Malam

jopie.
3 min readMar 15, 2022

“Ran belum pulang?”

Mitsuya yang keluar dari kamarnya memandang aneh sekitar, semuanya sunyi. Ran mungkin belum pulang, namun waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Mitsuya sempat bertanya-tanya, namun ia memilih untuk tidak peduli dan berjalan menuju pantry.

Mitsuya sibuk membuat susu hangat hingga ia mendengar suara jatuh yang cukup keras. Ia tersentak dan spontan berlari kedepan pintu.

Didepan pintu, sosok Ran nampak jatuh terduduk. Wajahnya merah, saat Mitsuya mendekatkan wajahnya, Ran dipenuhi oleh bau alhokol. Mitsuya mencoba menepuk-nepuk pipi Ran.

“Mas? Mas Ran, bangun. Kamu habis minum berapa banyak?”

Ran hanya terdiam. Ah, dia benar-benar tidak sadar. Akhirnya Mitsuya membopongnya menuju sofa.

Wajah Ran benar-benar merah. Mitsuya menghela napasnya lantas melonggarkan dasi Ran agar dia lebih bebas.

Sesaat Mitsuya terdiam, sebenarnya untuk apa dia peduli dengan Ran, padahal ia bisa saja meninggalkan Ran diluar. Namun Mitsuya masa bodoh, ia masih memiliki hati, ia tak tega membiarkan Ran diluar dalam keadaan mabuk.

Saat Mitsuya sibuk melonggarkan dasi, Ran terbangun lantas menyentuh pipi lembut Mitsuya.

“Mitsuya Takashi?”

Mitsuya tersentak lantas memundurkan wajahnya, “Ya?”

Ran memandang wajah Mitsuya dengan tenang, “Awalnya saya nggak percaya dengan kata-kata orang kantor yang berkomentar tentang wajahmu. Tapi sekarang saya percaya, kamu cantik Mitsuya.”

Mitsuya mengernyitkan dahi dan kembali sibuk dengan dasi Ran.

“Mitsuya, kamu nggak dengar? Saya bilang kamu cantik.”

Ran mengambil alih tangan Mitsuya lantas mengecupnya dengan lembut, “Jangan abaikan saya Mitsuya.”

Mitsuya terkejut, pipi nya memerah. Bukan karena malu, namun Mitsuya terkejut. Orang seperti Ran ketika mabuk bisa melakukan hal seperti ini bahkan kepadanya.

“Mas Ran, kamu ngapain?”

“Apalagi? Saya memandangi wajah kamu. Wajah indah kamu. Lihat saya Mitsuya, saat ini saya serius. Bagaimana bisa kamu begitu menawan malam ini?”

“R-ran?”

Ran mendudukan dirinya, memandang Mitsuya yang lebih rendah darinya. Ran tersenyum dan membelai rambut Mitsuya.

Mitsuya kaku, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia terkejut dengan perilaku Ran ketika mabuk. Ia— benar benar bingung harus berbuat apa.

Detik selanjutnya, Mitsuya terkejut bukan main. Ran mengecupnya tepat di bibir. Wajahnya memerah tidak karuan, ingin lari kekamar pun tidak mungkin, Ran memegang tangannya dengan erat.

“Cantik.”

“R-ran? Ran kamu mau ngapa—”

Ran menarik tubuh Mitsuya hingga berada dibawahnya. Hal tak terduga lainnya, Ran melumat bibir mungil Mitsuya dengan lembut. Tangannya bergerak lincah memasuki baju Mitsuya. Tangannya mengusap perut hingga pinggang Mitsuya dengan lembut.

Mitsuya tidak bisa melawan, Ran begitu mendominasi dirinya malam ini. Ia tergoda, ia tergoda oleh sentuhan Ran yang semakin menjadi-jadi. Tampar Mitsuya setelah ini, namun saat ini Ran betul-betul terlihat tampan. Mitsuya jatuh dalam pesona Ran malam ini.

Tubuh Mitsuya tersentak saat Ran bermain dengan putingnya. Dirinya melenguh, yang membuat Ran semakin semangat menjalankan aksinya.

“Mitsuya, dari atas sini, kamu benar-benar keliatan sangat cantik.”

“Ran..”

Malam itu mereka habiskan dengan setiap lenguhan dan sentuhan yang mereka keluarkan. Malam yang Mitsuya kira tidak akan pernah terjadi kini benar-benar ia jalankan. Meskipun mungkin Ran tidak sadar karena ia mabuk, Mitsuya tidak peduli. Karena malam ini, Ran terlihat begitu menawan hingga membuat Mitsuya tenggelam.

--

--