Merancang Resolusi 2020 Sesuai Karakter Diri

Indonesian Freelancer
3 min readDec 22, 2019

--

Wahai pembaca, ada yang 100 persan resolusi 2019-nya terjalani? Ada? Wah! Kalau iya, ingin belajar dong, Mastahh.

Karena menurut riset yang disadur Inc.com, 60 persen dari responden membuat resolusi tahun baru. Tapi, hanya 8 persen dari responden yang sukses mencapainya.

Kalau saya jadi salah satu respondennya, kemungkinan, saya masuk ke 92 persen itu :’(. Masih payah, yah. Apalagi, saya tidak terbiasa konsisten menjalankan kebiasaan-kebiasaan tertentu sejak kecil.

Namun, kali ini, saya ingin 2020 saya disimbahi dedikasi penuh dalam menjaga kebiasaan-kebiasaan tertentu. Tujuannya, supaya bakat-bakat kuat saya dapat tertempa baik, serta supaya bakat-bakat lemah saya dapat tersiasati serapi mungkin. Bagaimana pun, bakat adalah amanah. Lalai mengembangkan bakat, saya amini, sebagai bentuk lain dari ingkar nikmat.

Nah, berdasarkan artikel-artikel yang pernah saya baca, baik runtut maupun sekilas, ada prinsip-prinsip bagi saya dalam mencanangkan resolusi 2020. Di antaranya:

Pertama, kenali bakat-bakat kuat dan lemahmu

Seperangkat bakat kuat, selalu berpasangan dengan seperangkat bakat lemah dalam diri manusia. Kombinasi seperangkat bakat ini, tentu ditempa dari lahir hingga sekarang. Semakin tua usia, sepemahamanku, maka semakin solid susunan bakatnya.

Oleh karena itu, resolusi yang dibuat pun setidaknya tidak terlalu membebani bakat-bakat lemah. Semisal, salah satu bakat lemah saya adalah ‘Discipline’. Maka, saya membuat kebiasaan-kebiasaan yang tidak terlalu menuntut keteraturan teramat sangat. Tetapi ada pula kebiasaan atau upaya agar ketidakdisiplinan saya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Maka, membuat resolusi berdasarkan bakat kuat bisa jadi esensial untuk menempa bakat diri. Beberapa bakat kuat saya adalah Intellection (senang berpikir dan memahami kehidupan) dan Harmony (suka damai dan mencari titik temu), maka — rutin membuat tulisan terkait titik temu antar dua pandangan yang bersebrangan bisa jadi resolusi yang dapat diupayakan!

Kedua, bikin kebiasaan yang sangat mudah (tapi rutin)

Nasihat ini saya dapati dari James Clear, blogger yang menulis rutin tentang produktivitas. Bahwa dalam menyusun kebiasaan-kebiasaan baru, hendaknya dimulai dari hal-hal terkecil dahulu. Sehingga mudah dilakukan dan mudah pula rutin melakukannya.

Ketiga, buat resolusi yang bersifat process (aktivitas yang berupaya kita lakukan), bukan output (hasil)

Sering dengar ungkapan, domain kita adalah berupaya semaksimal mungkin, sedangkan hasil biarlah Yang Di Atas yang atur. Ternyata, hal ini merupakan ‘hukum alam’ yang patut kita perhatikan dalam menyusun resolusi.

“Ketika kamu ingin menguasai sesuatu lebih baik — seperti menggambar kartun, atau melakukan olahraga rutin — berpikirlah dalam kerangka sistem, bukan dalam kerangka goals.”

Begitu ujar Scott Adams dalam bukunya How to Fail at Almost Everything and Still Win Big: Kind of the Story of My Life.

Nah, apa sih yang membedakan sistem dan goal? James Clear, penulis yang dikenal dengan tips produktivitasnya membedakan sebagai berikut.

  1. Jika kamu seorang pelatih, tujuan kamu adalah memenangkan kejuaraan. Sistemmu adalah apa yang tim kamu lakukan saat berlatih setiap hari.
  2. Jika kamu seorang penulis, tujuan kamu adalah menerbitkan buku. Sistemmu adalah jadwal penulisan yang kamu ikuti setiap minggu.
  3. Jika kamu seorang pelari, tujuan kamu adalah menjalankan maraton. Sistemmu adalah jadwal latihan kamu untuk bulan tersebut.
  4. Jika kamu seorang pengusaha, tujuan kamuadalah membangun bisnis bernilai jutaan dolar. Sistemmu adalah proses penjualan dan pemasaran Anda.

Scott Adams berkata puladalam bukunya, “Kesuksesan orang berkerangka sistem adalah ketika mereka mempraktikkan sistem mereka.”

Bagaimana, sudah cukup punya amunisi dalam merancang 2020 mu? Jika iya, dan belum ada di daftar di atas, bagi-bagi dong. :)

___

Pembuatan artikel ini bekerjasama dengan komunitas Indonesian Freelancer.

--

--

Indonesian Freelancer

Artikel seputar dunia kerja, produktivitas, dan pekerjaan freelancer