Karina or Jimin?

Jay!
6 min readJul 31, 2022

--

Setelah Jeno yang menyetir ngebut dan ugal-ugalan membuat Karina lebih cepat sampai di rumah sakit universital Seoul, padahal di jam setengah 6 itu banyak orang-orang yang baru pulang dari tempat kerja dan tentu saja hal itu membuat jalanan menjadi padat dan macet, perjalanan yang seharusnya di tempuh dalam 20 menit menjadi 10 menit saja karena cara menyetir Jeno yang ngawur itu :)

Begitu tiba di lobi rumah sakit Winter langsung menggendong Karina dengan posisi yang sama saat akan membawanya masuk kedalam mobil, yaitu dengan gendongan ala bride style.

“Gw bawa Karina ke UGD Ryu, ama Jeje tolong urus admin rumah sakit dulu ya!”
kata Winter dan ia langsung membawa gadis yang pingsan itu menuju ke UGD

__________

“Dok! tolong ini temen saya pingsan udah daritadi!!”

“Tolong dibaringkan dulu dibed ya, biar saya periksa”

Winter kemudian membaringkan Karina dibed yang tunjuk oleh dokter itu, dan dokter kemudian memeriksa keadaan Karina, setelah selesai memeriksa keadaan Karina dokter menemui Winter yang menunggu diluar bilik tirai itu.

“Tekanan darahnya saat ini baik-baik saja dibanding tadi, sepertinya tadi dia cukup shock hingga sampai pingsan, tapi saya sudah memberi beberapa suntik vitamin di infusnnya”

“Terimakasih dok, lalu bagaimana?”

“Untuk saat ini saya menyarankan untuk rawat inap, agar kami bisa memantau kondisi kedepanya bagaimana karena ia belum sepenuhnya stabil, apakah anda sudah mengurus administrasinya?”

“Oh iya, adminya lagi diurus dok, untuk rawat inap silahkan dok, tolong berikan yang terbaik untuk dia!”

“Baik, kalau begitu saya akan mengurus untuk rawat inapnya, kalau begitu saya pamit undur diri dulu”

“Baik dokter, terimakasih”

Winter kemudian masuk kedalam bilik Karina untuk memeriksa apakah gadis itu sudah sadar apa belum.

Namun nihil karena mata Karina masih tertutup dan ada sebuah infus yang masuk ditangan kanan Karina dan itu membuat Winter sedih, karena Karina yang ia kenal, merupakan gadis yang sangat bersemangat dan ceria, namun yang ia lihat sekarang Karina sedang lemas dan tertidur tidak sadarkan diri.

__________

“Woi Win, nama Karina siapa?”
- Ryujin

“Haah?! ya Karina lah siapa lagi?”
- Winter

“Bukan itu bego! nama Korea dia siapa?”
- Ryujin

“Lah, gw juga ga tau kenapa?”
- Winter

“Harus pake nama Korea dia biar bisa daftar administrasi”
- Jaemin

“Wahh, gw juga gak tau nama Koreanya apaan”
- Winter

“Coba check dompetnya! kan harusnya dia ada Kartu pelajar kan kudu pake nama Korea”
- Jeno

“Oh iyaa cerdas lo no! coba check sono Win!”
- Ryujin

“Permisi yaa Rin, sumpah gw gak ada niat grepe grepe lo sumpah! gw cuma mau ambil dompet lo, sorry juga kalo gw lancang buka dompe-”
- Winter

“Lo cepetan napa Win apa gw aja yang ambil?!”
- Ryujin

“Gak! gw aja!”
balas Winter pada Ryujin yang ingin mengambil dompet Karina yang berada disaku samping roknya

Winter kemudian mendekat ke Karina dan mencoba memasukan tangan kesaku itu sambil mengucap ‘Permisi’ dan ‘Sorry’ berulang kali karena ia merasa, bahwa apa yang ia lakukan merupakan tindakan yang tidak sopan, apa lagi saat ini Karina sedang tidak sadarkan diri.

Setelah 5 menit lewat akhirnya Winter berhasil mengambil dompet milik Karina itu dan mengambil kartu pelajar miliknya.

“Jimin? Yu Jimin”

“Yu Jimin?”

“Iyaa Yu Jimin, nama dia Jimin”

“Okay kalo gitu gw sama Jeje yang balik ke admin, lo Win sama Nono disini aja, lagian si Karin mau dipindah kamar kan?”

Winter dan Jeno kemudian mengangguk paham pada instruksi dari Ryujin, mereka kemudian menunggu sebentar dan benar saja Karina akan dipindah ke kamar VVIP ruang 01, yang terletak di lantai 8 gedung itu.

__________

“Win!”

“Eh Jell, iyaa itu si Karin ada dikamar lo langsung masuk aja”

“Thanks Win! lo gak masuk juga?”

“Gw udah tadi gw disini nungguin lo”

Yeji dan Ningning segera masuk ke ruangan dimana Karina dirawat, sedangkan Giselle masih bersama Winter karena ia penasaran apa yang membuat temannya pingsan bahkan sampai dirawat dirumah sakit, bertanya apa yang terjadi pada Karina hingga ia bisa ada dirumah sakit seperti sekarang.

“Jadi tadi lo juga tau kan dia lari-larian karena dikejar sama Yoshi?”

“Iyaa tau, gw liat dia turun ke lantai 1 terus ilang, abis itu lo ngabarin kalo dia masuk sini”

“Jadi,”

Winter menceritakan semuanya pada Giselle dari bagaimana ia menolong Karina dan sampai mereka berdua terjebak dilocker itu, dan Winter bertanya juga apakah Karina memang memiliki phobia gelap?

“Dia emang takut gelap gitu Win, gara-gara dulu ada lah yang isengin dia makanya sampe ketakutan gitu, tapi belakangan udah mendingan sih dulu dia kalo kumat sampe pingsan terus, kalo udah bangun gak mau makan soalnya masih shock sendiri kadang dia”

“Oh gitu tadi ketakutan banget sih dia, sorry ya Gis, gw bikin temen lo masuk rumah sakit, seriusan gw gak tau dia ternyata takut ruangan gelap, gw cuma niat bantu dia tadi seriusan”

Winter merasa bersalah karena membuat Karina shock sehingga gadis itu sampai saat ini masih belum sadarkan diri.

“Ya elah Win, santai aja lagian gw yang harusnya bilang makasih sebagai temennya Karina! karena lo udah nolongin dia dari Yoshi! itu cowok gak ngerti banget gw sama jalan pikirannya, udah obsessed banget sama Karina!”

“Seriusan?”

“Iyaa Win anjir lah itu kalo mau diceritain 12 jam gak bakal cukup, asli!”

Winter hanya diam dan sedikit terkejut mendengar pengakuan Giselle, karena ia tidak tau bagaimana Yoshi sebenarnya namun reputasinya cukup bagus disekolah makanya Winter tidak mempermasalahkan itu namun saat ini Giselle mengatakan sesuatu yang cukup mengejutkan baginya.

“Dia bahkan pernah nyamperin Karina waktu si Karin tuh lagi sama kita-kita dan lagi spa dan dia bisa nyelonong masuk!”

Winter yang terkejut, dan langsung melebarkan matanya kearah Giselle karena ia tidak percaya apa yang dikatakan gadis itu.

“Win, udah mau jam 9 malem, lo balik gak??”
tanya Jeno yang membuyarkan percakapan 2 gadis itu

“Iyaa gw balik sekarang bentar pamit dulu gw!”

“Okay! gw sama anak-anak nunggu dimobil ya!”

Winter kemudian mengajak Giselle masuk kedalam ruangan inap milik Karina

Winter yang sudah masuk kemudian melihat Yeji dan Ningning yang sedang menunggu Karina sambil menonton tv, ia mendekat pada Karina.

“Kar ini gw Winter, gw balik duluan ya, temen-temen lo udah disini nih! semoga lo cepet sadar yaa kasian temen-temen lo pada panik semua nih hehe mereka nungguin lo disini jadi cepet bangun yaa! kalo gitu gw pamit ya Karin get well very soon Karina!”

Winter kemudian melihat Yeji dan Ningning untuk berpamitan namun ia merasakan tangannya digenggam, Winter kemudian menunduk ia melihat Karina sedang menggengam tanganya, meskipun genggaman itu terasa lemas dan tidak bertenaga sama sekali.

“Rin?! bisa denger gw?”

Winter kemudian mencoba memanggil Karina lagi, dan tidak lama Karin membuka matanya dan melihat Winter yang ada disisinya.

“W-win, a…. aku d…. dimana?”

sebuah pertanyaan keluar dari mulut gadis itu, membuat teman temanya langsung mengelilinginya karena mereka bahagia akhirnya Karina sadar juga.

“Gis gw panggil dokter sekalian balik yaa, titip si Karina kalo ada apa-apa lo bisa hubungin gw”

“Jijell astagaa! santai aja sih sama gw Win! iyaa lo hati-hati dijalan”

Winter kemudian tersenyum pada Giselle kemudian meninggalkan ruangan itu secara perlahan agar tidak menggangu momen Karina dan teman-temanya setelah keluar dari ruangan itu Winter, memberi tau suster agar memanggil dokter yang bertanggung jawab atas Karina karena gadis itu telah sadarkan diri.

Setelahnya Winter langsung menuju parkiran untuk pulang bersama teman-temanya.

__________

“Dih lama amat lo Win anjirr!”

“Si Karina baru sadar jadi gw panggil dokter dulu”

Care amat sih lo sama si Karina? naksir ya lo haha!”

celetuk Jaemin pada Winter yang membuat gadis itu terdiam, Ryujin yang sadar akan hal itu kemudian menyenggol lengan Winter dan bertanya.

“Kenapa lo diem naksir Karin beneran lo?!”
- Ryujin

“Gak lah masa tiba-tiba Winter naksir sama si it girl?”
- Jeno

“Lo jangan diem-diem aja Win woi! jawab?!”
- Jaemin

Winter kemudian tersenyum, dan melihat kearah teman-temanya
“Kayaknya gw,”

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Winter yang menghentikan kalimatnya kemudian tersenyum semakin lebar

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Suka sama Karina”

“HAH!”

3 orang itu reflek dan kaget berteriak, yang membuat Winter bingung kenapa sampai heboh seperti itu.

--

--