Present You A Journey of My Life: Asus AMD-Laptop For Everyone

Irvan Hartan
6 min readJan 8, 2018

--

Kalau bener-bener di bandingkan dengan beberapa personal blog lainnya yang sudah terbang menghiasi dunia digital secara nasional, blog gue ini cuma sekedar blog amatiran yang lebih mengarah ke hobi dan arsip-arsip beberapa sentilan hidup gue.

Ya, kalo loe find through my whole articles, you’ll find mostly my articles are about food. Dan itu deskripsi kedua tentang gue which is gue hobi makan. Lebih tepatnya gue hidup untuk makan, bukan sebaliknya.

Well, gue nggak akan perkenalan formal atau ceritakan biodata gue di sini. Bakalan boring banget!

Basically, gue manusia biasa. Rakyat biasa yang nggak kebal hukum dari suatu planet yang bernama Bumi-tanpa tulisan ‘datar’ di belakang. Hidup gue sebenernya flat-flat aja sih.

Sampai akhirnya mendekati akhir 2017, atau tepatnya di bulan Agustus, gue bergabung sebagai intern di salah satu foodblog yang tersohor di kota Medan. Aseeekkkk.

Find out about our blog by clicking here.

Jadi, blog ini sudah gue ikuti sejak 3 tahun setelah mereka mulai membuat artikel dan gue nge-fans sama ini blog. Blog ini mulai menginspirasi gue waktu itu untuk foto-foto makanan dan membuat review kecil tentang makanan. Dan! Gue mention ke blog ini dengan harapan gue dibales sama adminnya atau ulasan gue di feature di blog mereka. Keren banget rasanya!

Back to da topic. Di Agustus 2017, gue iseng-iseng menjawab survey yang dibuat oleh tim dari blog tersebut. Dalam dua hari, gue diajak ketemu dengan seseorang dari tim mereka yang belakangan ini gue tahu dia adalah salah satu founder dari blog ini.

Reka ulang adegan :D

Salah satu dari mereka ngajak ketemuan untuk bahas tentang internship di blog mereka. Dream comes true and it’s hard to believe. Apalagi gue di-japri pake account pribadi yang bikin gue makin percaya kalo ini nggak nyata gitu. But I won’t miss the chance. In short, I met this guy and here I am. Part of big family of the blog I dream to join with.

What‘s my job here?

Gue join sebagai writer di blog ini. Actually, saat gue join ke blog ini, mereka sudah mulai melebarkan sayap ke dunia video (baca: YouTube). Jadi asumsi gue, mereka mungkin perlu perpanjangan tangan untuk penulisan artikel di blog.

The world is changing, mate. If you don’t adapt, you’re dead.

Setiap hari yang gue lihat itu laptop melulu. Menulis, right? Anyway, buat loe yang gagal paham soal “menulis”, menulis yang gue maksud itu menulis artikel dengan cara mengetiknya di desktop. Or for some people, they write it by using their phone.

Trouble happened!

Suatu malam pas gue lagi kepo-keponya ikut tim ke suatu restoran yang agak jauh dari pusat kota, hujan deras disertai badai kenangan masa lalu (#halah) menerpa medan. Rumah gue kebanjiran, guys. Dan laptop! Laptop gue! Kerendam banjir karena gue letakkin di lantai kamar gue yang tepat berada di sebelah pintu mengarah ke halaman belakang dekat saluran air.

Kalo di filem-filem, bagian di atas ini klimaksnya nih. Biasanya mendadak muncul pahlawan super gitu buat menyelamatkan. Sayangnya, Avengers lagi bertarung sama Son Goku di planet Namek.

Unfortunately, gue kembali ke laptop lama. Lama dalam artian luamaaaaa banget, laptop zaman-zaman windows Vista masih dikembangkan. Sumpah nge-lag banget! Up until now I’m using this life taker laptop!

Maklum, untuk inves ke laptop baru dengan specs yang memadai belum menjadi agenda keuangan gue since I’m investing on other things (baca: nyicil kendaraan).

What I see everyday?

Yah, tiap hari gue mesti berkutat dengan laptop yang sumpah resek banget. Nge-lag sana sini. Buka lebih dari 4 tab browser sudah parah banget. Itu kipas pendingin juga berisik. Lebih berisik dari lagu Metallica yang gue putar dengan suara penuh.

Internetnya? Tanpa angin, tanpa hujan, tanpa setan bisa disconnect sendiri! Bayangkan script-script yang gue tulis yang belum ter-auto save harus pamit dari diri gue.

Urusan download media untuk artikel mah jangan ditanya lagi. Gue mesti download dari smartphone gue dulu baru ditransfer ke laptop dengan kecepatan transfer yang bikin gue mengepalkan tinju!

What I wish for?

Not so long after that, adek gue yang sebentar lagi bakal skripsian membeli sebuah laptop ASUS dengan tipe kalau tidak salah 455LF. Gue nggak begitu inget karena itu bukan laptop gue, gue cuman tahu minjemnya doang.

Nyirrrr… Mungkin karena udah terlalu lama gue pake ini laptop resek, laptop Asus ini kuenceng banget. Tidak perlu waktu lama untuk bikin gue jatuh hati sama ini laptop. Apalagi warna laptop adek gue ini putih, elegan banget kelihatannya. Kalo dibawa ke meeting internal tim mah nggak bakalan malu-maluin gue.

Then the bad news come…

Laptop adek gue bakalan dibawa sama pacarnya untuk ngembangin aplikasi yang sedang di develop-nya. Nah, gue cari-cari deh info ke dealer tentang nih laptop, mana tahu bisa gue inves. This happened before I’m investing on my ride. AND ternyata laptop ini sudah discontinued. That’s what they said.

Dengan job load gue yang sudah lebih dari sekedar menulis artikel di tim, gue mesti berkutat kembali dengan si laptop resek.

Bayangin, gue mesti ngedit video, digital marketing, content creating, blog-writing, managing YouTube videos, ngedit foto dan masih banyak lainnya yang mesti gue kerjakan dengan satu laptop resek ala kadarnya yang lebih pelan daripada cewe telmi.

What I aim for?

Sebuah laptop yang mampu menunjang task untuk office sih gue rasa semua laptop baik di level entry maupun profesional mampu melakukannya dengan baik. Tapi kalau laptop untuk multimedia editing seperti desain grafis, video editing dan photo editing dengan kemampuan multi-tasking yang tinggi belum tentu dimiliki semua laptop.

Cukup lama waktu gue untuk browsing tentang laptop beserta harga dan spesifikasinya. Membanding-bandingkan laptop dari brand ini ke brand itu. Spek ini ke spek itu. Tapi ujung-ujungnya pilihan hati kembali terjatuh ke laptop dari Asus.

Sumber: www.asus.com

Apalagi laptop yang bertipe ASUS X550IK ini mampu menggoyahkan hati gue dan berhasil move on dari 455LF yang udah discontinue tadi. Dipersenjatai dengan AMD FX9803P yang menawarkan performa luar biasa, X550IK ini sudah sangat mumpuni dalam hal performance dan multi-tasking. Dengan RAM 8Gb DDR4 yang bisa di-upgrade ke 16Gb dan kartu grafis AMD Radeon RX 560 (Polaris 21) Graphics dengan VRAM 4GB GDDR5, kerjaan gue bisa terselesaikan dengan lebih cepat dan tentunya memuaskan.

Menimbang tentang kerjaan gue yang mewajibkan gue berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bobot laptop yang cukup ringan ini akan sangat membantu sekali. Ya, selain laptop, gue sering membawa kamera gue yang bobotnya cukup menguras tenaga.

Meski saat gue browsing waktu itu, laptop ini dimasukkan sebagai laptop gaming level entry, tapi justru laptop dengan specs gaming-lah yang gue butuhkan untuk meditasi gue ke alam media editing.

In the future…

Well, consideration terbesar gue setelah inves (baca: cicilan) gue yang di sana selesai, gue mau berhijrah meninggalkan si laptop resek sendirian dalam gelap malam ke laptop Asus ini. Let’s wish that I can make it, and I’ll tell you about its performance in my few next articles.

Artikel ini diikutsertakan pada Blog Competition ASUS AMD — Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh bocahrenyah.com

--

--

Irvan Hartan

Copywriter at Makanmana & Mana Aktiva. Find me on IG @180pounds