Mika’s Day — 3

itsmyfiesta
11 min readJun 2, 2023

--

Setelah selesai melakukan briefing akhir dan mendapat aba-aba dari grup, Adelia segera mencari keberadaan Mika yang tidak ada di cubicle miliknya. Dari arah pantry ia melihat Mika sedang berjalan ke arahnya membawa segelas minuman ditangannya.

“Ngapain Del?” tanya Mika yang baru saja sampai di mejanya

“Nanti pulang sama siapa? Dijemput gak?”

Seperti kebetulan baginya, hal tersebut tentu saja diiyakan oleh Mika karena kedua kakaknya sedang tidak bisa menjemputnya dan Prima yang pura-pura mendapat tugas keluar kota. “Pulang sendiri Del, kenapa?” jawabnya

“Oh bareng gua aja baliknya kalo gitu”

“Apart lu sama rumah gue beda arah ih”

“Ya gapapa, spesial nganterin birthday girl hahaha”

Mika hanya tertawa kecil tanpa curiga mendengar jawaban teman sedivisinya itu, “Oke oke kalo gitu, thanks ya Del”

“Oke Mika”

Adel segera mengabari di grup jika ia sudah berhasil mengajak Mika untuk pulang bersamanya. Rencana selanjutnya adalah memastikan orang dekor sudah datang ke rumah Prima dan bertemu dengan Wina Kinan untuk diantarkan ke bagian yang akan di dekor.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 dan speaker kantor pun sudah membunyikan bel tanda jam bekerja sudah selesai. Mereka berdua berjalan bersama ke arah parkiran menuju mobil Adelia. Sebelum menjalankan mobil, Adel sudah mengirimkan shareloc dari lokasinya agar yang standby di rumah dapat mengetahui posisinya karena ia tidak bisa menyalakan mic di Discord. Jalanan kota Bandung di hari Jumat cukup padat sesuai prediksi mereka. Ketika sudah mendekati kompleks tempat tinggal Prima, Adelia menepikan mobilnya.

“Eh kenapa berhenti Del?”

Adelia membuka tas nya dan mengambil sebuah kain berwarna hitam lalu memberikannya kepada Mika, “Nih, pake ini dulu i have surprise for you” ucapnya dengan memberikan sedikit senyum sembari menaik turunkan kedua alisnya.

“Lu gaakan turunin gue di pinggir jalan kan?” tanya Mika sembari mengambil kain tersebut.

“Gua gak sejahat itu ya Mikaila”

“Hahaha iya gue bercanda, udah nih”

“Okay, kita jalan ke tempat surprise lu”

Setelah memastikan kedua mata Mika sudah tertutup dan tidak dapat mengintip, Adelia mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Prima. Di rumah Prima, semua orang mulai siap di posisinya masing-masing karena dalam 5 menit Mika dan Adel akan segera tiba.

“Gais, standby semua mereka udah dateng!” teriak Caca

“Ya!”

Adelia segera memarkirkan mobil di halaman rumahnya agar Mika tidak mengingat posisi rumah Mika. Ia segera turun dan berjalan ke arah kursi Mika untuk membukakan pintu serta menuntunnya turun. Ia menuntun Mika untuk berjalan masuk ke dalam rumah Prima dan duduk di sebuah sofa yang sudah mereka siapkan sebelumnya.

“Mika, lu duduk di sini dulu ya dan jangan kemana-mana. Nanti bakal ada yang dateng dan bantu lu buat buka penutup mata. Okay?”

“Del, ini beneran? Lu gak ninggalin gue kan?” tanya Mika khawatir

“Iya, gua gak ninggalin lu. Percaya sama gua ya”

“O-oke kalo g-gitu”

Adelia mulai meninggalkan Mika dan berjalan ke arah belakang tirai hitam yang sudah ditunggu oleh Caca dan Wina. Setelah Adelia masuk, Mayang bergerak keluar dan berjalan ke arah Mika.

Mika merasa ada seseorang yang berjalan kearahnya dan mengambil posisi duduk disebelahnya. “Siapa?” tanyanya

“Hai Mika!”

Mika mengerutkan jidatnya mendengar suara tersebut, “Mayang?”

“Iya bener ini gue hehe, sini dibuka dulu penutup matanya”

Mayang bergerak maju melepaskan kain yang menutup mata Mika, sedangkan yang dibantu mencoba menyesuaikan penglihatannya setelah tertutup sedari tadi. Ia berusaha mengerjapkan matanya dan melihat kesekeliling namun ia tidak mengenali tempat tersebut.

“Nih” Mayang menyodorkan sebotol pocari sweat yang terdapat sebuah kartu menempel diatasnya kepada Mika yang tengah kebingungan.

“Ini diambil dulu, gue pergi dulu ya nanti ada yang dateng lagi kok. Lu disini aja jangan kemana-mana, okay? Disebelah kiri lu ada kontainer barangkali butuh nanti hehe. Dadah Mika” pamit Mayang

Lagi-lagi Mika ditinggal oleh temannya dan ia lupa untuk melihat kemana perginya Mayang. Kartu ucapan yang ada menempel di botol pocari tersebut menarik perhatian Mika dan ia memutuskan untuk membacanya.

“Inget gak dulu waktu turnamen angkatan, ada sebotol pocari sweat di tas lu? Itu titipannya Prima tahu, tapi emang gue yang nyimpennya waktu itu hehe”
— Mayang

Mika tersenyum membaca pesan tersebut, pertanyaan yang ada di kepalanya malam itu akhirnya terpecahkan. Ternyata Prima yang memberikan minuman tersebut kepadanya. Sebuah tepukan di pundak menyadarkan Mika dari lamunannya. “Hai Mika”

“Loh Fany?”

“Kok kaget gitu sih wkwk, nih ada hadiah kedua buat lu”

“Raket?”

“Iya, gue pergi dulu ya. Diem aja disini ya lu, baca itu kartunya haha”

Kali ini Mika tidak memperdulikan kemana perginya Fany, ia langsung mengambil kartu ucapan yang tertempel pada senar raket tersebut.

“Mika, gue yakin banget kalo lu itu salah satu atlet badmin terbaik yang pernah gue tahu! Lu yang paling keren pokoknya, jadi jangan insecure lagi ya!

*PS: Ini raket limited edition tahu gak? Ada tanda tangannya Greysia Polii sama Apriliani Rahayu, 3 hari lalu gue nemenin Prima buat minta tanda tangan mereka pas gue sama dia ketemu client di Jakarta
— Fany

“Dor!”

“HAH!” Mika terlonjak kaget dan hampir saja loncat dari tempat duduknya, “Ya ampun Yola, bisa gak sih lu gak usah ngagetin gue?”

“Eits yang lagi ulang tahun gaboleh marah inget haha, itu raketnya disimpen dulu gue bawain pizza kesukaan lu”

“Thanks Yola!”

“Yauda gue pamit dulu ye, dimakan dikit pizza nya boleh kok kalo seret ada pocari yang dikasih Mayang tuh minum aja oke, bye!”

Mika hanya tertawa mendengar perkataan Yolanda dan memberikan gesture mengusir secara bercanda. “Hm kali ini apa ya?” batin Mika

“Gue yakin lu lupa pernah dikasih pizza sama Prima pas lu abis pusing ngerjain TLF yang bahkan lu gamau bagi ke gue sama Mayang! Lain kali kalo gue beli pizza awas aja gak akan gue bagi lu!”
— Yolanda

Mika tidak habis pikir dengan Yolanda, kenapa anak itu sangat dendam padanya karena tidak dibagi pizza olehnya dulu. Lagi pula kan saat itu sudah malam, mana mau seorang pemalas seperti Yolanda pergi ke rumah Mika hanya untuk makan sepotong pizza?

Knock knock”

Ia menoleh ketika mendengar sebuah suara pelan menyapanya dari belakang, “Hai Gi!”

“Selamat ulang tahun ya Mikaila” ucap Giran sembari mengulurkan tangan kepada Mika yang langsung dijabat oleh Mika.

“Makasih Gi, dari semua yang dateng baru lo doang yang ngucapin habede ke gue”

Giran hanya tertawa dan mengambil posisi duduk disebelah temannya itu, “Haha lupa kali mereka, tapi nanti juga ngucapin kok. Nih diterima dulu”

“Apa ini Gi?”

“Hm gatau? Dibuka aja deh ya haha. Gue pamit dulu” ucap Giran sembari menepuk pelan pundak Mika dan dibalas dengan lambaian tangan oleh Mika.

“Keren banget lu udah nonton series sebanyak ini bareng sama Prima? Gue bahkan gak sempet nonton karena Semester 6 sama 7 tai banget dah! Nanti kasih gue rekomen series yang rame ya!”
— Girantha

Lembaran kertas yang dibuat seperti sebuah tiket bioskop berada digenggamannya. Jujur saja Mika tidak ingat sudah berapa banyak film dan series netflix yang ditontonnya bersama dengan Prima yang ternyata sudah cukup banyak sehingga bisa menjadi sebuah buku kecil jika semua tiket tersebut dijilid seperti yang ada ditangannya saat ini.

“Mika!” sebuah pelukan mendarat dikedua bahu Mika dan sebuah kepala kecil muncul dengan senyuman khasnya

“Nan, astaga berat lu awas!”

Kinan mencebikkan bibirnya mendengar ucapan Mika, “Ih lu mah rese ah!”

“Bercanda gue, sini ah gausah pundung”

“Nih, gue bawa hadiah buat lu”

Mika mengambil hadiah yang diberikan oleh Kinan sembari sedikit takjub “Kok lucu banget sih? Bisa di scan gak ini?”

“Bisa lah, cobain aja lu scan barcode nya nanti langsung ngedirect ke lagu itu langsung” jelas Kinan

“Keren banget! Nanti pas lu wisuda gue kasih ini mau gak?”

“Bener ya lu? Awas kalo boong! Dah ah gue pergi dulu ya”

“Kata gue mah ya, ini pacar lu bucin banget deh sama lu! Masa dia sampe tahu lagu favorite yang sering lu puter di Spotify? Dia bilang gini ke gue, ‘Mika tuh suka banget sama lagunya Wendy Bagaskara yang “Ketika hujan ini berhenti” sama “Fine” nya Erika hampir tiap pagi dia denger lagu itu’. Tapi emang sih gue akuin lagu itu enak banget huhu”
— Kinan

Mika hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya membaca pesan dari Kinan. Temannya yang satu itu memang sangat aneh, tapi untungnya selera musiknya masih normal.

“Misi paket!”

“Loh Adel?” kali ini giliran Adel yang datang dan duduk disebelah Mika.

“Iya ini gua, ambil dulu dong ini parcelnya berat banget deh asli”

Adel segera memindahkan parcel yang dibawanya ke pangkuan Mika. Setelahnya ia segera berdiri dan menggerak-gerakan tangannya yang terasa pegal. “Happy birthday ya Mika, gua pergi dulu oke?” ucap Adel

“Eh? Jadi ini belum beres?”

“Belum dong, masih ada yang ngantri setelah gua. Jadi selamat menunggu Mikaila!”

Mika hanya dapat menghela nafas pelan dan mulai mengambil sebuah kartu yang menempel di parcel tersebut.

“Ini ada parcel snack buat lu, jangan langsung diabisin oke? Soalnya Prima bilang lu suka banget sama snack dan bisa abisin 4 bungkus sehari. Gua sama Ci Citra udah susah banget nyari semua snack ini jadi tolong lu makan satu per satu ya please banget.”
— Adelia

Setelah membaca surat tersebut, Mika mengecek parcel yang ada dipangkuannya dan didalamnya terdapat beberapa snack jaman dulu yang sangat disukainya. Ia tertawa kecil ketika melihat parcel tersebut karena snack yang ada didalamnya sudah sangat sulit untuk ditemui di pasaran.

“Mika”

Yang dipanggil menoleh ketika ada sebuah suara yang memanggilnya dari samping. “Oh hai Yudith”

“Ini gue bawa sesuatu buat lu, em selamat ulang tahun ya God bless you” ucap Yudith sembari tersenyum

“Thank you Dit! Mau langsung pergi lagi?” kekeh Mika

“Eh? Oh i-iya hehe, pergi dulu ya gue”

Mika memberikan senyuman dan lambaian sebagai balasan ketika Yudith pamit. “Aneh banget si Yudith tapi lucu” batin Mika

“Hai Mika! Sebelumnya selamat ulang tahun ya!
Bingung gak pas gue kasih kotak P3K buat lu? wkwk
Dulu gue sama Kak Bian sempet nganterin Prima ke rumah lu pas dia kecelakaan, inget? Maaf ya waktu itu gue nganterin anak itu ke rumah lu, karena cuma lu yang rumahnya paling deket dari situ hehe”
— Yudith

Lagi-lagi Mika menggelengkan kepalanya mengingat kejadian tersebut. Kalau bukan karena kejadian itu dan Yudith membawa Prima ke rumahnya, mungkin saja ia dan Prima tidak akan menjadi sepasang kekasih seperti saat ini. Agaknya Mika harus berterima kasih kepada Yudith nanti.

“Kak Mika!”

“Hai Adena, sini sini”

Seorang gadis muda berlari kecil kearah Mika dan segera memeluknya dari samping. “Kakak selamat ulang tahun ya!”

“Makasih Denaa” balas Mika sembari mengusak pucuk kepala Adena pelan

Adena memberikan sebuah kotak kecil untuk Mika, “Ini buat kakak”

Berbeda dengan ketujuh orang sebelumnya, Adena tidak langsung pergi dan menunggu Mika untuk membuka kotak tersebut.

“Kamu ga langsung pergi lagi?”

“Engga hehe, mau nunggu kakak buka kotak itu dulu”

Mendengar hal tersebut membuat Mika menjadi penasaran dan segera membuka kotak tersebut. Didalamnya ia menemukan 5 foto polaroid ketika mereka bertiga jalan-jalan di taman waktu itu.

“Ini kenang-kenangan dari aku buat kakak, disimpen baik-baik ya kak. Kalo gitu aku pamit dulu” ucap Adena sembari tersenyum manis

Mika melambaikan tangan sembari membiarkan Adena pergi, lalu ia mengambil sebuah surat yang tertempel di balik tutup kotak tersebut.

“Hai Kak Mika! Ini aku Adena hehe
Selamat ulang tahun ya, semoga kakak bahagia selalu. Makasih udah bolehin aku ikut sama kakak dan Kak Prima waktu itu. Makasih juga udah mau dengerin curhatan aku :(. Titip Kak Prima ya, tolong dijagain soalnya dia nakal banget! Sayang Kak Mika banyak-banyak ❤”
— Adena

Jujur saja dari semua hadiah dan kartu yang Mika terima, hadiah dari Adena adalah hadiah yang menurutnya paling manis. Ia bisa merasakan ketulusan dari seseorang didalamnya. Ia juga merasa senang karena Adena terasa seperti adiknya sendiri.

Tanpa sepengetahuan Mika, ada seseorang yang berjalan di belakangnya. Kini orang tersebut berdiri tepat dibelakangnya. Orang tersebut menjulurkan tangannya untuk menepuk pundak Mika. Yang ditepuk segera menoleh namun yang ia lihat hanya sebuket bunga.

Mika pun berdiri untuk dapat melihat orang tersebut, “Siapa in — Prima?”

“Selamat ulang tahun, Mikaila Hartawan Wijaya”

Iya, orang tersebut adalah Prima. Orang terakhir yang mendatangi Mika untuk memberikan sebuket bunga mawar dan pelukan bagi sang kekasih yang sedang berulang tahun. Mika segera mengambil buket tersebut dan berhambut ke pelukan Prima.

“Aku kira kamu beneran harus keluar kota pas ulang tahun aku”

Prima memeluk sang kekasih dengan sangat erat sembari mengusap punggungnya pelan. “Gak mungkin aku lewatin hari ulang tahun kamu gitu aja sayang”

Setelah beberapa menit, Prima mulai melepaskan pelukan tersebut. “Cantik, ikut aku yuk kesana” ujarnya sembari menunjuk ke sebuah arah yang tertutupi tirai warna hitam.

Mereka berdua berjalan kearah tersebut bersama-sama dengan Mika yang berjalan didepan Prima. Ketika sampai di depan tirai tersebut, Prima menoleh kearah Mika, “Kamu siap?” tanya Prima yang dibalas anggukan oleh Mika.

Prima secara perlahan membukakan tirai tersebut untuk Mika. Ruangan yang semula gelap berubah menjadi terang diikuti munculnya suara confetti dan riuh suara orang-orang.

“HAPPY BIRTHDAY MIKA!”

Disana Mika bisa melihat semua teman-temannya yang tadi bergantian memberinya hadiah ada disitu. Mereka semua secara bersamaan menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun bagi Mika. Adena muncul dari arah belakang dan membawa kue ulang tahun dengan lilin yang sudah menyala.

“Make a wish dulu!”, Mika memejamkan matanya dan mulai memanjatkan beberapa harapan yang diinginkannya.

Huuuu

“Yeay! Happy birthday Mika!” mereka semua bertepuk tangan dan mulai menghampiri Mika untuk memeluknya bergantian.

Ditengah momen bahagia, Yudith berjalan ke tengah dan menginterupsi kegiatan mereka dengan memberikan sebuah tepukan, “Gais, ayo duduk dulu di kursi masing-masing. Kita dinner dulu ya.”

Mereka semua berjalan ke arah kursi masing-masing dan tentunya Mika dituntun oleh Prima menuju kursinya yang sudah dipersiapkan spesial.

Setelah mereka semua selesai makan, kali ini giliran Winara yang berdiri dan meminta atensi dari semua orang yang ada disana.

“Karena kalian semua udah selesai makannya, sekarang kita naik ke lantai 2 ya. Ada penampilan spesial khusus buat teman kita yang berulang tahun”

Kali ini Mika terlihat cukup bingung dan menengok ke arah Prima memberikan raut wajah bingung. “Ikutin aja kata Winara, yuk kita ke atas” jawab Prima singkat sembari tersenyum.

Akhirnya mereka semua berjalan ke lantai 2 yang sudah ditata sedemikian rupa seperti akan menonton sebuah pertunjukkan. Disana sudah terdapat beberapa bean bag sebagai alas duduk untuk mereka menikmati pertunjukkan tersebut. Dari posisi mereka duduk, dapat terlihat sekilas bayangan dari 2 orang yang sedang duduk didepan stand mic dibalik tirai tersebut.

(Visualisasi bean bag yang dipake ya)

“Sayang, itu siapa sih?” tanya Mika

“Jujur aja aku gatau deh, guest star nya dirahasiain banget sama Wina tapi katanya sih salah satunya tuh kakaknya dia” jelas Prima

“Loh bukannya kakak dia itu Airin itu ya?”

“Nah itu kakak keduanya, ada lagi ternyata ini satu lagi”

Setelah mereka semua duduk di tempat yang sudah disediakan, Winara segera berjalan ke arah depan. “Buat penutup hari ini, ada sedikit persembahan spesial hadiah dari gue buat Mika. Enjoy the night all!” ucap Winara sembari memberikan aba-aba kepada Caca dan Yudith untuk menarik tali penutup tirai.

Semua orang yang ada disana terkejut melihat siapa yang menjadi guest star di acara ulang tahun tersebut (terkecuali Winara). Siapa yang tidak terkejut jika didepan mereka ada dua orang soloist terkenal yaitu Erika dan Wendy Bagaskara? Prima, Caca, dan Yudith langsung menengok ke arah Winara bersamaan dan dibalas dengan Winara yang tersenyum sombong.

“Halo selamat malam semuanya, sebelumnya kenalin gue Erika dan ini temen gue Wendy. Selamat ulang tahun ya Mikaila, semoga panjang umur sehat selalu dan langgeng sama pacarnya hehe”

“Ah ya, kami ada sedikit hadiah buat kamu semoga suka” Wendy berdiri dan memberikan album yang sudah lengkap dengan tanda tangan mereka berdua kepada Mika yang sedang menatap keduanya berbinar.

“T-thank you kak”

Wendy pun kembali ke posisinya dan mulai membetulkan posisi mic nya, “Okay, kalau gitu mari kita mulai penampilan malam ini”

Lampu utama mulai padam dan digantikan dengan lampu-lampu hiasan sehingga suasana lebih temaram. Alunan gitar mulai mengalun mengawali nyanyian mereka. Semua yang disana ikut terhanyut dalam melodi yang dilantunkan oleh Erika dan Wendy.

You can go anywhere babe, wherever you want
Because i know we’re written in the stars
You can go any which way, don’t matter how far
Because i know we’re written in the stars

Da-da, da-da-da, da
Da-da, da-da-da, da
No question that we’re written in the stars
(John Legend ft. Wendy — Written in The Stars)

Mika melingkarkan tangannya untuk memeluk Prima dari samping, ia merasa ulang tahunnya kali ini adalah ulang tahun paling bermakna baginya. Dapat menghabiskan waktu bersama sang kekasih dan juga teman-teman terdekatnya di hari spesialnya saja sudah sangat berkesan bagi Mika. Lebih spesialnya lagi, kali ini ia dapat melihat kedua idolanya bernyanyi bagi dirinya.

“Sayang” panggil Mika pelan

“Iya kenapa?”

“Makasih ya. Makasih buat semuanya, aku tahu ini pasti kamu yang rencanain semuanya. Thank you for all of surprises that you gave it to me” Mika mengecup pipi Prima mengakhiri ucapannya.

Prima hanya tersenyum dan semakin menarik Mika kedalam pelukannya erat. Ia menyandarkan kepalanya dipucuk kepala Mika, “Anything for you sayang”

--

--