Foto di Grup

Inka Cornelia
3 min readMay 31, 2024

--

Foto yang dikirim ke grup karena kesalahan saya

Malam itu saat saya sedang menikmati seblak di tempat kesukaan, tiba-tiba ada notifikasi masuk di handphone saya. Notifikasi dari grup kantor tempat saya bekerja. Perasaan saya sudah tidak enak, sebab tidak biasanya notifikasi dari grup kantor berisikan foto dengan pertanyaan “Ada yang salah dari foto ini?”

Dengan enggan — sebab seblak saya masih panas dan sedang nikmat-nikmatnya dimakan, akhirnya saya buka notifikasi tersebut.

Waduh, kok bangku saya begini…

Itu pikiran pertama saya. Dan memang itu kesalahan yang saya buat. Dengan tidak sadar meninggalkan meja kerja dalam keadaan yang tidak rapih dan tidak sesuai norm yang berlaku di kantor. Yang sudah lihat fotonya bisa tebak bangku saya yang mana?

Padahal saya sudah belajar budaya Jepang. Salah satu budaya yang bisa menambah produktivitas pekerjaan kita kalau memang benar-benar di terapkan.

Apa tuh?

Budaya 5S atau 5R dalam bahasa Indonesia-nya yang diharapkan bisa melekat pada pribadi masing-masing. Apa aja sih budaya 5S / 5R itu?

  1. Seiri (Ringkas)
    Jika segala sesuatu bisa dikerjakan secara cepat dan sederhana maka kita sudah menerapkan budaya ringkas ini. Contoh sederhananya memilah dan memisahkan barang-barang yang tidak diperlukan. Seperti contoh jangan meletakkan bantal di meja pada saat kita ingin bekerja. Karena bantal seharusnya berada di kamar bukan di meja apalagi buat belajar.
  2. Seiton (Rapi)
    Susun dan atur barang-barang dengan rapi dan teratur. Kita bisa mengkategorikan barang sesuai dengan fungsi atau tempatnya. Tidak tercecer diberbagai tempat. Masa charger handphone mau diletakkan di kamar mandi. Kan ga nyambung gitu loh.
  3. Seiso (Resik)
    Bersihkan dan jaga kebersihan. Usahakan jika kita memulai belajar atau bekerja dengan keadaan bersih maka selesaipun harusnya seperti itu. Jangan sampai ada sisa kotoran seperti tisu ataupun gelas bekas minum. Jika lingkungan bersih, tentunya kita lebih nyaman dan fokus. Bayangkan kita terdistraksi hanya karena tidak sengaja menyenggol gelas yang ada isinya dan menyebabkan laptop rusak karena tersiram air. Pekerjaan makin lama deh selesainya, selain itu kita punya satu lagi masalah tambahan.
  4. Seiketsu (Rawat): Jaga dan pelihara sistem 5S agar tetap berjalan. Jangan cuma peralatan aja yang kita rawat. Tapi budayanya juga tetap harus kita terapkan. Percuma jika budayanya hanya dilakukan dalam satu atau dua hari. Dipastiin ga ada manfaatnya sama sekali.
  5. Shitsuke (Rajin): Lakukan 5S dengan disiplin dan menjadikannya kebiasaan. Dalam hal ini kita bisa saling mengingatkan antar satu sama lain jika ada yang tidak melakukan budaya 5S ini dengan maksimal. Seperti contoh foto yang dikirim di grup tempo hari lalu. Jika tidak ada orang lain, kita bisa membuat agenda ataupun jadwal untuk melakukan pengecekan. Semisal di akhir bekerja, sudah ada ceklis ataupun alat bantu untuk memastikan barang-barang tersimpan sesuai tempatnya.

Semoga setelah para pembaca melihat tulisan ini, tidak ada lagi orang-orang yang terlupa untuk menerapkan budaya 5S ini. Jangan sampai ada saya yang kedua apalagi yang ketiga!

Orang yang bijak adalah yang belajar dari kesalahan diri sendiri, tapi orang yang lebih bijak adalah yang bisa belajar dari kesalahan orang lain.

Sekian dari saya yang masih banyak kurangnya dan sedang berusaha memperbaiki diri setiap harinya. Sampai hari ini masih tetap ingin menjadi editor buku sebelum usia dua lima. Ga tau besok, siapa tau ada yang lebih cocok.

Salam manis,
Inka Cornelia
Jakarta, 31 Mei 2024

--

--