Dalam lelapnya bergemuruh cerita seri tak berkoda yang munculnya tak kenal saat.
Sementara itu, Alexandra, deru nafasmu aku iringi harmoninya dengan dawai-dawai tua yang dansanya seirama rambut lurusmu.
Aku hilang arah. Kebun anyelir yang kutemukan di ujung labirinmu boleh jadi telah berjalan jauh ke barat daya sementara harumnya masih aku hirup dalam-dalam di sini.
Catat perjumpaan kita dan hitung berapa kali aku umpamakan bintang-bintang benderang dan purnama ke dalam satu maknanya; aku cinta kamu.
Aku cinta kamu, Alexandra. Walau dalam lelapmu tak sekalipun terkisahkan akhir yang bahagia. Walau rambutmu tak lagi lurus dan deru nafasmu tak lagi berirama. Walau kebun anyelirmu pindahnya jauh ke utara sebelum akhirnya berpindah lagi ke selatan.
Walau tak pernah kamu balas umpama-umpamaku, Alexandra, aku tetap cinta kamu.
