“Menggenggam Masa Depan: QRIS Cross-Border Sebagai Jembatan Digitalisasi Sistem Pembayaran ASEAN dan Langkah Maju Indonesia dalam Kolaborasi Ekonomi Regional”

Keilmuan EP Universitas Airlangga
5 min readNov 20, 2023

--

Penulis: Salsabil Rifqi Qatrunnada, Fichrie Fachrowi Adli, Yan Cerin Satmoko

Era pembayaran di masa saat ini telah berubah. Kemajuan zaman juga mengantarkan manusia pada kemudahan transaksi pembayaran di mana saja manusia berada. Masyarakat menjadi saksi bagaimana uang memiliki peranan penting dalam transaksi pembayaran. Selain uang, masyarakat juga diberikan kemudahan untuk tak perlu membawa banyak uang dalam dompetnya. Cukup hanya menggunakan kartu debit maupun kartu kredit. Namun sekali lagi, era sudah berubah. Perkembangan ponsel pintar atau smartphone yang kian masif di tengah masyarakat, memiliki pengaruh pada perkembangan metode pembayaran di tengah masyarakat. Saat ini, masyarakat tak perlu lagi membawa banyak uang dalam dompet mereka. Apalagi sampai membawa berbagai kartu yang tebalnya mungkin dapat merusak dompet kita. Ya, benar. Smartphone kita sudah bisa menjadi alat pembayaran. Cukup melalui scan QR, kita sudah bisa melakukan transaksi yang kita inginkan. Mulai membeli jajanan di pasar malam, hingga berbuat amal kebaikan, semua bisa dilakukan melalui satu sentuhan.

Kemudahan metode pembayaran yang ditawarkan saat ini, sejalan dengan era globalisasi yang tengah terjadi saat ini. Proses globalisasi yang membuat dunia menjadi seakan tak berbatas membuat cross-border payment penting untuk segera diterapkan. Integrasi ekonomi yang terjadi akibat adanya globalisasi membuat penerapan cross-border payment penting untuk segera dilakukan. Cross-border payment memungkinkan adanya pembayaran yang lebih cepat dan lebih murah yang dapat dilakukan antar negara. Namun, penerapan cross-border payment menghadapi berbagai tantangan seperti tata kelola di dalam negeri, maupun kesenjangan infrastruktur di masing-masing negara yang berbeda, maupun biaya yang tinggi. Biaya yang tinggi dalam cross-border payment ini dapat menghambat proses integrasi ekonomi antar negara. Selain itu, biaya yang tinggi ini membuat dua pengaruh negatif, sebagaimana disampaikan dalam tulisan ekonom Bank Sentral Eropa, Fabio Panetta, pada tanggal 31 Oktober 2023. Pertama, banyak usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya lintas negara menjadi kesulitan berkembang karena berpengaruh terhadap biaya operasional usaha mereka. Kedua, biaya pengiriman uang antar negara bagi masyarakat yang bekerja di luar negeri dan dikirimkan ke negara asal mereka menghadapi biaya yang tinggi pada saat mengirimkan uang mereka ke negara asal.

Pengembangan cross-border payment juga menjadi prioritas bagi berbagai organisasi ekonomi dunia seperti Bank Dunia atau World Bank, Bank of International Settlements (BIS), dan International Monetary Fund (IMF). Pada bulan Januari 2023, BIS, Bank Dunia, dan IMF mengeluarkan laporan terbaru tentang cross-border payment dengan judul “Exploring multilateral platforms for cross-border payments”. Laporan tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa hambatan yang membatasi organisasi multilateral untuk meningkatkan peran dalam cross-border payment. Adapun hambatan organisasi multilateral dalam pengembangan cross-border payment yaitu pertimbangan model bisnis, kurangnya permintaan terhadap layanan dan/atau lemahnya dukungan sektor publik untuk membangun platform multilateral. Laporan tersebut juga memberikan dua kemungkinan pendekatan untuk meningkatkan peran platform multilateral dalam cross-border payment, yaitu memperluas jangkauan dan meningkatkan fungsionalitas platform regional yang ada, serta mengembangkan platform baru dengan jangkauan yang lebih luas sejak awal, memanfaatkan teknologi terkini dan standar umum.

Inovasi pembayaran melalui QR code, telah diinisiasi oleh Bank Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2019 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74. Standar QR code untuk pembayaran ini disebut sebagai Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS; dibaca: Kris). QRIS memiliki tujuan untuk mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Indonesia Maju. Adapun semangat yang diusung dalam implementasi QRIS yaitu UNGGUL atau Universal, Gampang, Untung, dan Langsung. QRIS UNGGUL bermakna inklusif bagi seluruh masyarakat dan dapat digunakan transaksi pembayaran baik di dalam maupun luar negeri hanya melalui genggaman ponsel.Transaksi yang dilakukan melalui genggaman ponsel langsung terjadi karena proses yang cepat dan seketika. Selain itu, QRIS dapat menguntungkan pembeli dan penjual karena seluruh transaksi dapat dilakukan hanya dengan satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel.

QRIS merupakan perwujudan dari apa yang disebut sebagai Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025) yang digagas oleh Bank Indonesia. Adapun poin QRIS dalam mewujudkan lima visi SPI 2025 yaitu mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional, mendukung digitalisasi perbankan, dan menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antar negara. Tentu saja, QRIS menjadi upaya Bank Indonesia dalam melakukan transformasi digital di Sistem Pembayaran Indonesia dan mendukung upaya percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan digital.

Keberhasilan QRIS dalam mempercepat proses digitalisasi sistem pembayaran di Indonesia dipandang sebagai suatu langkah awal yang sangat positif dalam mewujudkan visi Bank Indonesia untuk menjadi bank sentral digital terdepan. Presidensi G20 pada tahun 2022 memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menginisasi QR cross-border untuk meningkatkan integrasi keuangan antar negara, khususnya di kawasan ASEAN (regional payment interconnectivity). Pada forum tersebut, Bank Indonesia berhasil menggandeng bank-bank sentral negara ASEAN yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina untuk menandatangani MoU pembayaran lintas negara yang menunjukkan langkah kolektif menuju pembayaran cepat. Inovasi ini merupakan bagian dari upaya perluasan penggunaan mata uang lokal dalam penyelesaian transaksi internasional, sehingga menciptakan efisiensi transaksi dan mengurangi ketergantungan terhadap US dollar. Di tahun berikutnya, Indonesia kembali mendapatkan kesempatan besar untuk mempercepat implementasi QR cross-border yaitu dengan terpilihnya Indonesia sebagai ketua ASEAN Summit 2023.

Sinergi antara Indonesia dan Thailand, di antara negara-negara ASEAN lainnya, patut diapresiasi. Uji coba sedang dilakukan untuk pembayaran lintas batas dengan menggunakan sistem QRIS dan QR Payment Thailand, seperti yang diumumkan oleh departemen kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia. Usaha pembayaran QR bilateral ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk memanfaatkan teknologi digital guna memperdalam integrasi keuangan di seluruh negara anggota ASEAN. Fungsionalitas lintas batas QRIS dapat mengurangi ketergantungan pada dolar AS di kawasan ini, membuat transaksi menjadi lebih mudah dan ekonomis. Sistem yang dirancang dan dibangun melalui upaya kerja sama bank-bank sentral negara ASEAN akan menghasilkan transaksi yang lebih efisien dan lebih murah, meskipun tidak secara signifikan mengubah peran dolar AS yang dominan dalam perekonomian. Melalui inisiatif kolaboratif ini, negaranegara ASEAN tidak hanya mendorong integrasi keuangan tetapi juga mendorong kawasan ini lebih dekat ke ekosistem pembayaran digital terpadu, yang selanjutnya dapat meningkatkan perdagangan, pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Namun, penerapan QR cross-border secara masif akan menemui beberapa tantangan yang menghambat percepatan adopsi QR cross-border di kawasan ASEAN. Pertama, kesenjangan perkembangan digital antar negara akan memunculkan kekhawatiran terkait privasi data dan keamanan cyber, dan yang kedua yaitu rendahnya tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangan di beberapa negara sehingga akan menghambat proses adopsi pembayaran digital. Oleh karena itu, meskipun kebijakan QR cross-border ini dinilai sangat potensial akan tetapi proses implementasinya harus dilakukan secara hati-hati karena menyangkut pertukaran data lintas negara.

REFERENSI

ASEAN. (2022). The ASEAN “ASEAN Revs Up Digital Information”. https://theaseanmagazine.asean.org/edition/digital-transformation/

Raharjo, M. (2023). ‘QRIS Cross Border’as Digital Financial Inclusion Acceleration in Southeast Asia. Global Local Interactions: Journal of International Relations, 3(1), 151–161.

European Central Bank. (2023). Extending the benefits of digital technologies to cross-border payments. Www.ecb.europa.eu. https://www.ecb.europa.eu/press/blog/date/2023/html/ecb.blog231031~85 a4bcdee0.en.html

Li, B. (2022, November 8). Cross-Border Digital Payment Systems: The Case of Singapore, Thailand, Malaysia, and Beyond. IMF. https://www.imf.org/en/News/Articles/2022/11/08/sp110822-cross-border-digital-payment-systems

World Bank, Bank of International Settlements, & International Monetary Fund. (2023). Exploring multilateral platforms for cross-border payments. Bank of International Settlements

--

--