#Minimalism Apa Itu Minimalist Lifestyle?

Thalita Jacinda
4 min readNov 22, 2017

--

Hello internet people!

Setelah sekian lama tidak blogging, akhirnya kali ini menyempatkan untuk cerita tentang satu hal yang well, cukup penting. Aku merasa penting to share about minimalist lifestyle that I’ve been doing since 2 years ago, tepatnya sesaat sebelum lulus kuliah S1, akhir 2015.

source: Culturecrit

Kalau di lingkup pekerjaan, waktu 2 tahun itu sudah bisa disebut experienced, and I want to share my experiences to you. Barangkali di antara kamu yang membaca ini tertarik mengikuti gaya hidup minimalis, so let’s begin!

Apa itu gaya hidup minimalis (minimalist lifestyle)?

Gaya hidup minimalis menurutku adalah saat kita menjalankan hidup dengan cara yang sederhana dengan sarana maupun prasarana yang minimal (sesedikit mungkin) namun sangat berkualitas.

Kalau menurut KBBI, minimalis itu berkenaan dengan penggunaan unsur yang sederhana dan terbatas untuk mendapatkan efek atau kesan yang terbaik.

Intinya sih sama, namun minimalist lifestyle ini akan terbentuk dengan mindset yang kuat karena memang itulah asal muasalnya. More like, it comes from your mindset.

Really.

Bergaya hidup minimalis = kehilangan barang, kebiasaan, sampai cinta

Saat memilih menjalani gaya hidup ini, kita harus keluar dari zona nyaman, merelakan apa yang kita miliki di dunia ini untuk ‘pergi’ atau ‘disingkirkan’. Serem ya? Faktanya nggak kok. Lebih tepatnya, gaya hidup ini bakal mengajarkan kita untuk lebih ikhlas, lebih bersyukur sekaligus santai dalam memandang hidup.

source: Brian Hertzog

You don’t have to be a people pleaser, you don’t do good to look good, you don’t do mainstream to look normal, you don’t have to follow what others do, you don’t have to mimicking them. All you need is let go things in your life so you can be in a better life.

Kamu mungkin akan merelakan koleksi sepatumu yang menggunung pergi, merelakan pakaian mahal di lemari untuk diberikan ke orang lain, kamu akan kehilangan kebiasaan menghamburkan uang untuk sesuatu yang hanya akan ‘dipajang’ di kamar, kamu akan kehilangan pemandangan sumpek di dalam rumah, dan yang paling penting kamu harus rela kehilangan cinta. Yes! Cinta pada benda-benda dan hal duniawi.

Jika pengalaman di masa lalumu mendukung, itu akan jauh lebih baik lagi karena saat baru memulai pola hidup seperti ini, kamu gak perlu mengalami banyak kesulitan. At least, sebelum memulai gaya hidup ini, kita harus punya kesadaran penuh tentang apa sih alasan menjalani gaya hidup minimalis? *I’ll tell you mine in the next post.

Saat pola gaya hidup minimalis itu sudah tertanam di dalam pikiran, menjalaninya juga gak akan ada beban. Pilihan-pilihan dalam hidup jadi lebih mudah diorganisir, karena kita sudah tahu mana yang harus dipilih dan mana yang nggak. Ibaratnya, jalur untuk menjalani hidup sudah terbentuk. Tinggal gimana memilih yang terbaik aja. Contoh sederhananya adalah saat memilih pakaian apa yang akan dikenakan.

source: MakeSpace

Pernah gak menghabiskan waktu puluhan menit sampai berjam-jam hanya untuk memilih pakaian apa yang harus dikenakan hanya karena isi lemari terlalu penuh?

Aku pernah.

Pernah pakai pakaian yang itu lagi itu lagi padahal pakaian lain masih banyak dan numpuk di sana-sini?

Pernah gak terpikir, seberapa banyak sebenarnya pakaian yang kamu butuhkan?

Ternyata mereka yang tak tersentuh itu tidak punya faedah apa-apa selain nangkring di dalam lemari. Dari harum semerbak sampai jadi bau karena nggak pernah dipakai. Hal-hal seperti ini adalah salah satu hal kecil yang jadi concern minimalist lifestyle untuk dibersihkan, dialihfungsikan atau dihibahkan ke yang lebih membutuhkan. Ingat, baru salah satu hal kecil.

Populer di Jepang dan lekat akan nilai-nilai kebaikan

Gaya hidup ini sebenarnya cukup populer di Jepang, kita tahu banyak diantara mereka yang menerapkannya. Tapi, untuk aku pribadi sejujurnya tidak pernah browsing/tahu/mencoba mencontoh gaya hidup tersebut sebelumnya. Semata karena kesadaran dan kebiasaan pribadi. Sampai akhirnya entah mengapa aku lebih senang melihat Instagram orang-orang Jepang and I finally found that our lifestyle is the same. LOL.

source: The Japan Times

Selain itu juga gaya hidup ini amat sangat lekat dengan nilai-nilai kebaikan terutama di dalam agama Islam. Seperti misalnya mengajarkan untuk tidak mubazir, melatih untuk ikhlas, membiasakan sedekah, disiplin, bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang dan masih banyak lagi.

Tapi kenapa yang banyak menerapkannya malah orang Jepang? Well, gaya hidup ini tidak didasari oleh negara mana, agama apa ataupun paham apapun, akan tetapi mindset.

Lagi pula, harus digarisbawahi bahwa minimalis di sini merupakan gaya hidup, bukan pegangan ataupun pedoman hidup. Siapapun bisa melakukannya selama dia punya kesadaran dan mindset yang kuat akan hal itu.

Tulisan tentang gaya hidup minimalis ada di: https://thalitajacinda.com/

At the end, honestly I have so much to say about this but I’ll tell you later in another writing that I’ll post every once or twice a week. Talk to you later! :)

--

--