Night Drive

Junstories
5 min readJul 22, 2023

--

Content warning : kiss, skinship, 🔞

Jared melirik kekasihnya yang sedari tadi diam di kursi kemudi. Wajahnya merah seakan tengah memancarkan kobaran api yang bisa membara kapanpun. Melihat keadaan kekasihnya yang sudah dimakan amarah, membuat Jared tak bisa berbuat banyak. Jangankan meminta sebuah pelukan, untuk menanyakan keadaannya saja, Jared tak berani, karena takut membakar emosi yang menyelimuti kekasihnya.

Yang dilakukan Jared hanyalah fokus menyetir. Membawa pergi amarah yang ada untuk diredam juga dipadamkan. Beruntung suasana jalanan kota Jakarta malam itu sedikit lenggang. Setidaknya turut berkontribusi untuk tidak membuat lonjakan emosi kekasihnya.

Tangan Jared terulur untuk menyalakan musik. Jemarinya bergulir pada layar ponsel untuk memilih salah satu lagu milik John Legend yang berjudul All of Me.

Alunan merdu perpaduan musik yang lembut dan vokal indah John Legend terdengar menggema di dalam mobil yang ditumpangi keduanya. Salah satu lagu favorit Jared yang ingin sekali dinyanyikan untuk kekasihnya.

Tanpa sadar Jared ikut bersenandung mengikuti irama lagu, yang mana berhasil menarik atensi kekasihnya. Thad yang tadinya acuh kini mulai tertarik dengan pesona baru dalam diri Jared. Pandangannya dialihkan sepenuhnya pada Jared untuk menikmati senandung yang keluar dari bibirnya.

Jared menaikkan sebelah alisnya saat melihat Thad memandangnya dengan pandangan takjub. Seakan-akan ia baru pertama kali melihat seseorang seperti dirinya. Kelereng hitam milik Thad membulat dan berbinar indah saat menyelami wajahnya, membuatnya bertanya-tanya apa yang sedang kekasih galaknya itu pikirkan.

“Kenapa, Thalove?” tanya Jared heran.

“Seksi banget,” puji Thad.

Jared terkekeh pelan. Senang karena kobaran api kekasihnya berangsur padam.

“Seneng denger aku nyanyi?” tanya Jared memastikan.

Thad menganggukkan kepalanya cukup kencang membuat rambutnya yang memanjang menutupi matanya karena pergerakannya.

“Ganteng banget suaranya. Jenis suara baritone, lembut tapi dalam,” ujar Thad lagi.

“Lain kali aku nyanyiin pakai gitar, mau gak?” tawar Jared.

Thad menangguk antusias. Kelereng hitamnya kembali membesar saat mendengar penawaran yang diberikan oleh Jared.

“Mau lah. Ya kali nolak dinyanyiin. Kalau bisa bikin rekaman buat morning alarm,” jawab Thad riang.

Sebelah tangan Jared bergerak mengusap kepala Thad secara lembut.

“Jangan terlalu gemes dong, sayang” jawab Jared.

Thad mengedikkan bahu tak peduli seraya memutar bola matanya jengah. Berpura-pura geli dengan ucapan kekasihnya itu. Membawa tawa renyah Jared yang bersahutan dengan lagu yang masih berputar.

“Ini kita mau kemana sih?” tanya Thad bingung.

Saat ini mereka memang hanya berkeliling kota Jakarta tanpa tujuan. Mobil sedan yang dikendarai Jared pun berjalan santai membelah jalanan ibukota di tengah hiruk pikuk keramaian.

“Keliling aja sih. Cari angin biar kamu lebih adem," jawab Jared sambil tersenyum dan memamerkan lesung pipinya.

Thad sangat suka saat melihat kekasihnya itu menunjukkan lesung pipinya. Membuat rupa kekasihnya itu menjadi lebih menggemaskan dan manis.

“Mas, pengen ciuman deh,” ujar Thad tiba-tiba.

Beruntung Jared sudah mulai terbiasa dengan tingkah random kekasihnya itu. Kalau saja dia tidak awas, bisa saja ia mengerem mendadak dan menyebabkan kecelakaan.

“Tahu tempat aman dan sepi yang cocok buat ciuman gak?” tambah Thad lagi.

Jared tak bisa berhenti tersenyum saat kekasihnya itu mengajukan pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan. Bagaimana bisa kekasihnya itu mengajaknya berbuat mesum tapi seperti mengajak dirinya untuk beli jajan di supermarket? Sisi nakal Thad memang sering muncul di saat yang tidak tepat. Mau heran tapi ini seorang Thad yang sulit ditebak tingkah lakunya.

"Serius atau bercanda?" tanya Jared lagi. Memastikan.

"Serius lah. Ya kali main-main. Recharge energi dulu yuk," ajak Thad.

Benar, kan. Bahkan Thad kelewat santai saat mengajak Jared untuk berbuat mesum.

"Thalove, untung aja cuma aku yang tahu sisi binal ini," ujar Jared sambil menggelengkan kepala.

Jared tak menolak. Seperti biasa namanya manusia pasti dipenuhi nafsu jua.

Mobil mereka berputar ke sebuah taman yang biasanya memang diisi oleh pasangan muda mudi untuk berpacaran. Mata Jared menerawang ke area parkir yang masih luas. Mencari tempat paling ujung yang terletak di bawah pohon serta minim penerangan.

"Kalau disini gimana? Aman deh, Tha," ucap Jared sambil menggelengkan kepala ke kanan dan kiri untuk mengecek keadaan.

"Boleh, mas," jawab Thad.

Jared mematikan mesin mobilnya. Mengatur kursi mobilnya agar sedikit menyandar.

"Kamu kalau naik kesini bisa gak?" tanya Jared sembari menepuk pahanya.

"Bisa, Mas," jawab Thad.

Thad mulai berpindah tempat dari kursi penumpang menjadi duduk di atas paha Jared. Tangannya dilingkarkan di sekitar leher Jared untuk menopang tubuhnya agar tidak terjatuh.

Pun tangan Jared melingkari pinggang kecil Thad. Menarik tubuh kecil itu agar semakin menempel padanya. Membawa Thad ke dalam rengkuhan hangatnya. Sedari tadi memang Jared membutuhkan pelukan dari kekasihnya itu.

"Wangi mawar merah. Aku suka," ujar Jared saat hidung menghirup aroma kekasihnya.

Thad bisa merasakan ujung hidung bangir Jared menggesek sisi lehernya.

"Roses smell good, but they have thorns," ujar Thad lembut.

Hidung Jared bergerak sensual di sekitaran leher Thad. Menghirup dalam-dalam wangi bunga mawar yang memabukkan.

"It is the same with you. I'm still falling for you even though your sharp mouth hurts me sometimes," balas Jared disela kegiatan menciumi leher jenjang Thad.

Thad tersenyum kecil mendengar penuturan Jared yang menurutnya manis meskipun sedikit terselip fakta buruk tentangnya.

"Mas," panggil Thad dengan nada rendah yang terdengar halus dan lembut di telinga.

"Kiss me now," pinta Thad setengah merengek.

Sebuah seringai tipis terukir di sudut bibir Jared. Bibirnya bergerak mengecupi puncak leher serta dagu kekasihnya sebelum mendarat sempurna pada bibir lembut dengan rasa stroberi itu.

Jared mengecupi bibir kekasihnya beberapa kali dengan gemas. Membuat Thad sedikit cemberut karena tidak mendapatkan ciuman panas seperti yang dibayangkan sebelumnya. Kekehan kecil terdengar mengejek saat mendapati kekesalan yang ditunjukkan oleh Thad.

"The game is starting. Now," ucap Jared sebelum lidahnya terjulur untuk menjilati bibir Thad yang masih terkatup.

Lidahnya bergerak membasahi bibir plump Thad dengan air liurnya sebelum bergerak menyesap bibir bawahnya. Perlahan bibirnya mulai mengulum bibir atas dan bawah Thad secara bergantian. Menghisap dalam ranum candu milik kekasihnya dengan gemas.

Saat bibir keduanya sibuk saling beradu. Tangan Jared mulai masuk ke balik hoodie Thad. Membelai lembut punggung halus Thad dengan sentuhan sensual yang menyengat tubuhnya.

"Eunghh…," lenguh kecil Thad saat merasakan desiran hangat di tubuhnya.

Thad semakin memperdalam ciuman mereka. Menghisap serta mengulum bibir bawah Jared sembari mengeratkan rangkulan tangannya di sekitar leher Jared.

Suasana sunyi di dalam mobil kini diisi dengan kecapan erotis yang berasal dari penyatuan bibir Jared dan Thad. Menghiasi malam dingin itu dengan kehangatan.

Jilatan pada bibir Thad membuatnya semakin ingin dicumbu. Matanya memejam. Menikmati segala bentuk afeksi cinta dari kekasihnya.

"Mmmhh… sllrrrp….," suara kecapan Thad membuat Jared semakin mengikis jarak yang ada.

Tangan Jared sudah bergerak ke bagian dada Thad. Mengelus lembut bagian tubuh favoritnya yang mulai menegang. Membuat tubuh Thad bergerak gelisah hingga tanpa sengaja punggungnya menabrak stir mobil.

"Engghh..," pekik Thad tertahan.

Ciuman keduanya terpaksa dilepas karena Thad merasakan ngilu di tulang punggungnya.

"Sakit banget?" tanya Jared lembut.

Thad menganggukkan kepalanya sambil meminta Jared untuk mengelus punggungnya agar tidak sakit lagi. Padahal baru saja kekasihnya itu bertingkah liar, sekarang sudah berubah lagi menjadi kucing kecil yang minta diberikan kasih sayang. Perubahan drastis itu membuat Jared terpingkal saking gemesnya.

Sayangnya kegiatan mesum yang mereka lakukan terpaksa berhenti dan digantikan dengan sebuah pelukan hangat serta celotehan Thad akan hari beratnya. Sepertinya Tuhan memang sengaja melarang dua sejoli itu untuk berbuat dosa di tempat umum.

--

--