Prom Night — Tentang Alea dan Bagas (2)

Trasty Chris Masjira
4 min readMay 19, 2022

--

Part sebelumnya bisa dibaca di sini

Tiiinnn....

Bunyi klakson itu menyadarkan Alea dari lamunanya. Terlihat Bagas yang sedang melambaikan tangan lewat jendela mobilnya. Setelah menghela nafas berat, Alea melangkahkan kakinya menghampiri mobil Bagas. Seperti yang dijanjikan sebelumnya, malam ini akan menjadi malam terakhir untuk mereka berdua. Malam terakhir mereka bersama, menjalin hubungan.

“Hai, maaf nunggu lama ya” ucap Bagas yang telah keluar dari mobilnya setelah Alea menghampirinya.

“Engga kok, yaudah yuk berangkat”

Bagas pun melangkahkan kakinya ke sisi kiri mobilnya dan membukakan pintu untuk Alea — seperti yang biasa dilakukan oleh seorang pria kepada kekasihnya. Ketika Alea memasuki mobilnya, Ia melihat barang-barang Bagas yang ada di kursi belakang. Hal itu sedikit membuat hatinya nyilu. Semuanya sudah siap. Bagas benar-benar akan berangkat ke Jerman setelah acaraprom night selesai. Malam ini benar-benar menjadi malam terakhir Alea menghabiskan waktunya bersama dengan Bagas.

Kedatangan Alea dan Bagas disambut dengan dentuman musik yang meriah. Gemerlap lampu ditambah dengan dekorasi yang mewah membuat suasana prom semakin indah. Semua orang berbahagia di sini. Begitu juga dengan Alea — mungkin.

Let’s enjoy our last night, shall we?” Ucap Bagas sambil memposisikan lengannya untuk Alea gandeng. Dengan senyuman, Alea mengangguk dan menggandeng tangan Bagas. Mereka pun memasuki gedung itu dan memutuskan untuk bersenang-senang sepuas yang mereka bisa.

Kini Alea dan Bagas berdiri di antara siswa lainnya untuk menikmati penampilan musik. Mereka menepati janjinya untuk bersenang-senang malam ini. Hanya ada senyuman yang terukir di wajah Alea diikuti dengan gelak tawa yang sesekali keluar dari mulutnya. Alea benar-benar merasa bahagia. Bahkan, ia lupa dengan fakta bahwa malam ini akan menjadi malam terakhirnya dengan Bagas. Ia lupa bahwa malam ini adalah malam terakhir Ia bisa tertawa lepas karena Bagas.

Semuanya baik-baik saja, setidaknya sebelum ada yang membawakan lagu Let Somebody Go milik Coldplay dan Selena Gomez.

We had that kind of love
I thought that it would never end
Oh, my lover, oh, my other, oh, my friend
We talked around in circles and
We talked around and then
I loved you to the moon and back again

Alea terdiam, begitu juga dengan Bagas. Lagu ini menyadarkan mereka dari kebahagiaan yang hanya bersifat sementara itu. Bagas mengulungkan tangannya di hadapan Alea yang sedang menunduk, hendak mengajaknya berdansa. Bagas tau, bahwa Alea sedang berusaha kuat untuk menahan tangisnya. Alea menyambut tangan Bagas. Mereka pun berdansa mengikuti alunan lagu itu.

You gave everything this golden glow
Now turn off all the stars ’cause this I know
That it hurts like so
To let somebody go

“Ahahaha, maaf. I break our promise”, ucap Alea ketika buliran air matanya meloloskan diri.

No, it’s okay. He is right anyway. It hurts like so, to let sombody go. Or in my case, to let you go”. Ucap Bagas dengan senyumannya. Mata cokelatnya menatap kedua bola mata Alea.

All the storms we weathered
Everything that we went through
Now, without you, what on earth am I to do?
When I called the mathematicians and I ask them to explain
They said love is only equal to the pain

But I know, we can go through this”, tambahnya.

“Alea, one thing that you should know. I do and always love you. Aku gak pernah nyesel ketemu kamu. Kalau bisa ngulang waktu aku tetep bakal milih buat ketemu kamu. Bahkan di kehidupan selanjutnya pun aku bakal cari kamu lagi. In another life, I hope that we can be together. With the same feeling, with the same faith.”, Ucap Bagas masih dengan senyumannya. Senyuman yang selalu menenangkan Alea, meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja — seperti saat ini.

“Ahaah yaa, me too. I do and always love you too”. Alea membalas senyuman Bagas.

I hope you can be happier without me, Al. To be honest, its hard to even think about the person who’s gonna replace me. Kaya, dia yang bakal nempatin posisiku selama ini. Dia yang bakal bikin kamu ketawa. Dia yang bakal beliin kamu es krim Mcd kalau kamu lagi ngambek. Dia yang bakal kamu ajak keliling kota, ke pantai, ke taman. Dia yang bakal temenin kamu ke gereja. Dia yang bakal selalu ada buat kamu. Dan orang itu udah jelas bukan aku.”

You won’t be replaced. Oke, pasti bakal ada orang baru. But there will never be someone like you. Thankyou ya, Gas. Buat semuanya.” Jawab Alea.

Thank you too. Nice words by the way

“Ahahahaha seriously? ngerusak suasana banget sih, nyebelin”. Mereka pun kembali tertawa bersama setelah terlibat dalam dialog perpisahan, masih dengan alunan lagu Let Somebody Go.

Seperti itulah mereka. Selalu ada untuk satu sama lain. Selalu berusaha tertawa untuk satu sama lain. Sesuai janji mereka sebelumnya, mereka melalui malam ini dengan bahagia.

Malam ini, Alea tersadar bahwa ia sangat menikmati tiga tahunnya bersama Bagas. Tidak ada yang perlu disesali. Sama seperti Bagas, jika Alea punya kesempatan untuk mengulang waktu, ia akan tetap memilih untuk bertemu Bagas. Bagaimanapun juga, Bagas telah memberi warna baru di dalam hidup Alea. Warna yang tidak akan tergantikan. Warna yang akan selalu membekas dan tak terlupakan. Alea bersyukur bisa melewati masa SMA-nya yang indah bersama Bagas. Indah karena adanya Bagas.

We had some good times, didn’t we?

See you, Bagas. Maybe in another life.

— selesai

--

--

Trasty Chris Masjira

Akun kedua untuk melanjutkan tantangan #31harimenulis, akun yang satunya kena limit