Accurate, 01

2's strawberry
2 min readJun 24, 2023

--

Newton Phoenix

Hari ini hari pertama kegiatan belajar mengajar mulai lagi setelah libur kenaikan kelas. Biasanya setelah liburan, sekolah tidak langsung aktif seperti biasanya. Tapi di mata pelajaran Fisika hari ini, mereka justru langsung diberikan tugas berpasangan dan harus dikumpulkan esok hari.

Hana Menyusuri Bumi atau yang kerap disapa Hana adalah salah satu murid di kelas tersebut. Ia sedang menahan amarahnya lantaran ia masih ingin bersantai-santai setelah libur panjang.

“Pasangan akan Ibu acak ya.” Duh, sial deh, Hana belum hafal dengan teman-teman sekelasnya.

“Anggita Mariska Tunjung berpasangan dengan Putra Haris.” Gita duduk di sebelah Hana, menepuk jidat setelah mendengar siapa yang menjadi pasangannya.

“Kenapa emang si Putra?” Tanya Hana.

“Bakal bikin tugas gue gak kelar ini mah, Han.” Jawab Gita pasrah tanpa menoleh ke Putra yang memanggil namanya.

6 pasangan sudah disebutkan oleh Bu Citra, Hana masih menunggu namanya.

“Newton Phoenix dengan Hana Menyusuri Bumi.” Hana terkejut setelah mendengar namanya disebut.

“Newton Phoenix..“ Gumam Hana yang bisa didengar oleh Gita. Anggita mengenal Newton, ia mencari sosok Newton di kursi-kursi bagian belakang.

“Hmmmm, lu beruntung apa sial ya, Han.” Ucap Gita.

“Kenapa?”

“Newt itu orangnya agak sinting asli, tapi physics goddes satu angkatan.” Bisik Gita, takut yang lain medengar walau semua pasti setuju dengan ucapannya.

“Berarti sinting karena pinter?” Tanya Hana.

“… Bisa jadi.”

“Nanti aku minta nomernya deh, you ada kan?” Tanya Hana.

“Ada kayaknya, dulu kelas 10 gue sekelas sama tu orang.” Hana mengacungkan jempol kanan, lalu keduanya kembali memerhatikan Bu Citra yang menjelaskan tugas setiap kelompok setelah membagi pasangan.

Di deretan kursi lain, ada dua lelaki yang sedang membicarakan Hana. Mereka adalah Putra Haris dan Newton Phoenix, pasangan Gita dan Hana.

“Bumi yang mana, Put?” Tanya Newt, mencari-cari patner barunya.

“Bumi siapaaaaa nyet?”

“Pasangan gue.” Balas Newt.

“Hana, tolol!” Bisik Putra di telinga Newt, lalu menunjuk Hana yang berambut cokelat dengan jepitan bintang berwarna kuning. “Ono patner lu, sebelah Gita.”

“Kagak keliatan mukanya, Put.” Protes Newt membuat Putra mendecak.

“Ya masa mau kita samperin sekarang biar lu tau mukanya? Nanti kan bisa ege, noh! Lu inget aja jepitannya.”

Newt mengamati rambut cokelat legam Hana, lalu berusaha mengingat jepitan-jepitan bintang kuning yang terjepit di rambut-rambutnya.

“Oke, Bumi pake jepitan.”

“Hana, tolol!” Bisik Putra sekali lagi.

--

--