Pembajakan Amigdala

Ivan Hu
3 min readJul 3, 2022

--

Sudah lama rasanya tidak menuliskan hal semacam ini, dua tahun belakangan produktivitas saya mengalami degradasi yang begitu ekstrem. Bahkan untuk sekadar kembali menulis saya mengalami kebingungan mengenai kata apa yang harus saya gunakan, bagaimana mengkonversi bentuk pemikiran saya yang lalu, dan sebagainya. Namun jika saya kembali merefleksikan diri saya ke belakang, mengenai sesiapa saya dua tahun yang lalu, saya akan menyebut diri saya sebagai pribadi yang emosional. Dengan kepribadian saya yang demikian sering kali membuat respon atau keputusan-keputusan yang saya ambil terkesan impulsif dikarenakan saya yang tidak memiliki tendensi dalam mengendalikan cara kerja emosi saya. Amygdala Hijack, istilah ini baru sekali saya kenali belakangan ini berdasarkan beberapa referensi yang saya baca, istilah yang dipopulerkan oleh Daniel Goleman ini yakni seorang pakar kecerdasan emosional merujuk pada sebuah kondisi di mana respon yang muncul secara impulsif yang dipicu akibat dorongan emosional yang kuat.

Amigdala sendiri sangat berkaitan erat dengan adanya trauma, ia memiliki peran untuk mengatur dan mendefinisikan emosi serta sebagai tempat penyimpanan untuk mempertahankan ingatan atau kenangan sekaligus memasangkannya dengan emosi tertentu. Pada situasi tertentu ketika emosi kita mengambil kontrol penuh dalam pengambilan keputusan, amigdala secara otomatis akan menonaktifkan otak sehingga kita tidak lagi mampu secara rasional dikarenakan tertutupi oleh emosi yang cenderung dominan.

Secara umum amigdala adalah bagian yang memegang tiga fungsi utama, seperti stimulasi, kenangan, dan emosi. Respon yang akan dikerjakan amigdala pun berbeda-beda, antara lain: flight response, freeze response, dan fight response.

Flight Response, contoh kecilnya jika kita berpapasan dengan seseorang yang kita benci, tanpa pikir dua kali kita akan segera menghindar. Otak kita seolah dibajak dan kemudian menyuruh kita untuk menjauh dan pergi saat itu juga. Dan lagi, ini didasari karena dorongan emosi yang begitu kuat.

Fight Response, kemarin saya melihat sebuah tweet seseorang yang menyatakan bahwasannya ia pernah tidak tidur selama 3 hari, dan ia mengalami emosi yang tidak terkendali. Pada tahap ini seseorang akan memiliki tendensi untuk menjadi agresif dan menyerang sesiapapun yang mengganggunya sekalipun untuk sebuah persoalan yang begitu kecil. Emosi meluap-luap dan tidak stabil yang diakibatkan karena kelelahan, tidak cukup istirahat, akhirnya memberi dampak dalam pengambilan keputusan yang juga tidak rasional.

Freeze Response, semasa kecil kita seringkali disuguhi berbagai tontonan di televisi, misalnya seseorang yang hendak tertabrak mobil namun ia tetap berdiri di tengah jalan tanpa berpikir untuk menghindar, saya rasa ada pembahasan lain mengenai ini dan jauh lebih detail. Namun, dalam hal freeze response, tubuh kita akan mendapat respon seperti menjadi lebih kaku, pikiran kosong sekaligus tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana, hal ini dikarenakan emosi seperti terkejut dan panik saat itu tengah mendominasi kita sehingga kita lagi dan lagi kehilangan kontrol atas cara pikir kita yang rasional.

Pertanyaan saat ini adalah “jika response yang diberikan amigdala bersifat di luar kesadaran kita, bisakah kita untuk mengendalikannya?”, maka jawabannya adalah iya. Mungkin lebih mengarah sebagai hal preventif, dikarenakan dalam situasi yang normal sekalipun, luapan emosi atau hilangnya kontrol emosi seringkali juga terjadi. Oleh karenanya, sangat penting bagi kita untuk melihat dan menghadapi berbagai situasi dengan lebih reflektif, menjadi lebih aware mengenai trigger yang kita miliki. Jadi, apabila suatu saat trigger akan ketakutan, marah, sedih, dan berbagai emosi negatif lainnya muncul, kita bisa lebih cepat menentukan opsi dalam mengambil keputusan seperti apa yang akan kita ambil, tentunya dengan cara yang lebih bijak.

“Semoga pilihanmu mencerminkan harapanmu, bukan ketakutanmu.” — Nelson Mandela

--

--

Ivan Hu

Undergraduate physics and sociology student. A physical equations, philosophy, social and political issues enthusiast. Also an addict to aesthetic things.