Kemana kita?

~kemana aja, asalkan keluar rumah dan dekat.

safinaism
4 min readMay 4, 2024
Taken by Syahkhai

Tiba-tiba dapat kabar libur sekolah tiga hari berturut-turut bagaikan rejeki nomplok bagi para siswa pada umumnya, termasuk aku. Padahal belum lama ini udah libur selama sebulan lebih karena Ramadan+lebaran, namun tetap aja libur ya libur. Siapa sih yang tidak senang saat diberi jatah libur.

Tiga hari bukan sebentar, tidak mungkin dihabiskan dengan berdiam diri di rumah saja. Aku terpikirkan untuk pergi bertamasya naik kereta api ke luar kota dengan teman-temanku. Stasiun tujuan di luar kota tersebut dekat dengan pantai, aku cukup penasaran dengan rupa pantai tersebut, namun tentu saja rasa penasaran itu tak kalah besar dibandingkan rasa penasaranku untuk dapat duduk mengikuti lika-liku perjalanan melewati deretan rel. Naik kereta api sudah sejak dulu aku idam-idamkan, namun tak kunjung dapat kesempatan. Terakhir saat libur hari kelima lebaran aku sudah sempat mampir ke stasiun dengan Ayah, sayang sekali tiket pulang-pergi untuk hari itu sudah habis.

Ini saat yang tepat kupikir. Aku bisa memesan tiket di hari pertama untuk waktu keberangkatan dua hari lagi, alias hari terakhir jatah libur, mengingat hanya sekolahku yang libur, pasti tidak banyak yang pergi main saat itu.

“Kalau hendak berjalan jauh ajaklah teman.”

Oke, mari ajak sohib-sohib tercinta untuk ikut trip ini. InsyaAllah asyik dan worth it.

Yeah..tentu saja tak segampang itu, meski relatif aman ternyata kami tak dapat izin dari orang tua kalau keluar kota, apalagi ini pertama kali. Ya sudah, keinginan naik kereta api ini nampaknya musti dipendam lagi.

Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke pantai yang biasa kami kunjungi. Tidak ada yang spesial, saking seringnya ke pantai ini, kami tidak merasa begitu wah. Setidaknya dapat keluar rumah dan melihat kota selama perjalanan memutar di bus bisa sedikit mengobati kebosanan.

Salah satu teman bilang ingin benar-benar mencebur ke air. Aku yang sebelumnya tidak berminat untuk basah-basahan jadi tergoda untuk mengikuti ide tersebut. Aku tidak ingat kapan terakhir kali bermain pasir dan basah kuyup hingga saku dan sela-sela kelim baju dipenuhi pasir pantai yang halus. Saat masih SD dulu mungkin, aku sudah tak ingat saat kelas berapa. Aku juga sudah tidak ingat lagi apa asyiknya berenang di air keruh penuh pasir gelap begitu. Pantai ini memang bukan tipikal pantai pasir putih dengan air biru yang jernih.

Kami janji bertemu di halte bus pukul 08.00 WIB. Aku sampai sekitar pukul 07.40 WIB. Terlalu cepat memang, meski tak begitu kentara hatiku tetap tak sabar untuk melihat deburan ombak di laut. Satu orang temanku datang tak lama kemudian. Dua orang lainnya memutuskan pergi dengan rute berbeda, sedangkan satu lagi masih belum berangkat. Pukul 08.00 WIB kami berdua akhirnya naik bus. Pukul 08.15 kira-kira kami sudah berada di pantai.

Sepi sekali dibandingkan hari libur, tentu saja. Kami berdua lansung menyusuri garis pantai. Aku berlari-lari kecil, beberapa kali bolak-balik memperhatikan pasir dekat garis pantai melihat pecahan-pecahan kerang atau karang yang mungkin dapat kupungut untuk dibuatkan sesuatu. Sementara temanku nampak melukis sesuatu dengan tongkat di pasir. Lanjut aku memutuskan untuk memanjat batu-batu yang berjejer ke arah laut, melihat hamparan biru laut dari atas batu pemecah ombak ini. Begitu biru tidak seperti dekat garis pantai yang sudah keruh mengacak-acak pasir. Aku perhatikan ombak yang berbusa disaat menggulung hingga kemudian menghantam batu-batu besar sebelum akhirnya membelai pasir dengan lembut. Di atas salah satu batu terlihat dua ekor kepiting kurus yang bewarna senada dengan batu tersebut, tak terseret ombak, membiarkan sedikit ombak yang menggapai atas batu membasahi, sengaja bermandi-mandi ria.

Matahari mulai terik. Kami memutuskan untuk berteduh sejenak sembari menunggu teman-teman yang lain datang. Aku menunggu sosok yang meng-ide bermain air untuk mencebur bersama, haha. Mereka datang lebih lama dari yang kuduga. Senyap, beberapa menit kami hanya duduk bermenung di bawah naungan pohon memerhatikan laut. Aku berusaha memikirkan topik ringan untuk memecah keheningan yang cukup mengusik ini.

“Apa yang sedang ramai dibahas warga Ig belakangan Syah?”

Seketika beliau terkekeh tipis begitupun aku. Bedanya temanku ini lucu melihatku yang kemarin dengan bangga bilang tak akan buka Ig lagi, sekarang malah nanya kabar Ig. Sedangkan aku mengulas senyum merasa lega suasana canggung ini akan segera lewat.

“Udah berapa lama Na? hihi..”

“Dua Minggu, wkwk.” (Gak buka Ig).

“Biasa bola..”

Hoo iya bola! Semuanya sedang semarak membahas prestasi timnas belakangan. Percakapan mengalir, aku sudah tidak ingat lagi membahas apa setelahnya. Teleponku tiba-tiba berdering. Dua sohibku yang lain mengabarkan sudah hampir tiba. Tak tahan lagi, akhirnya aku menghampiri air duluan.

Tak lama setelahnya barulah dua pasukan tambahan ini datang, kami berempat sekarang.

“Na…udah nyebur duluan aja, hahaha..”

“Hihi, udah gak sabar lagi.”

Kami berdua langsung bermain-main dengan ombak, sementara dua sohib yang lain pergi mencari toilet karena kebelet.

Ada perasaan senang yang tak kubayangkan sebelumnya begitu kakiku menyentuh air. Air yang semakin ke tengah semakin jernih begitu menghipnotis, ingin menyelam saja rasanya, namun aku hanya bawa rok dan kaus kaki pengganti tidak dengan atasan, wkwk.

Satu temanku lagi tak lama juga datang. Dia membawa ponakannya. Lucu sekali. Lengkap sudah pasukan kami. Kami menghabiskan waktu bermain air hingga pukul setengah sebelas. Setelah itu pulang.

Perjalanan kali ini begitu apa adanya, kesempatan selanjutnya aku ingin bawa tikar untuk duduk, dan sedikit cemilan agar yang tidak ikut main air bisa makan.

Next time ya ghois, InsyaAllah, meski ntah kapan lagi..hahaha.

--

--