End.

“Jangan pernah bilang kayak gitu lagi. Kamu nggak akan kenapa-kenapa. Udah ada aku disini, kamu percaya sama aku, kan?”

Aku percaya sama kamu, tapi aku nggak percaya sama orang-orang itu, terutama mamaku.

Jungkook menyatukan kedua telapak tangannya dengan telapak tangan Jimin, “Hei…”

“Aku — aku nggak tau, jungkook. Aku nggak tau. Kepalaku berat. Pusing. Semuanya campur aduk. Aku harus apa? Aku takut.”

Saat ini, Jimin terlihat seperti bayi yang tidak bisa mengungkapkan apa keinginannya dan hanya bisa meraung sedih sebagai bentuk pelampiasan emosinya.

“Percaya sama aku.” tegas Jungkook seraya menangkup kedua sisi wajah Jimin untuk menghadapnya, “Cukup itu.”

“Justin? Gimana?” tanya Jimin lirih.

“Pelan-pelan. Nanti kita kasih pengertian.”

Kekuatan cinta mereka terus diuji. Perjuangan merekapun tidak cukup sampai disini. Yang pasti, pengorbanan mereka akan membuahkan sebuah pondasi yang lebih kuat lagi.