Integration with Logistics and Marketplace for Krealogi (Indonesian) — UX Case Study
A Digital Talent Scholarship (DTS) Challenge
Latar Belakang
Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul (back link ke skilvul.com) dan (Nama Challenge Partner) sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh (Challenge Partner).
Dikutip dari nasional.kontan.co.id, menurut laporan “Tinjauan Big Data Terhadap Dampak Covid-19 2020” yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), penjualan online pada masa pandemi ini malah melonjak tajam bila dibandingkan dengan penjualan di bulan Januari 2020. Dapat disimpulkan banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengembangkan bisnisnya ke penjualan online, walaupun mereka juga masih melayani penjualan offline. Bagi UMKM yng ingin mroket saat pandemi ini, mengakibatkan mereka harus belajar dan memakai banyak marketplace. Mengelola banyak marketplace ini menimbulkan kesulitan para UMKM, sehingga akan lebih terbantu jika dapat dilakukan dalam satu dashboard yang terhubung ke beberapa marketplace yang dimiliki UMKM dan mudah digunakan.
Objektif
Tujuan pembutan case studi ini adalah untuk mengelola penjualan barang UMKM dari 1(satu) dashboard ke multiple marketplace yang dipunyai UMKM. Tidak hanya pengelolaan barang sampai dikirim ke tujuan, lebih dari itu UMKM dapat mengetahui performa dari toko mereka.
Peran dalam Tim
Rakhmat Rajendra (saya), Dimas Rizqi Dwiaji, dan M. Habiburrahman berperan sebagai UI/UX Designer pada case study ini dengan Erricson Hardiansyah sebagai mentor kami. Beruntungnya dalam tim kami ini mempunyai background yang berbeda-beda, sehingga kami dapat bekolaborasi dan dapat saling mengisi. Saya dengan background programmer dapat memberikan masukan tentang alur proses dan cara aplikasi berkomunikas dengan aplikasi lain (aplikasi krealogi dengan marketplace).
Design Process
1. Empathize
Empathize adalah berfokus untuk memahami pemikiran, keinginan, dan kebutuhan pengguna.
Dampak pandemi ini mengakibatkan pola kebiasaan baru, walaupun marketplace ini bukan sesuatu hal yang baru. akan tetapi bagi penjual/UMKM yang belum pernah berjualan secara online, marketplace merupakan sesuatu hal baru bagi mereka. Marketplace dibayangan mereka, bisa jadi seperti banyak tombol-tombol dengan keruwetan alur. Itu baru 1(satu) marketplace, bagaimana dengan marketplace yang lain? Pasti berbeda cara penggunaanya. Kami memahami jika pemasaran adalah ujung tombak mereka dalam berjualan, sehingga kami ingin memberikan kemudahan supaya UMKM dapat menjual dan mengetahui stok barang sehingga dapat mengetahui performa tokonya dalam satu aplikasi, yaitu krealogi.
2. Define
Define adalah menemukan masalah yang ada setelah kita melakukan tahap Empathize.
Ada 3(tiga) issues yang kami soroti, antara lain: internet issue, user interface, integration with marketplace. Issues ini menjadi masalah pengguna yang harus bisa diselesaikan melalui aplikasi krealogi.
a. Internet Issue
Pengguna kemungkinan ada yang mempunyai sinyal yang tidak stabil, agar pengguna tetap dapat menggunakan aplikasi ini dengan baik.
b. User Interface
Aplikasi yang mudah digunakan pengguna, sehingga mereka dapat menjual barangnya dengan mudah.
c. Integration with marketplace
Marketplace yang pengguna bermacam-macam, dengan fitur dan algoritma yang berbeda-beda.
3. Ideate
Ideate adalah mencari solusi dari permasalahan yang ditemukan pada proses Define.
Tiap marketplace sudah menyediakan jalan untuk terhubung ke data mereka, sehingga kita tinggal mengupayakan agar dapat menggunakannya dengan maksimal. Dari proses define diatas dapat kami simpulkan, mulai dari bagaimana menghubungkan marketplace, mengunggah data barang, cetak resi, dan mengirim ke jasa pengiriman. Dan notifikasi status barang dimarketplace pembeli akan di handle oleh aplikasi jasa pengiriman.
Ada 3 flow yang kami buat, dapat dilihat pada link https://bit.ly/uf5-krealogi
4. Prototyping
Prototyping adalah tahap pembuatan rancangan desain interaktif yang nantinya akan diujicobakan untuk mengukur tingkat penggunaan. Sebelum membuat prototype kami melakukan langkah-langkah awal terlebih dahulu agar proses prototyeing dapat dilakukan dengan mudah.
a. wire frame
Ini adalah proses LO-FI yaitu proses desain dengan cara yang mudah, kita dapat melakukanya dengan melakukan sketsa gambar menggunakan kertas dan pensil. Disini kami melakukannya menggunakan figma. figma kami gunakan agar dapat berkolaborasi secara online. Ada 3 wire frame yang kami buat.
Proses ini kami mengambil data yang sudah dipaparkan pada proses ideate.
b. UI Style guide
Setelah proses wire frame kami membuat page UI Styleguide di figma untuk melakukan pengumpulan assets. Assets ini kami gunakan untuk pembuatan prototype. Saat pembuatan prototye kami tinggal ambil saja asset yang kami butuhkan, sehingga kami dapat membuat desain dengan konsisten.
Pengguna ubunu seperti saya menggunakan figma browser, dan untuk penambahan font baru berbeda dengan pengguna figma desktop. Secara singkat untuk pengguna ubuntu harus mendownload dahulu fontnya kemudian daftarkan font tersebut ke sistem ubuntu, baru font tersebut dapat digunakan.
- Typografi
2. Colors
3. Button
4. Header
5. Card
6. Tabbing
7. Navigation Bar
8. Stepper
9. Status Bar
10. Rating
Ada 3(tiga) task yang kami buat berdasarkan proses tersebut. Untuk detail silahkan klik link prototye untuk merasakan pengalaman menggunakan desain prototye kami.
a. Menghubungkan Akun Marketplace
Task ini adalah cara menghubungkan akun krealogi pengguna ke multiple marketplace yang dimiliki.
b. Integrasi Produk di Gudang dengan Marketplace
Produk yang sudah ada di gudang dapat diintegrasikan/dijual melalui marketplace yang dimiliki pengguna. Kami sudah merancang sesuai data yang dibutuhkan marketplace.
c. Mengelola Pesanan Produk dari Marketplace
Setelah ada pesanan dari marketplce, dan pembayaran sudah dilakukan pembeli, maka akan ada notifikasi di aplikasi krealogi penjual. Penjual cukup mengoperasikan melalui aplikasi krealogi untuk menangani pesanan hingga ke proses pengiriman. Marketplace-marketplace sudah memberikan fasilitas data sesuai proses pengolahan paket. Misalnya data resi penjualan yang tinggal penjual cetak.
Usability Test
Setelah kami membuat prototype, selanjutnya masuk ke proses pengujian desain. Proses ini idealnya dengan 5 orang responden, karena keterbatasan, maka kami hanya menggunakan 1 responden. Kami mencari responden sesuai persona pengguna krealogi. Sebelum mencari responden kami menyusun persona pengguna dan menyusun pertanyaan sesuai persona tersebut.
Kami malakukan test kepada responden via video conference (zoom). Hasilnya, prototye kami 2 task bernilai 7 dan hanya 1 task yang bernilai 6. Ini menandakan alur prosesnya sudah sesuai dengan keadaan responden mengunakan marketplace untuk mengatur bisnisnya. Tapi dari 3 taks tersebut masih kurang lengkap, masukan dari responden harusnya ditambahkah task penanganan komplain dan retur barang.
Kesimpulan
Dari langkah-langkah yang sudah kami lalui, kami telah berhasil membuat prototype yang sesuai dengan alur responden mengelola penjualanya. Tetapi dari masukan dan proses yang dilakukan responden kami masih perlu menambahkan beberapa hal, antara lain: pengelolaan komplain, retur dan beberapa kemudahan lain yang bisa kami tambahkan untuk semakin memudahkan pengguna dalam mengelola penjualannya. Apa saja kemudahan yang dapat ditambahkan? Akan kami tulis di lain kesempatan, stay tune.