Gilang melirik arlojinya, sudah pukul setengah tujuh malam namun sosok yang sedang ia tunggu belum juga menapakkan diri meskipun acara dimulai pukul tujuh malam tapi ia tetap menghawatirkan pacarnya itu.
Pesan yang ia kirim pun belum kunjung dibalasnya sejak tadi, lelaki itu terus mengetuk-ngetuk kakinya ke lantai tanda ia mulai gelisah, antrian panjang dipintu masuk menandakan bahwa acara akan segera dimulai.
“Woi lang.” Gilang tersentak, Ghava menepuk punggungnya.
“Udah selesai semua yang di dalem?” Tanya Gilang, dalam keadaan gelisah menunggu sang pujaannya datang pun ia selalu memastikan acaranya akan berjalan dengan benar.
“Udah kok, ada farrel sama dapa yang lagi diskusi sama band sebelum tampil.” Jawab Ghava, tangannya dilipat seraya memperhatikan sudut ruangan yang mulai penuh dengan orang-orang.
“Kalau ada kendala, hubungin gue.”
“Iya lang, pasti lancar dah”
Jawab Ghava yakin, Gilang mengangguk menyetujui.
“Mana pacar lo? Di ajakin kesini ga?”
“Belum dateng.”
Disisi lain, Meera menghela napas sambil menatap jalanan yang penuh dengan kendaraan. Mobil mereka tidak bergerak sama sekali.
Carly sudah meminta maaf karena terlambat menjemputnya dan kini mereka harus terjebak dalam kemacetan yang tidak tahu kapan usainya tapi sialnya lagi batre hpnya habis dan ia tidak bisa mengabari Gilang.
“Sorry Meer, gue lupa banget hari ini ada party mana jalanan ini yang paling cepet buat ke gedung itu. Sialnya lagi gue lupa buat jangan lewat jalanan sini.”
“Gapapa Car lo gaperlu minta maaf, emang ada apaan si kok macet?”
“Ada perusahaan yang ngadain party kata nyokap gue gitu, dan nyokap gue juga udah bilangin buat jangan lewat jalanan sini.”
Jarum jam yang ada di arloji Meera sudah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh namun jarak yang harus ia tempuh untuk sampai ke gedung acara Wibrata masih sekitar sepuluh menit lagi apabila jalanannya lancar namun kini macet maka akan lebih lama dari itu.
“Udah lo kabarin kak Gilang kalo kita datengnya telat?” Meera menggeleng.
“Batre hp gue habis, gue lupa buat ngecas tadi”
“Mau pake hp gue?” Tawar Carly seraya menyodorkan hpnya.
“Gue ga hapal nomornya.”
“Semoga aja macetnya ga lama, biar kita cepet nyampe.” Kata Carly.
“Iya deh, gue takut kak Gilang nyariin.”