Hari Bersejarah

Trasty Chris Masjira
5 min readMay 24, 2022

--

Halo! Selamat datang kembali di lamanku. Kali ini, aku mau menceritakan salah satu hari bersejarah yang ada di hidupku. Kenapa bersejarah? Karena hari itu tidak akan pernah aku lupakan. Hari itu adalah hari di mana aku mendapatkan kepastian dan jawaban dari doa-doaku. Hari di mana UGM resmi menerimaku menjadi salah satu mahasiswi barunya.

Aku masih ingat, hasil seleksi UTBK-SBMPTN diumumkan pada hari Senin, 14 Juni 2021, pukul 15.00 WIB. Hari itu menjadi hari penentuan untuk aku dapat melanjutkan langkahku. Aku masih ingat rasanya ketika aku bangun pagi di hari itu. Aku berusaha meyiapkan hati dan pikiranku untuk menyambut pengumuman yang akan aku terima. Aku sudah berjanji dengan diri sendiri untuk menerima apapun yang akan terjadi, bagaimanapun hasil pengumuman yang akan aku dapatkan nanti. Aku berusaha untuk percaya bahwa seperti apapun hasilnya, itu akan selalu menjadi hal yang terbaik untukku. Meskipun mungkin itu tidak sesuai dengan keinginanku atau tidak sesuai dengan rencanaku sekalipun, aku berusaha memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah apa yang Tuhan inginkan untuk terjadi dalam hidupku. Semua itu adalah yang terbaik.

Saat itu, hasil SBMPTN menjadi satu-satunya harpanku untuk mendapatkan kampus. Dengan pilihan yang sedikit gila dan nekat, aku hanya bisa berharap dan terus verdoa agar diterima di salah satu pilihanku. Jika aku gagal di sini, berarti UTUL — Ujian Mandiri di UGM — akan jadi kesempatan terakhirku. Kenapa hanya UTUL? Karena orang tuaku tidak mengijinkanku untuk mengambil kuliah di luar Jogja. Padahal hanya UGM dan UI saja yang memperbolehkan untuk tidak membayar uang pangkal ketika masuk melalui jalur mandiri. Sebelum hari pengumuman, aku telah mendaftarkan diriku untuk mengikuti UTUL sekedar untuk jaga-jaga bila aku tidak lolos SBMPTN. Tapi entah kenapa tiba-tiba hilang niatku untuk mengikuti UTUL. Aku capek belajar dan bersinggungan dengan semua soal-soal itu. Raanya pengen keterima SBMPTN aja biar gak perlu belajar lagi. Tapi ya gimana, aku gak punya pilihan lain selain ikut UTUL kalau aku beneran gak lolos SBMPTN. Bahkan dua hari sebelum pengumuman, aku sampai bermimpi bahwa aku gagal mengikuti UTUL karena bangun kesiangan. Aku pun mulai berkonspirasi dan mengada-ngada, berharap mimpi itu menjadi pertanda kalau aku akan lolos SBMPTN. Walaupun akal sehatku masih memilih untuk tidak berharap lebih agar aku tidak terlalu kecewa.

Tibalah hari Senin yang aku tunggu-tunggu itu. Hari itu, tidak hanya aku saja yang berusaha menyiapkan hatiku, tetapi juga kedua orang tuaku. Hasil pengumumanku hari ini akan sangat berpengaruh bagi mereka. Aku masih ingat bagaimana Ayahku minta untuk diberi tahu cara akses hasil pengumumanku sebelum berangkat kerja. Kalau dalam hal seperti ini, biasanya Ayahku yang paling semangat untuk memantau komputer dan menyaksikan secara langsung hasil pengumumanku. Ia juga melakukan hal yang sama di hari penentuan SMP dan SMA negeri yang akan aku tempati. Seperti hari biasanya, Ayahku akan berangkat kerja dan Ibuku akan pergi untuk menjaga warung. Namun karena Ibuku sedang ada urusan, aku diminta untuk menggantikan Ibuku menjaga warung pagi itu. Lalu siangnya, Ibuku datang ke warung untuk menggantikanku dan menyuruhku pulang agar aku bisa menyiapkan diriku untuk menyaksikan hasil pengumuman SBMPTN. Sebelum aku pulang, Ibu memberikan aku sedikit makanan ringan. Katanya, makanan itu akan menemaniku untuk menunggu hasil pengumuman. Ibuku juga berpesan bahwa aku harus bisa menerima apapun hasilnya dengan lapang dada dan percaya bahwa itu yang terbaik.

Aku pun pulang dan langsung bersih-bersih. Kemudian aku menyiapkan HP-ku untuk melihat hasil pengumuman. Jam menunjukkan pukul 14.30 WIB. Saat itulah aku memutuskan untuk mematikan notifikasi WA dan dataku sementara. Aku tidak ingin menerima informasi mengenai hasil pengumumanku dari orang lain, termasuk Ayahku. Aku tau Ayahku juga stand by di depan website LTMPT untuk mengecek namaku tepat pada pukul 15.00 nanti. Lalu setelah hasil pengumumannya keluar, beliau akan melakukan screenshoot dan mengirimnya ke grup keluarga diikuti dengan ucapan syukur atau kata-kata penghiburan. Aku sangat tidak ingin mengetahui hasil pengumumanku dari grup keluarga, aku ingin melihatnya sendiri langsung dari website-nya. Tapi aku butuh waktu untuk menyiapkan diriku sampai benar-benar siap. Besar harapanku untuk lolos SBMPTN. Bahkan aku sudah tidak berharap lagi bisa masuk Ilmu Komunikasi UGM yang jadi pilihan pertamaku. Keterima di Akuntansi UNY yang merupakan pilihan keduaku saja sudah membuatku sangat bersyukur. Apa aja deh yang penting lolos. Akhirnya aku pun berdoa lagi dengan lebih lama. Ketika jam telah menunjukkan pukul 15.00 WIB, aku masih belum berani untuk memencet kata ‘Lihat Hasil’. Aku mengulur waktu sampai akhirnya memutuskan untuk membuka hasil pengumuman pada pukul 15.30 WIB.

Ketika pengumuman SNMPTN sebelumnya, laman website akan berwarna biru bila lolos dan berwarna merah bila belum lolos. Aku kira, pengumuman SBMPTN juga akan seperti itu. Namun aku sangat terkejut ketika aku melihat hasilku karena laman website yang aku lihat hanya berwarna putih. Tidak ada warna merah ataupun biru yang mendominasi. Setelah sempat nge-lag beberapa saat, mataku tertuju pada tulisan namaku lalu loncat ke tulisan ‘Ilmu Komunikasi’. Saat itulah aku langsung berteriak dan menangis. Aku sangat tidak menyangka bahwa aku benar-benar diterima di jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Padahal aku sudah sangat hopeless dan hanya berharap bisa diterima di pilihan kedua. Sungguh luar biasa hari itu, rasanya seperti mendapatkan keajaiban. Entah mengapa hal itu seperti tidak nyata. Butuh waktu untuk aku akhirnya bisa percaya dengan fakta ini. Bahkan aku sempat merasa di-prank atau dapat informasi yang salah.

Akhirnya aku kembali menyalakan notifikasi WhatsApp-ku dan mulai membukanya. Saat itulah aku dibanjiri pesan dari teman-temanku yang menanyakan hasilnya. Lalu grup keluargaku juga sudah rame. Tepat seperti tebakanku, Ayahku mengirim hasil pengumumanku tepat pada pukul 15.00 WIB ke grup keluarga diikuti dengan ucapan syukur. Untung tadi aku melakukan hal yang tepat dengan mematikan notifikasi WA. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Ibuku. Ternyata, Ibuku sangat khawatir dengan aku yang tidak merespon grup dan centang satu ketika di WA. Tanpa kusadari sudah ada beberapa missed call dari Ibuku. Akhirnya aku pun dimarahi karena hilang tiba-tiba. Ibuku takut aku melakukan hal yang aneh-aneh karena tidak siap melihat hasil pengumuman. Beliau merupakan salah satu orang yang menyaksikan bagaimana perjuanganku dan tangisanku selama ini. Beliau sangat mengerti seberapa berartinya hal ini bagiku.Itulah kenapa Ibuku berusaha menghiburku dari awal dengan membelikan beberapa makanan ringan. Beliau khawatir terhadap respon-ku jika aku tidak lolos dalam SBMPTN ini. Saat itu aku merasakan kasih sayang yang begitu besar dari kedua orang tuaku melalui dukungan yang terlihat kecil namun sangat berarti bagiku.

Hari itu, 14 Juni 2021, adalah hari yang mengantarku sampai di tempat aku berdiri saat ini. Hari yang mengubah hidupku menjadi lebih cerah. Hari yang akan selalu aku ingat. Aku sangat menyukai euphoria kebahagiaan yang aku rasakan saat itu. Tangis bahagia dan ucapan syukur yang terpancar dari wajah orang tuaku. Ucapan selamat dan rasa haru yang aku dapat dari teman-teman seperjuanganku. Hari itu menjadi salah satu memori indah yang membuatku bertahan dan menyemangatiku untuk melanjutkan perjalananku. Hari itu pun menjadi salah satu hari bersejarah dalam hidupku.

--

--

Trasty Chris Masjira

Akun kedua untuk melanjutkan tantangan #31harimenulis, akun yang satunya kena limit