Respons Korban Cyberbully

Jacqueline
2 min readDec 3, 2021

--

Bullying adalah kasus yang marak terjadi. Baik itu di sekolah, di lingkungan rumah, kantor, juga secara online atau biasa disebut cyber bully. Pasalnya, pem-bully-an online ini menjadi rentan terjadi karena banyaknya pengguna yang kini memakai internet. Selain itu, kondisi pandemi juga membuat mereka berada di rumah.

Cyber bully menjadi lebih marak karena pelaku dapat berlindung dalam identitas anonim. Lingkup area yang bisa dijangkau juga menjadi begitu luas karena terjadi lewat online.

Menurut data, pada usia muda atau dalam rentang 12 hingga 17 tahun, 37% di antara mereka mengaku pernah mengalami cyber bully.

Dari orang-orang yang pernah di-bully, rupanya hanya 1 dari 10 yang pernah menyampaikannya ke orangtua atau orang dewasa.

Respons Korban Cyber Bully

Bila dilihat lebih dalam lagi, ada beberapa jenis aksi yang dilakukan oleh korban, setelah mengalami cyber bully.

Ternyata, 49% korban cyber bully memilih diam saja alias tidak melakukan apa-apa. Mereka tidak bercerita atau melaporkan kejadian tersebut. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kehidupan mereka. Telah terjadi banyak kasus bullying membuat korban sangat tertekan dan melakukan aksi-aksi yang tidak kita inginkan terjadi pada orang lain lagi.

Program Cyber Bully Prevention dari TikTok

TikTok memiliki program untuk mencegah cyber bully di aplikasinya. Selengkapnya dapat dipelajari di laman TikTok.

--

--