Sebuah Pesan Berharga

Trasty Chris Masjira
2 min readMay 30, 2022

--

Hai! Akhirnya sampai juga pada hari ke–30 di Bulan Mei ini, yang berarti waktu untuk mengikuti tantangan #31harimenulis-ku tinggal satu hari lagi. Sayangnya di hari kedua dari terakhir ini aku malah bingung mau menulis tentang apa. Lalu tiba-tiba aku teringat pada sebuah pesan berharga yang akan selalu kuingat, Pesan berharga yang dapat mengantarku sampai di titik ini. Jadi, aku pun memutuskan untuk bercerita tentang pesan itu kepada kalian.

Pernahkah kalian mendapatkan pesan yang begitu berarti dari seseorang? Pesan yang memberikan semangat sekaligus motivasi untuk kamu melakukan sesuatu. Aku sendiri pernah. Pesan itu aku terima ketika aku duduk di bangku kelas 4 SD. Well, isi pesannya sepele tapi sangat membekas di dalam ingatanku. Seperti ini pesannya, “belajar yang rajin ya”. Hal itu merupakan pesan yang sangat biasa, bukan? Tipikal pesan yang sering disampaikan oleh orang tua pada umumnya. Apalagi untuk anak berusia 4 tahun, pesan tersebut tentu akan sering didengar atau diberikan kepadanya. Tapi, pesan itu bukanlah sebuah pesan biasa ketika itu menjadi pesan terakhir yang kamu terima dari seseorang.

Pesan itu aku dapatkan dari seorang wanita cantik yang ada di hidupku, Ibuku. Seingatku, itu adalah pesan terakhir yang Ibu sampaikan dengan senyuman yang terukir di wajahnya sebelum berangkat ke rumah sakit untuk menjalani operasi yang ketiga kalinya. Ibuku mengidap penyakit kanker usus stadium empat. Sebelumnya, Ibuku sempat sembuh. Tapi ternyata, itu hanya bersifat sementara sebelum penyakitnya kambuh lagi. Ibuku pun harus mengikuti operasi ketiganya yang sekaligus menjadi operasi terakhirnya. Operasinya berjalan dengan lancar. Namun sayangnya, kondisi Ibuku terus menjadi tidak stabil. Ia tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar berbiacara santai denganku. Sampai akhirnya, Tuhan memanggilnya dari kehidupanku. Di detik-detik terakhirnya pun aku tidak berada di dekat Ibuku. Jadi ketika ditanya mengenai pesan terakhir yang Ibu tinggalkan untukku, aku akan menjawab dengan pesan yang beliau sampaikan sebelum menjalani operasi. Pesan untuk rajin belajar.

Aku yang masih kecil saat itu belum sepenuhnya paham dengan apa yang terjadi. Butuh waktu untuk mencerna semuanya. Ketika aku menyadari adanya perubahan besar yan terjadi dalam keluargaku, aku tidak bisa melakukan apa-apa. Sampai akhirnya aku menyadari bahwa apa yang bisa aku lakukan adalah apa yang menjadi pesan Ibuku, yaitu belajar yang rajin. Aku hanya bisa mencoba untuk terus belajar dan berusaha mendapatkan nilai yang baik. Yang ada dalam benakku saat itu adalah ketika aku berhasil mendapatkan nilai yang baik, aku dapat masuk di sekolah negeri. Dan benar adanya. Pesan itu mengantarkanku untuk dapat masuk ke salah satu SMP dan SMA negeri favorit yang ada di Jogja. Setidaknya dengan bersekolah di sekolah negeri, aku bisa membantu meringankan beban yang Ayahku pikul sendirian — begitu pikirku dulu.

Pesan untuk belajar itu pun benar-benar aku pegang sampai sekarang. Sampai akhirnya aku bisa menjadi salah satu mahasiswa di kampus biru, yaitu Universitas Gadjah Mada. Pesan terakhir dari Ibuku tersebut menjadi motivasi yang aku gunakan agar semangat untuk belajar dan mendapatkan hasil yang baik. Ingin rasanya menyampaikan kepada Ibuku bahwa pesan yang ia tinggalkan telah membawaku sejauh ini. Terima kasih untuk pesan yang terkesan sepele tetapi sebenarnya sangat berharga itu. Selamanya, pesan itu akan selalu menjadi alasan dibalik pencapaian-pencapaianku nantinya.

--

--

Trasty Chris Masjira

Akun kedua untuk melanjutkan tantangan #31harimenulis, akun yang satunya kena limit