Selepas semua juang, beberapa peluang yang tanggal, amin-amin yang belum pulang, rancangan rencana yang batal
Laju yang jeda, ketangguhan yang hampir patah, nyata yang beda
Akhirnya di dini hari yang sendiri, saya kembali bercengkrama dengan isi kepal — hati, lalu saya mengangkat cangkir berisi lelah yang dicampur patah, sedih, sendiri, marah, cemas, takut, dan banyak gelisah. Kemudian bersulang dengan air mata. Meneguknya dengan tegar sembari tersedu-sedu. Lalu saya pulang dengan lega sembari bersorai-sorai.