Je
3 min readNov 21, 2023

Sampan

Tadinya Maura akan mencatat hari ini sebagai hari yang buruk, namun hal itu tak terjadi karena harinya telah berubah menjadi indah saat Aljimar membawanya ke sebuah taman yang disegarkan dengan sebuah danau.

Aljimar menyiapkan piknik kecil di dekat danau tersebut, menyajikan dua potong cheesecake dan camilan serta buah-buahan sebagai pelengkap piknik mereka diatas tikar. Sebuah novel romansa kesukaan Maura pun ia sediakan agar gadisnya baca dan Aljimar akan menemani dengan genjrengan sebuah gitar akustik hingga quality time mereka terasa begitu manis.

Pacarnya selalu berhasil membuat harinya yang mengundang banyak umpatan seketika menjadi berbunga-bunga, rasanya Maura sangat beruntung memiliki Aljimar didalam hidupnya.

"Kak Jimar, liat deh sampan itu." Kata Maura menunjuk sebuah sampan di pinggir danau.

Aljimar lantas melirik ke arah yang ditunjuk, terdapat sebuah sampan yang sepertinya sengaja disediakan untuk dipakai oleh siapapun yang berkunjung ke taman. Dan kebetulan sampan tersebut tak ada yang menggunakan.

"Kamu mau naik? Kalo mau, ayo. Nanti aku dayung ke tengah biar kamu nikmati segarnya angin diatas air."

"Mau!! Ayo kita ke sampannya sekarang, kita saling dayung ya. Aku kiri kakak kanan." Ujar Maura dengan semangat.

"Yaudah yuk takutnya keburu kepake sama yang lain."

Kemudian Aljimar dan Maura pun pergi ke arah sampan, melepaskan tali yang menahannya lalu mereka naik dengan hati-hati ke atas sampan, posisi keduanya berhadapan.

"Aku aja deh ya yang dayung, kamu nikmati dulu aja rasanya naik sampan gimana." Ucap Aljimar memegang kedua kayu yang menjadi dayungnya.

"Tapi nanti gantian ya dayungnya, aku juga pengen."

"Iya, sayang." Setelah membalas, Aljimar pun mulai menggerakkan dayungnya hingga sampan yang mereka tumpangi mulai bergerak ke arah tengah.

Aljimar dapat dengan jelas melihat wajah kasihnya begitu senang, suara ramai dari orang-orang dan burung yang berkicau tak bisa memecahkan tenangnya perasaan Jimar saat melihat manisnya senyuman Maura saat menikmati pemandangan sekitar ditengah danau.

"Wahh... Adem banget ya disini, aku suka." Ucap Maura lalu menarik nafas dengan mata yang ia tutup sebagai tanda bahwa dirinya sedang menikmati suasana.

Aljimar berhenti mendayung sampan tersebut, dirinya fokus memperhatikan cantiknya gadis dihadapannya yang terlihat begitu bahagia.

"Kamu cantik banget." Ujar Aljimar hingga Maura membuka matanya dan menatap Aljimar dengan senyuman.

"Aku? Hehe, makasih!" Balas Maura dengan ceria.

"Maura, aku pengen kamu terus bahagia." Aljimar meraih satu tangan Maura untuk digenggam.

"Aku seneng liat kamu senyum manis kayak gini, kamu makin cantik. Bahagia terus ya, mau sama aku ataupun nggak kamu harus tetep bahagia. Tapi aku harap kamu bisa terus sama aku, aku mau kamu selamanya ada didalam kisah hidup ku, jadi satu-satunya orang tersayang ku. Aku butuh kamu dalam hidup aku, kayak dunia yang butuh matahari buat selalu meneranginya. Tetep sama aku, ya? Aku sayang kamu." Ucap Aljimar begitu tulus sambil tersenyum hangat dengan tatapannya yang lembut untuk sang terkasih dihadapannya.

Jelas Maura tidak bisa menyembunyikan salah tingkahnya, senyumannya semakin lebar dan wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

"Kak Jimar, aku bakal selalu ada disini sama kamu. Aku bakal terus bahagia sama kamu, aku pengen kita berdua bahagia bareng. Aku juga butuh kamu, aku butuh kamu banget yang selalu nuntun aku jadi pribadi yang lebih baik lagi. Aku sayang kamu banget, kak Jimar." Balas Maura, dan kini Aljimar yang salah tingkah.

Buktinya kedua telinga gadis itu memerah.

"Iya, aku tau, kita itu saling membutuhkan. Makasih udah mau ngenal aku, semenjak ada kamu, aku merasa lebih hidup lagi. Rasanya kayak aku ini orang paling beruntung di dunia." Aljimar pun mengecup lembutnya punggung tangan Maura. "I love you and I always want you for the rest of my life."

"Iya, kak Jimar. I'm sure we can continue to be together and create sweet stories among millions of people's love stories in the world." Ucap Maura, lalu keduanya saling melempar senyum terbaiknya.

Kata Aljimar, Maura itu indah. Sejak mengenal gadis keturunan Bali itu, kisahnya tak melulu soal kesepian dan pusing karena tugas. Rasanya semua berubah, kini kisahnya hanya tentang Maura, sang terkasih yang merubah hidupnya menjadi lebih berwarna.