Untuk Pertama Kalinya Bersua Kembali

noela
3 min readMar 9, 2023

Siang ini gedung fakultas tampak lebih ramai dari pagi hari tadi, mungkin karena sekarang ini adalah waktu kebanyakan perkuliahan usai. Kamu melangkahkan kaki agak cepat menuju perpustakaan fakultas sambil sesekali menyapa balik orang yang menyapamu. Niatmu ingin cepat-cepat menyelesaikan urusanmu saat ini agar ketika Nagi dan Reo datang nanti mereka tak perlu lama menunggumu.

Tetapi sepertinya kehendakmu tak akan terjadi. Kamu melihat sesosok pria tinggi mengenakan hoodie senada dengan rambut putihnya yang sedang ia rapikan karena sedikit acak.

“Nagi!” sapamu sedikit berteriak dan berlari kecil menuju parkiran, menghampirinya.

“Hai.” pria bernama Nagi itu menyapa balik. “Udah ke perpus?”

“Belum, ini baru mau otw. Reo mana?” kamu bertanya karena sadar Nagi hanya sendirian, tidak bersama satu orang lagi.

“Dia tiba-tiba dipanggil sama kating, ngurusin hima kayaknya.”

Mulutmu membulat membentuk huruf O. “Yaudah, bareng aja yuk.” ajakmu dan Nagi mengangguk. Kalian berjalan beriringan menuju perpustakaan diselingi obrolan ringan mengenai kegiatan kalian hari ini.

Tibalah kalian di tempat tujuan. Setelah mengurus administrasi, kamu melangkah duluan memimpin jalan dengan Nagi yang mengekor di belakang. Perawakannya yang tinggi besar sangat menyita atensi sekitar. Pria itu memiliki tinggi tubuh sekitar 190 cm, yang membuatnya dipanggil bongsor oleh kawan-kawannya, termasuk dirimu.

“Gi, kayaknya gue agak lama deh soalnya gue gak tau bukunya dimana. Lu duduk dulu aja biar gak capek nunggu.”

“Oke, gue duduk disitu ya.” Nagi berjalan duluan melewatimu. Setelah memastikan posisi yang dimaksud Nagi, kamu beralih menuju rak-rak penuh buku itu yang tingginya berbeda sekitar 20 centi darimu. Dalam hati kamu harap-harap cemas semoga buku yang dicari berada di rak yang rendah, sehingga kamu tak perlu repot-repot mengambil kursi untuk meraihnya.

Matamu mengabsen satu per satu jejeran buku yang tersusun dengan rapi. Senyummu mengembang saat menemukan buku yang kamu cari. Kamu segera mengambilnya dan berjalan menghampiri Nagi.

“Eh, Gi—” kalimatmu terhenti karena tak sengaja menyenggol seseorang. “Sorry!

“Loh? Hai.”

Matamu melebar, terkejut, dengan mulut sedikit terbuka. Kamu mengenali orang yang kamu senggol itu. Pria bersurai pirang bergradasi biru di ujungnya dengan potongan acak-acakan. Penampilan itu sangat berbeda dari terakhir kali kamu melihatnya, tapi kamu masih ingat sekali figur wajahnya. Satu nama familiar tersebut dari mulutmu, “Kaiser…?”

“Wow, kebetulan banget ya kita ketemu disini. Pasti abis nyari buku ya?” Kaiser menyunggingkan senyum tipis sambil menatapmu.

“…iya.” Kamu tak tahu harus bereaksi bagaimana, terlalu terkejut dengan situasi yang sangat tiba-tiba ini.

Lalu kalian sama-sama terdiam. Hanya beberapa detik tapi rasanya seperti berjam-jam untukmu. Kamu yang tadinya tak berani menatap manik mata Kaiser akhirnya mendongakkan wajah, mendapati ia yang tengah menatapmu. “…apa? Kenapa ngeliatin gue?”

Kamu yakin sekali dia sedikit gelagapan sebelum kembali netral. “Nggak, gak papa. Gua duluan ya, bye.” Kaiser melambai sesaat padamu kemudian pergi meninggalkanmu yang menatapnya heran. Netramu beralih pada Nagi yang ternyata sedari tadi sedang menatapmu, ia berjalan menghampiri.

“Itu siapa?” tanya Nagi.

“…yang gue ceritain semalem.” jawabmu seadanya.

“Oh, mantan lu?”

Kamu hanya mengangguk kecil. “Gue udah dapet bukunya nih, yuk.” Kamu menarik lengan Nagi, mengajaknya bergegas pergi. Lebih tepatnya, kamu ingin mengakhiri topik yang baru akan dimulai Nagi.

--

--

noela

idk what to write here. let’s start with things i into it. i like cat, green tea, and night.