UX Case Study Krealogi-Integrasi dengan Logistik dan Marketplace

Keziawrda
4 min readOct 24, 2021

--

Photo by Krealogi

Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul.com dan Krealogi sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Krealogi. Krealogi merupakan aplikasi rantai pasok yang ramah pengguna dan sesuai dengan kebutuhan UMKM Kriya dan Fashion. Aplikasi seluler untuk membantu UMKM Kriya dan Fashion untuk merencanakan, memantau, dan menganalisis bisnis mereka untuk terus bertumbuh. Seiring berkembangnya teknologi di bidang UMKM, aplikasi Krealogi membutuhkan intergrasi logistik yang dapat menjangkau seluruh pengrajin yang ada di Indonesia serta dibutuhkan intergrasi ke Marketplace agar masyarakat di Indonesia maupun Internasional dapat melihat hasil koleksi dari pengrajin.

Du Anyam sebuah UMKM kriya sejak 2015, Du Anyam sangat memahami kendala UMKM dalam manajemen pesanan, produksi, persediaan sampai pengiriman. Sejalan dengan visi Du Anyam untuk memberdayakan komunitas, mempromosikan budaya, dan meningkatkan kesejahteraan hidup, Du Anyam menciptakan Krealogi : sebuah ekosistem yang didasari oleh pengalaman Du Anyam dalam menjalankan bisnis Kriya di Indonesia.

Intergrasi logistik yang diharapkan pada aplikasi Krealogi dapat memudahkan pengguna aplikasi dalam melacak barang dagang yang sudah terkirim dan sampai dengan selamat. Integrasi Marketplace yang memudahkan pengguna saat melakukan pengecekan dan pencatatan karena terintegrasi dengan marketplace yang digunakan sehingga meminimalisir kesalahan pencatatan yang ada.

Peran dalam Tim saat mengerjakan tugas secara berkelompok bersama dengan Bachtiar Ashidiqy. Dalam tim tanggung jawab saya adalah

  1. Mendesain UI untuk flow Input Informasi Pengiriman
  2. Mendesain UI untuk Pesediaan Gudang
  3. Mendesain UI untuk Stok Produk Jadi
  4. Mendesain UI untuk Menu Akun
  5. Wawancara dengan responden

Design Process

Dalam kasus ini kami memilih menggunakan Design Thinking sebagai pendekatan design process yang kami lakukan.

1 — Empathize

Pada tahapan ini kami harus mengenal dan memahami keinginan, kebutuhan, serta apa tujuan users ketika menggunakan sebuah produk. Pengguna menggunakan aplikasi marketplace dan toko offline. Kebutuhan pengguna sering mencatat pesanan menggunakan buku kas/ buku pencatatan keuangan jika sedang banyak orderan terkadang tidak tercatat pesanan dan sedikit kewalahan ketika ada pesanan yang terlewat.

2 — Define

Tahap kedua adalah Define yaitu mendefinisikan masalah. Pada tahap Define ini, Kami akan mengumpulkan semua informasi yang sudah diperoleh dari tahap sebelumnya kemudian melakukan pengamatan untuk mengetahui apa kebutuhan users.

  1. Data Tracking Pesanan
  • Tidak ada fitur hubungan logisitik dan market place
  • Tidak ada fitur tracking yang memudahkan kita untuk melihat posisi pesanan barang kita
  • Pesanan barang atau pengiriman barang nya tidak tersimpan langusng ke histori database, jadi masih melakukan pengintputan manual saat pemesanan barang ataupun pengiriman
  • Sulit dalam mentracking barang
  • Tidak terdapat info pengiriman misalnya seperti info sudah sampai di kota A lalu ke kota B

How Might We: Membuat user dapat mentracking barang dengan mudah.

2. Info Pengiriman

  • Tidak tau berapa harga saat pengiriman, harus di cek secara manual ke pihak logistik
  • Tidak ada fitur antar jemput pesanan
  • Tidak terdapat status pemesanan misalnya seperti diproses/sedang di packing/ di kirim
  • Pemesanan barang nya masih manual
  • Tidak terdapat ftur perusahaan ekspedisi yang dipakai (JNE/JNT/Anter aja)

How Might We: Membuat user mudah dalam mengetahu info untuk mengirim barang dan Membuat info pengiriman yang informatif dan dapat diketahui oleh berbagai user saat memakainya.

3. Komunikasi

  • Tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak logistik

How Might We: Membuat penjual/pengrajin dapat menghubungi pihak kurir.

3 — Ideate

Tahap ketiga adalah Ideate. Setelah memahami apa masalah pengguna dan menganalisis informasi-informasi tersebut, sekarang saatnya Kami menghasilkan ide-ide solutif yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah yang sudah didefinisikan sebelumnya.

  1. Data Tracking Pesanan
  • Menampilkan fitur tracking
  • Membuat fitur tracking yang dapat dilihat dengan mudah oleh pengirim
  • Adanya fitur chatting ke pihak logistik secara real time

2. Info Pengiriman

  • Menampilkan pilihan jasa ekspedisi yang dapat dipakai
  • Terdapat notifikasi mengenai info pengiriman
  • Memberikan fitur informasi pengiriman untuk seluruh Indonesia dan nama — nama perusahaan ekspedisi
  • Menampilkan kalkulasi biaya pengiriman

3. Komunikasi

  • Terdapat balon chat agar pengguna dapat langsung mengklik dan balon chatnya terdapat di bagian beranda agar terlihat

4 — Prototyping

Tahap keempat adalah membuat prototype. Prototype merupakan produk yang Kami kembangkan dengan versi yang diperkecil, atau juga bisa dikatakan sebagai versi simulasi atau sampel.

5 — Testing

Pada tahap kelima ini, test atau pengujian akan dilakukan. Selama proses pengujian ini, Kami akan melihat bagaimana target users berinteraksi dengan prototype yang sudah dibuat sebelumnya. Selain itu, tahap pengujian juga akan menghasilkan feedback yang berharga untuk meningkatkan performa dari produk.

Tahap testing kepada responden pemilik UMKM Toko Rajut IXORA BABY CRAFT, tahap testing tersebut terbagi menjadi 4, yaitu:

  • Task 1 Hubungkan Marketplace

Hasil task 1, Kesulitan tidak ada hanya saja menemukan hubungkan marketplace sedikit sulit dicari tapi jika sudah menemukannya sangat mudah alurnya dipahami. Saran dari responden, seharusnya menghubungkan marketplace bisa ditaruh di menu Akun. Karena terbiasa menggunakan aplikasi lain, biasa menghubungkannya di menu Akun.

  • Task 2 Tambah Produk Baru

Hasil task 2, Kendala tidak ditemukan. Data produk untuk rajut tidak ada sehingga harus menggunakan kategori produk lain-lain. Saran dari responden, Tambah kategori produk seperti rajutan.

  • Task 3 Catat Pesanan Baru

Hasil task 3, Alur pencatatan pesanan baru mudah dipahami. Data pesanan sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, menu input sudah sesuai. Saran dari responden, untuk button catat pesanan di Beranda seharusnya tidak ada karena sudah ada di menu Pesanan Masuk.

  • Task 4 Konfirmasi Pembayaran (manual), Konfirmasi Pengiriman (manual) dan Lacak Pesanan

Hasil task ke 4, Konfirmasi pembayaran sudah sesuai, Lebih mudah untuk melacak pesanan produk tidak perlu membuka website logistik. Lacak pesanan sudah otomatis, data konfirmasi pembayaran sudah sesuai dan lacak pengiriman bisa dicetak.

Kesimpulan

Kesimpulannya, dalam case study ini masih banyak yang perlu diperbaiki dari segi integrasi logistik dan marketplace. Kritik dan saran dari responden sangat membangun bagi kelompok kami dalam memperbaiki menu aplikasi Krealogi.

Sekian UX Case Study Case Study Krealogi-Integrasi Logistik dan Marketplace yang dapat disampaikan. Kami ucapkan terima kasih.

--

--