Hayusvt
2 min readJun 12, 2023

01.

"Pelan pelan langkahnya"

Dengan tangan kiri yang merangkul pinggang sang istri dan tangan kanannya mengengam tangan istri. Jihoon membantu Saera melangkah demi langkah memasuki ruangan dirumah sakit.

Perutnya yang sudah cukup membesar karena mengandung 2 anak sekaligus cukup menyulitkan Saera, mengingat tubuhnya yang kecil. Beberapa kali ia merasa kesulitan melakukan kegiatan. Entah itu hanya bangun dari kasur atau kegiatan di kamar mandi. Bagi Jihoon yang hidup sedari kecil penuh dengan bantuan dan kemewahan. Membantu Saera melakukan segala aktivitasnya menjadi tantangan tersendiri.

"Ji, maaf tolong tas aku"

Dengan cekatan Jihoon langsung mengambilkan tas Saera setelah membantu Saera duduk bersandar dikasur.

"Ini udah kayak kamar hotel. Yang biasa aja harusnya"

"Nanti pasti bakalan repot banget. Jadi perlu agak legaan. Gapapa ga mahal kok"

"Ji gak mahal kamu sama aku beda loh"

"Udah gausah dibahas, pengen sesuatu?"

"Enggak, kamu duduk dikasur ini berdua sama aku boleh?"

"Boleh, aku beresin barang dulu"

"Nanti ajaa, sini dulu"

Jihoon tersenyum, 9 bulan terakhir memang seperti ini kehidupannya. Jihoon banyak menghabiskan waktunya dirumah bersama Saera. Pekerjaanny iya bawa kerumah dan hanya sesekali ke studio ataupun kantor. Apakah Jihoon senggang? Oh tentu tidak. Jihoon disibukan dengan release album baru miliki adik iparnya Boo Seungkwan. Sehingga beberapa kali harus melakukan meeting. Bahkan kehadiran Seungkwan kerumah selain untuk melihat kondisi kakaknya juga untuk membahas pekerjaan dengan Jihoon.

Lalu saera? Protes? Tidak
Sama sekali tidak namun beberapa kali Saera akan memanggil Jihoon entah itu langsung berteriak atau menelfon Jihoon untuk ke kamarnya dan memeluknya beberapa waktu. Aneh? Iya Jihoon bilang aneh tapi tetap ia jalani.

"Aku tetep mau lahiran normal ya Ji"

"Kita udah berdebat hebat soal ini kemarin"

"Kalau aku gakuat baru operasi"

"2 anak loh, kamu bakalan kesakitan banget"

"Bukannya itu sensasinya melahirkan"

"Saera....."

".... Ji.... Bentar...kasurnya basah"

Jihoon menoleh sebentar kearah kasur dan dengan sigap menekan tombol panggilan yang berada tepat di atas kasur itu. Wajahnya panik

"Ji ... Tenang. Tenang. Oke?"

".. aku... Ikut pokoknya didalem.. aku ikut sebentar mana sih susternya"

Tangan Saera mengenggam erat tangan Jihoon yang mulai pucat dan dingin.

"Iya, temenin aku ya. Tolong"