Saat ini, saya sebagai Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Saya memiliki bakat menulis konten dengan jumlah kata pada artikel ringan sebanyak 350 sampai dengan 800 kata, walaupun hasil penulisan saya belum sempurna dan terkadang belum sesuai dengan aturan penulisan Sastra. Di luar waktu perkuliahan banyak saya habiskan untuk membaca buku, menulis konten, dan berimajinasi tentang masa depan. Saat ini, terbitan konten artikel ringan saya ada di Hipwee dan Kompasiana, saya menulis di tempat lain juga namun masih menunggu informasi dari penerbit terkait status tulisan yang saya terbitkan antara diterima atau ditolak.

Apa tujuan saya menulis konten?

Saya sering ditanya dengan pertanyaan "Apa tujuan kamu menulis konten?" oleh teman-teman saya, lalu, saya menjawab "Saya ingin menjadi Content Writer, dan untuk melamar kerja posisi Content Writer harus memiliki sebuah portofolio hasil tulisan konten yang diterbitkan oleh penerbit". Alasan diatas itulah yang menyebabkan saya sering menulis konten di luar waktu perkuliahan saya.

Dulu, saya bingung melihat diri saya sendiri, saya memiliki impian yang berubah-ubah, dulu pengen bekerja di perusahaan perkebunan sawit dengan posisi Keuangan, lalu berubah lagi ingin menjadi HRD, lalu berubah lagi ingin menjadi Sales, Tentara, Polisi dan banyak lagi impian lainnya, sampai pada akhirnya saya berfikir "Dari banyaknya impian saya diatas ternyata bakat saya ada di bidang penulisan konten!".

Ternyata, banyaknya impian saya diatas itu hanyalah sebuah keinginan yang tidak disertai oleh bakat. Saya sudah banyak mencoba dari mulai magang posisi Sales, belajar tentang komputer, belajar tentang keuangan terutama bagian laporan keuangan, dan sebagainya. Namun, tidak ada satupun yang membuat saya betah menjalaninya. Salah satu hal yang membuat saya betah ketika saya lakukan berulang kali hanyalah menulis. Darisitulah saya mulai berganti impian untuk menjadi Content Writer yang umumnya menulis konten artikel ringan dengan minimal 350 sampai dengan 800 kata.

Dari mana saya bisa mengetahui bakat saya ada di bidang penulisan konten?

Ketika saya mendekati cewek atau bahasa gaulnya PDKT melalui sosial media Instagram, TikTok, dan lainnya, pasti semua cewek malas membaca ketikan pesan yang saya kirimkan. Bahkan, teman sesama cowok saya selalu bilang kepada saya bahwa si-cewek ini malas membaca pesan yang saya kirim dikarenakan hasil ketikan saya. Ternyata, saya mengetik terlalu panjang bisa sampai 150 kata lebih ketika mengirimkan pesan melalui sosial media. Darisitu juga awalnya saya ada berpikir ternyata bakat saya ada di bidang penulisan. Perasaan, baru menulis sedikit, tidak terasa sudah 150 kata, 350 kata, bahkan sampai 800 kata.

Selain dari itu, saya juga pernah mengikuti banyak agenda yang diadakan oleh Psikolog anak dalam rangka mengenali bakat anak. Saya coba satu-satu lewat ratusan pertanyaan yang menggambarkan tentang diri saya, dan hasilnya, semua tempat Psikolog anak menyatakan bahwa saya berbakat di bidang penulisan konten! ya, walaupun terkadang masih perlu diasah juga kemampuan menulis saya, "Berbakat di bidang penulisan konten tapi tidak pernah diasah ya sama saja bohong!" kata Psikolog anak di tempat saya mengenali bakat menulis.

Apakah Content Writer atau Penulis Konten punya masa depan yang cerah seperti profesi lainnya?

Dimasa yang canggih pada tahun 2022 sekarang, masih banyak orang mengira posisi Content Writer memiliki masa depan yang gitu-gitu saja. Tidak seperti posisi Sales, Keuangan, HRD, dan lainnya yang banyak dianggap orang punya masa depan yang cerah seperti jenjang karir yang meningkat, berpeluang menjadi Direktur, dan lain sebagainya.

Padahal, Content Writer juga memiliki jabatan di perusahaan media, contoh jabatan yang bisa diisi oleh para penulis adalah Kepala Redaktur, Editor in Chief, Direktur Kreatif, dan lain sebagainya. Namun, belum banyak orang yang mengetahui lebih dalam mengenai jenjang karir seorang penulis di perusahaan media!

Apakah saat ini sudah mulai menghasilkan uang dari tulisan yang saya terbitkan di Hipwee dan Kompasiana?

Seperti yang saya jelaskan diatas, yang saya katakan bahwa tujuan saya menulis konten adalah untuk menambah portofolio. Agar nantinya ketika saya lulus Sarjana dan melamar pekerjaan Content Writer saya mempunyai bukti berupa hasil tulisan yang saya tulis. Agar perusahaan percaya dengan saya.

Tapi, jika teman-teman berbaik hati mau mendukung saya agar lebih semangat lagi dalam menulis konten, teman-teman bisa mengikuti akun @irfanfadhilah01 milik saya di Medium ini. Kenapa saya butuh pengikut di Medium? karena untuk bergabung di Medium Partner Program syarat utamanya memiliki pengikut minimal sekali 100 orang. Medium Partner Program adalah sebuah konten yang ditulis oleh para penulis di Medium yang hanya dibaca oleh para pengguna berbayar di Medium. Jadi, dengan bergabung Medium Partner Program nantinya saya dapat uang dari setiap pengguna Medium berbayar yang membaca konten saya. Saat ini, saya belum bergabung di Medium Partner Program karena saya belum mempunyai minimal 100 pengikut. Artinya setiap konten yang saya tulis disini masih belum ada bayaran sama sekali!

Sepertinya, tulisan tentang diri saya ini sudah terlalu panjang melebihi 700 kata. Takutnya, teman-teman sudah merasa jenuh dengan kalimat yang banyak ini. Saya sudahi sampai disini saja untuk tentang saya, saya ucapkan sekian terimakasih sebanyak-banyaknya bagi yang sudah sempatkan waktunya untuk membaca tentang saya sampai habis. Jika ingin berkenalan dengan saya lebih lanjut, kunjungi saya disini!

Irfan Fadhilah

Irfan Fadhilah

Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan. Suka membaca buku, menulis konten, dan berimajinasi tentang masa depan. Terimakasih telah membaca.