KONGRES KM ITB: KADERISASI TERSELUBUNG UNTUK MENJADI TUHAN

Kesenatoran IMA-G ITB
5 min readAug 10, 2023

--

Sebenarnya gue gak yakin tulisan ini bakalan semenarik itu buat lo semua. Karena gak semua orang suka deep dive ke dalam hal yang berbau ITB cabang pusat dicampur politik. Tapi tenang, tulisan ini bukan buat si paling ngerti politik, tapi justru gue dedikasikan tulisan ini buat gue sendiri, lo yang belum tau, yang cukup tau, atau bahkan yang gak mau tau sama sekali.

Diliat dari judulnya aja udah ada kata ‘Kongres’, which is terpasang stereotype yang mungkin menurut sebagian orang itu ‘ngeri banget’. Awalnya menurut gue juga gitu. Di bayangan gue, Kongres itu kumpulan orang-orang penyuka politik yang terlanjur serius, gue kadang suka gak paham sama apa yang mereka omongin, jangankan apa yang mereka omongin, tugas mereka aja awalnya gue gak tau. Tapi, setelah terjun sebagai anggota kesenatoran, hmm, jadi makin repot sih sebenernya, apalagi kalo udah ada yang nanya ‘Kita sebenernya masih butuh kongres gak sih?’. Menurut gue pertanyaan ini bisa datang dari berbagai kalangan mahasiswa ITB, mau itu yang gak tau sedikit pun tentang kongres, yang tau banget, atau yang sok tau. Nah, karena itu, menurut gue gak akan nyambung kayaknya kalo gak dijelasin dulu kongres itu apa. So, let’s break it down..

SATU LEMBAGA VS EVERYBODY

Secara singkat kongres KM ITB ini tuh lembaga legislatifnya ITB, dimana seperti yang kita tahu didalam politik pada umumnya lembaga ini memiliki tanggung jawab buat ngawasin dan ngatur.

Ngawasin siapa? ngatur apa? Bisa ngeliat ke diagram di bawah, kongres ini memiliki kontrol penuh (dalam artian dia ngawasin) kabinet KM ITB dan MWA-WM. Nah, fungsi legislasi ini nih, yang harus jadi patokan kita dalam memandang si kongres KM ITB. Kongres ini sendiri isinya itu senator dari masing-masing himpunan yang nantinya menjadi jembatan dalam menyampaikan aspirasi dari himpunannya. Jadi, kalo diliat lebih detail lagi, basically posisi tertinggi itu sebenarnya ada di HMJ sendiri, yaitu kita, dimana sadar atau nggak nya kita terhadap posisi itu, yaaa.. bergantung pada senator himpunannya masing-masing.

Nah, menurut gue, banyak nih anggota-anggota himpunan yang gak sadar akan posisinya itu, dimana dia sebenarnya berhak ngasih aspirasinya selama senatornya menyampaikan ke kongres, nah problemnya adalah.. Apakah semua himpunan itu punya senator yang at least mau menyampaikan hal tersebut?

Sebagai lembaga legislatif, tugasnya gak cuma ngawasin doang dong, as simply as DPR, fungsi legislasi kongres lainnya yang mungkin gak banyak orang tau, diantaranya:

  1. Bikin garis besar kebijakan dalam kehidupan kemahasiswaan ITB.
  2. Ngadain Pemilu KM ITB.
  3. Bikin pedoman penyusunan anggaran belanja KM ITB, ini jadi salah satu aspek penting yang kongres coba dorong dan memastikan keberjalanannya dengan baik. Biasanya, poin ini berpengaruh banget terutama buat massa himpunan yang punya peran aktif di dalam unit.
  4. Meriksa terpenuhi atau enggaknya rencana anggaran pendapatan dan belanja KM ITB.

Wah udah mulai lumayan rumit nih bahasanya. Tapi, menurut gue disini yang jadi poin penting adalah kongres ini gak cuma mengawasi kinerja, maupun cash flow dari KM ITB dan MWA-WM, tapi juga bertanggung jawab dalam menetapkan pedoman untuk beberapa hal yang nantinya berpengaruh juga sama kita kita sebagai mahasiswa ITB.

SENATOR VS SENATOR

Dalam mekanisme pelaksanaannya, menurut gue gak sepenuhnya salah juga kalo kongres ini gue sebut sebagai kumpulan orang terlanjur serius. Kenapa? Karena dalam keberjalanannya, kongres ini akan banyak mengkaji isu-isu yang ada di kampus maupun yang berkaitan dengan kampus. Contohnya, pemindahan PKL Jl. Ganesa yang lagi jadi hot issue banget saat ini. Dalam proses pengkajian isu ini, senator yang nantinya menyampaikan aspirasi harus cukup mampu buat menyampaikan dengan baik aspirasi himpunannya ke senator perwakilan HMJ lain, disaat yang bersamaan juga nantinya mereka harus punya argumen berdasar, mampu berdebat dan mampu untuk ngeyakinin senator lain terhadap pandangan atau aspirasi dari himpunannya. Jadi gak heran kalo senator itu emang setidaknya harus paham betul terhadap hal yang dia sampaikan beserta dasar hukumnya, istilahnya gue bisa sebut ‘no asbun in this area’. Karena nanti keputusan dari kajian itu akan berpengaruh pada pengambilan sikap yang pada akhirnya ngaruh juga ke massa kampus.

IBARATNYA, LU PUNYA KUASA, LU HARUS BERKONTRIBUSI KE GUE

Tapi menurut gue enggak bro.. Disini ada satu keresahan gue sama himpunan gue sendiri, yang mana, kadang ada yang nanya ‘Emang kontribusi senator kita apa aja sih?’. Pertanyaan gini menurut gue berawal dari miskonsepsi. Makanya gue bilang di awal, patokannya fungsi kongres itu legislasi dan pengawasan, beda lagi sama eksekutif. Kalo lo liat pejabat eksekutif (contohnya kalo di himpunan itu kahim) gak keliatan batang hidungnya, baru lo bisa tanya ‘kontribusi lo apa?’. Dalam hal ini fungsi senator kan legislasi dan pengawasan, bayangin kalo mereka keliatan kerja terus, artinya banyak masalah dong?

Meanwhile kalo bicara soal kesenatoran di himpunan gue sendiri, IMA-G, gue bisa sedikit spill gimana aja sepak terjangnya di kongres:

  1. Menjadi Ketua Komisi Internal Kongres KM ITB
  2. Memimpin sidang “TAP PENGESAHAN PJS KETUA KONGRES DAN STRUKTUR SEMENTARA KONGRES KM ITB PERIODE 2023/2024” pada 9 Juni 2023
  3. Hadir pada sidang “PENGAWASAN PSDM” pada 18 Juni 2023
  4. Hadir pada sidang “Laporan Keterwakilan Kabinet KM ITB di Roadshow BEM UGM” pada 23 Juni 2023
  5. Hadir pada sidang “Penetapan Mekanisme Forum Penyelarasan Arah Gerak KM ITB 2023” pada 30 Juni 2023
  6. Hadir pada sidang “Laporan Bulanan Juni-Juli Kongres KM ITB 2023” pada 6 Juli 2023
  7. Hadir pada sidang “Penetapan Mekanisme Pengawasan Kabinet dan MWA WM” pada 10 Juli 2023
  8. Rekap presensi Juni-Juli-Agustus 100% (dengan kata lain, kesenatoran kita gak pernah bolos)
  9. Serta banyak hal lain yang semakin kesini agenda semakin banyak, pencerdasan massa dituntut semakin masif, pun kontribusi di kongres juga dituntut semakin signifikan (walaupun masih banyak senator lain yang belum keliatan *ekhem)

Nah, tapi dibalik itu juga, lo gak bisa lihat badan legislasi dari jumlah proker atau dari impact yang dia buat secara langsung ke himpunan, karena isunya terkadang luas, bukan buat satu himpunan aja, kadang buat satu kampus malah, ya contohnya itu, pemindahan PKL Jl. Ganesa. Makanya dampaknya kurang kerasa secara spesifik untuk himpunan tertentu. Ibaratnya DPR dari dapil tertentu ke DPR RI, pengen kontribusinya langsung ke dapil tersebut, ya gak bakalan kerasa lah. Nah, terus, balik lagi nih ke pertanyaan awal, kalo gitu, ‘butuh gak sih kita terhadap kongres?’.

Menurut gue, kita masih butuh adanya kongres, karena kalo gak ada kongres, kahim jadi double degree >_<

Maksud gue adalah, ketika ada pun, pada akhirnya, mereka gak terlihat atau dipertanyakan terus kontribusinya. Ini tentu bisa terjadi karena banyak hal, entah karena gak adanya perwakilan himpunan yang membantu penarikan aspirasi, jadi kesannya massa himpunan gatau apa apa tentang apa yang terjadi di pusat, atau pun karena miskonsepsi tadi. Tapi balik lagi, karena kongres ini sebagai jembatan buat menyampaikan aspirasi kita juga sebagai massa himpunan, baik dalam bentuk keputusan sikap terhadap suatu isu maupun arahan pedoman, maka menurut gue untuk menjamin ketenangan dan kesejahteraan putra putri terbaik bangsa(t) ini, kongres harus tetap ada, dan jaminan kongres untuk tetap ada itu adalah bahwa tiap-tiap himpunan mengirimkan perwakilannya, yaitu senatornya untuk berada di kongres.

Ini mungkin pusing dan ribet, tapi balik lagi, menurut gue sih kita gak akan pernah paham kalo gak mau berusaha memahami.

Sekian dari gue, semoga bermanfaat.

© Komisi Inkubasi dan Eskalasi Isu, Kesenatoran IMA-G 2023/2024

--

--

Kesenatoran IMA-G ITB

Handled by Timsen Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) ITB 2023/3024