara matang kapan dan di mana untuk menerapkan denormalisasi.

Instansi : Universitas Buana Perjuangan Karawang

Dosen Pengampu : Adi Rizky Pratama M.Kom

--

--