Firman dan Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa Memenuhi Nubuat-Nubuat dalam Kitab Wahyu
Firman dan Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa Memenuhi Nubuat-Nubuat dalam Kitab Wahyu
Oleh Kang Jian, Tiongkok
Kita sekarang berada di akhir zaman, dan Tuhan Yesus sudah lama datang kembali — Dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa yang berinkarnasi. Tuhan Yang Mahakuasa melakukan tahap menghakimi dan mentahirkan dosa manusia dengan firman, tetapi pekerjaan ini bukanlah pekerjaan yang berdiri sendiri ataupun mandiri. Sebaliknya, ini adalah pekerjaan yang lebih dalam, lebih tinggi yang dilakukan berdasarkan pekerjaan Yahweh dan Yesus. Namun beberapa orang mengatakan, “Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman bertentangan dengan nubuat dalam Wahyu 22:18–19: ‘Karena aku bersaksi kepada semua orang yang mendengar kata-kata nubuatan dari kitab ini, jika ada orang yang menambahinya, Tuhan akan menambahkan kepadanya wabah yang tertulis di kitab ini:” Dan jika ada orang yang mengurangi sesuatu dari perkataan dalam kitab nubuat ini, Tuhan akan mengambil bagiannya dari kitab kehidupan, dan dari kota suci itu, dan dari hal-hal yang tertulis dalam kitab ini.’ Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa merupakan tambahan dari Kitab Wahyu dalam Alkitab, dan siapa pun yang mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa akan kehilangan kesempatan untuk mengambil bagian dalam kerajaan surgawi.” Ini sebenarnya adalah asumsi dan dugaan dari orang-orang yang tidak memahami Tuhan atau pekerjaan-Nya, dan diucapkan oleh orang-orang yang tidak mengetahui latar belakang Kitab Wahyu. Hal ini benar-benar berlawanan dengan kebenaran yang sesungguhnya dan sama sekali tidak bisa dipertahankan!
Orang-orang yang memahami Alkitab semuanya tahu bahwa Kitab Wahyu merupakan catatan penglihatan Rasul Yohanes setelah dia dibuang oleh Kaisar Romawi ke pulau Patmos. Ini terjadi beberapa saat setelah tahun 90 Masehi, sebelum Perjanjian Baru tersusun, dan sebelum selesainya seluruh Alkitab yang memuat Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Jadi, ketika “buku ini” disebutkan dalam Wahyu 22:18–19, ini sama sekali tidak merujuk pada Alkitab lengkap yang kita kenal saat ini, juga tidak mengacu pada Perjanjian Lama, melainkan hanya mengacu pada Kitab Wahyu saja. Jika orang menganggap bahwa “buku ini” yang disebutkan dalam kitab Wahyu berarti Alkitab saat ini, terdapat masalah dengan pemahaman mereka. Selain itu, kita harus mencatat bahwa Kitab Suci menyatakan bahwa manusia tidak boleh menambah atau mengurangi nubuat. Hal ini tidak berlaku bagi Tuhan sendiri, karena nubuat-nubuat ini berhubungan dengan pekerjaan yang akan Tuhan lakukan di masa depan, yang hanya bisa dipenuhi ketika Tuhan sendiri datang untuk melaksanakan pekerjaan-Nya. Karena itu, manusia tidak dapat seenaknya menambah atau mengurangi nubuat-nubuat ini. Kita tidak dapat membatasi pekerjaan Tuhan di akhir zaman sebatas nubuat-nubuat dalam kitab Wahyu hanya karena dua baris dari Kitab Suci ini, dan kita juga tidak dapat membatasi Tuhan dengan mengatakan bahwa Dia tidak mampu melakukan pekerjaan maupun mengucapkan firman yang tidak dinubuatkan dalam Kitab Wahyu. Karena Tuhan adalah Pencipta, Dia bertanggung jawab atas segala hal, dan Dia memiliki otoritas penuh untuk melakukan pekerjaan-Nya sendiri di luar apa yang telah dinubuatkan. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihalangi oleh siapa pun dan tidak dapat dibatasi oleh siapa pun juga. Jika dikatakan dalam kitab Wahyu bahwa manusia tidak dapat menambah atau mengurangi nubuat, ini adalah persyaratan Tuhan bagi manusia. Manusia tidak dapat menerima persyaratan yang dituntut Tuhan daripadanya dan memutarbalikkannya dan menerapkannya kepada Tuhan; manusia juga tidak dapat menggunakan surat-surat maupun aturan-aturan dalam Alkitab untuk mengekang dan membatasi kepada Tuhan ataupun tidak mengizinkan Dia untuk melakukan pekerjaan baru atau mengatakan hal-hal di luar Alkitab. Karena jika memang demikian, bukankah hal ini akan membalikkan tatanan alam? Dalam Ulangan 12:32 di Perjanjian Lama tertulis: “Apa pun yang aku perintahkan kepadamu, lakukan dengan setia: jangan tambahkan, atau kurangi.” Ini adalah hal-hal yang harus ditaati oleh manusia; tidak digunakan untuk menuntut Tuhan. Ketika Yesus melakukan pekerjaan-Nya di Zaman Kasih Karunia, Dia tidak menaati hal-hal ini, tetapi sebaliknya Dia mengusulkan persyaratan yang lebih sesuai dengan kebutuhan orang-orang pada zaman itu. Sebagai contoh, di Zaman Hukum Taurat, orang wajib menerapkan hukum mata ganti mata dan gigi ganti gigi, tetapi ketika Tuhan Yesus datang, Dia berkata, The Bible verse isn’t translated (Matius 5:39); Hukum Taurat menyatakan bahwa seseorang haruslah membenci musuhnya, tetapi Tuhan Yesus berkata, “Kasihilah musuh-musuhmu, … dan berdoalah bagi mereka yang mencela dan menganiayamu” (Matius 5:44). Sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian Lama, orang-orang di Zaman Hukum Taurat menyembah Tuhan di bait suci. Ketika Tuhan Yesus datang, Dia tidak memasuki bait suci, tetapi sebaliknya pergi ke padang belantara dan ke desa-desa untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil, menghendaki agar orang menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran. Hukum Taurat menetapkan bahwa orang dilarang bekerja pada hari Sabat dan mereka harus mematuhi hari Sabat, tetapi Tuhan Yesus melakukan hal-hal seperti menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan pada hari Sabat, dan Dia berkata: “Karena Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari sabat” (Matius 12:8). Hukum Taurat dalam Perjanjian Lama menetapkan bahwa orang berdosa harus membuat korban penghapus dosa, tetapi Tuhan Yesus menghendaki agar orang mengaku dosa dan bertobat agar dosa-dosa mereka diampuni. Juga, di zaman Perjanjian Lama, orang wajib membuat korban bakaran, korban sajian dan korban keselamatan, dan seterusnya, dan orang laki-laki harus disunat. Segera setelah Tuhan Yesus datang, Dia menghapus semua peraturan ini. Ini hanyalah beberapa contoh persyaratan yang sesuai yang Tuhan Yesus tetapkan bagi orang-orang pada masa itu. Pekerjaan Yesus menghapuskan beberapa aturan dan peraturan lama, dan Dia mengusulkan persyaratan baru bagi manusia, dan ini semua merupakan pekerjaan Tuhan sendiri. Namun, di mata mereka yang berpegang pada Hukum Taurat, pekerjaan ini melampaui Kitab Suci, dan bagi mereka ini berarti menambahkan dan mengambil dari Kitab Suci yang dilakukan di luar Hukum Taurat. Akibatnya, orang-orang Yahudi menggunakan hukum-hukum Yahweh untuk mengutuk Tuhan Yesus (lihat Yohanes 19:7). Inilah pengungkapan dari kurangnya akal manusia, dan manusia hendaknya tidak menerapkan firman Tuhan di mana Dia menghendaki manusia untuk tidak menambah atau mengurangi dan memutarbalikkan pengungkapan ini untuk mengekang dan menuntut Tuhan. Manusia seharusnya tidak menggunakan pekerjaan lama Tuhan yang dilakukan-Nya di masa lalu untuk membatasi pekerjaan baru yang sedang dilakukan-Nya sekarang. Tuhan adalah Tuan atas segala ciptaan. Tuhan melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana pengelolaan-Nya sendiri dan kehendak bebas-Nya sendiri. Dia tidak perlu mendiskusikannya dengan manusia atau mencoba memperoleh persetujuan mereka, apalagi sebagai ciptaan-Nya, manusia tidak memiliki hak untuk ikut campur. Tidak peduli bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan itu selalu benar, karena esensi Tuhan itu benar; tidak peduli bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan itu selalu merupakan kebenaran dan selalu memenuhi kebutuhan manusia yang paling nyata dan paling praktis, sebab esensi Tuhan adalah kebenaran; tidak peduli bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan itu selalu dapat membawa kehidupan bagi mereka yang dengan tulus percaya kepada-Nya dan mengejar kebenaran, karena esensi Tuhan adalah sumber kehidupan. Pekerjaan dan firman Tuhan benar-benar tidak pernah dapat dibatasi oleh manusia, peristiwa, benda, tempat atau waktu, apalagi dibatasi oleh segala tulisan dari Kitab Suci. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: “Pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus selama zaman Perjanjian Baru telah membuka pekerjaan yang baru: Dia tidak bekerja sesuai dengan pekerjaan di Perjanjian Lama, Dia juga tidak menerapkan firman yang diucapkan oleh Yahweh dari masa Perjanjian Lama. Dia melakukan pekerjaan-Nya sendiri, dan Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru, dan pekerjaan yang lebih tinggi daripada hukum Taurat. Karenanya, Dia berkata: ‘Janganlah mengira bahwa Aku datang untuk melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi: Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya.’ Jadi, selaras dengan apa yang telah dicapai-Nya, banyak doktrin yang terpatahkan. Pada hari Sabat ketika Dia membawa murid-murid melewati ladang gandum, mereka memetik dan memakan bulir-bulir gandum; Dia tidak memelihara hari Sabat, dan berkata: “Anak Manusia adalah Tuhan bahkan atas hari Sabat.” Menurut aturan bangsa Israel di saat itu, siapa pun yang tidak memelihara hari sabat akan dirajam sampai mati. Namun, Yesus tidak memasuki bait suci atau memelihara hari Sabat, dan pekerjaan-Nya belum pernah dilakukan oleh Yahweh selama masa Perjanjian Lama. Jadi, pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus melampaui hukum Perjanjian Lama, lebih tinggi darinya, dan tidak sesuai dengannya” (“Tentang Alkitab (1)” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). Kita dapat melihat dari firman Tuhan bahwa pekerjaan Tuhan tidak pernah bergantung pada hal-hal lama, tetapi sebaliknya Dia melakukan pekerjaan yang lebih baru dan lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan nyata manusia — ini adalah prinsip pekerjaan Tuhan sepanjang zaman. Tuhan itu setia, dan setiap firman yang diucapkan oleh Tuhan dan setiap nubuat Tuhan akan terlaksana dan digenapi. Sampai langit dan bumi berlalu, tidak satu pun dari firman Tuhan akan berlalu, sampai semuanya digenapi. Dalam Wahyu 5:1–5 dikatakan: “Dan aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di takhta, ada sebuah kitab yang ditulisi sisi dalam dan sisi belakangnya, dan dimateraikan dengan tujuh materai. Dan aku melihat seorang malaikat kuat berkata dengan suara nyaring, Siapakah yang layak membuka kitab itu dan membuka materainya? Dan tidak ada manusia di surga atau di bumi, maupun di bawah bumi, yang bisa membuka kitab itu, atau melihat ke dalamnya. Dan aku menangis tersedu-sedu, karena tidak seorang pun yang dianggap layak untuk membuka dan membaca kitab itu, ataupun melihat isinya. Lalu salah seorang dari tua-tua itu berkata kepadaku: Jangan menangis: Lihatlah, Singa dari suku Yehuda, Tunas Daud, telah menang, sehingga ia dapat membuka kitab itu dan melepaskan ketujuh materainya” (Wahyu 5:1–5). Dari tulisan Kitab Suci ini, kita dapat melihat bahwa Tuhan akan melakukan pekerjaan membuka gulungan kitab dan membuka ketujuh meterai pada akhir zaman, yang berarti bahwa Dia akan berbicara kepada umat manusia dengan mulut-Nya sendiri, mengungkapkan watak-Nya tentang singa yang agung dan murka, dan melakukan pekerjaan penghakiman; Dia adalah Tuhan yang menghakimi umat manusia, dan bukan lagi Anak Domba pendamaian yang dituntun dan disembelih oleh orang lain. Dalam Wahyu 10:1–4 dikatakan: “Dan aku melihat malaikat yang kuat lainnya turun dari surga, diselubungi dengan awan: dan pelangi ada di kepalanya, dan wajahnya seperti matahari, dan kakinya seperti tiang api: Dan dia memegang dalam tangannya sebuah kitab kecil yang terbuka: dan dia menginjakkan kaki kanannya di atas laut, dan kaki kirinya di atas bumi, dan berteriaklah dia dengan suara keras, seperti ketika singa mengaum: dan ketika dia berteriak, tujuh guntur memperdengarkan suara masing-masing. Dan ketika ketujuh guntur itu telah memperdengarkan suaranya, aku hendak menuliskannya: dan aku mendengar suara dari surga yang berkata kepadaku, Meteraikanlah hal-hal yang diucapkan oleh ketujuh guntur itu, dan jangan menuliskannya” (Wahyu 10:1–4). Baris-baris dari Kitab Suci ini memungkinkan kita untuk mengetahui bahwa suara-suara dari ketujuh guruh itu tidak ditulis oleh Yohanes. Dengan kata lain, suara-suara ketujuh guruh itu sama sekali tidak ada dalam Alkitab. Dalam ringkasan kedua bagian Kitab Suci ini, rincian dari buku kecil ini dan suara-suara ketujuh guruh tidak dicatat dalam Alkitab. Dari sini dapat dilihat bahwa, jika manusia menerapkan firman tentang dilarang menambah atau mengambil untuk membatasi pekerjaan Tuhan, dan membatasi Tuhan, mengatakan bahwa Dia tidak dapat mengatakan hal-hal baru di luar Alkitab, lalu bagaimana buku kecil ini dapat dibuka? Bagaimana Tuhan bisa melakukan penghakiman di akhir zaman? Jika Tuhan tidak membuka buku kecil ini, bagaimana mungkin manusia tahu apa isi buku kecil ini? Bagaimana dia bisa memahami semua misteri? Bagaimana manusia bisa tahu apa rincian suara ketujuh guruh? Lalu bagaimana bisa nubuat-nubuat dalam Alkitab digenapi? Pada akhir zaman, Tuhan yang Mahakuasa telah datang, mengungkapkan banyak kebenaran dan menyingkapkan misteri yang belum dipahami manusia selama beberapa generasi sebelumnya, sehingga menggenapi nubuat-nubuat dalam kitab Wahyu. Ini benar-benar merupakan suara ketujuh guruh, dan Anak Domba yang membuka gulungan itu. Ini telah menjadi fakta yang tak terbantahkan! Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: “Mereka yang menaati kebenaran dan tunduk pada pekerjaan Tuhan akan bernaung di bawah nama inkarnasi Tuhan yang kedua — Yang Mahakuasa. Mereka akan dapat menerima tuntunan pribadi dari Tuhan dan akan mendapatkan kebenaran yang lebih banyak dan lebih tinggi, serta menerima kehidupan manusia yang sebenarnya. Mereka akan mendapat penglihatan yang belum pernah dilihat oleh orang-orang di masa lampau: ‘Kemudian aku berbalik untuk melihat suara yang berbicara denganku. Dan ketika berpaling, aku melihat tujuh kaki dian dari emas, dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seseorang yang menyerupai Anak Manusia, berpakaian jubah sampai ke kaki, dan mengenakan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya seputih bulu domba, putih seperti salju, dan mata-Nya seperti nyala api. Dan kaki-Nya seperti tembaga mengkilap, seakan-akan membara dalam perapian dan suara-Nya bagaikan gemuruh air bah. Dan di tangan kanan-Nya ada tujuh bintang, dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bercahaya bagaikan matahari yang bersinar dengan terik‘ (Wahyu 1:12–16). Penglihatan ini merupakan pengungkapan seluruh watak Tuhan. Pengungkapan seluruh watak-Nya ini juga merupakan pengungkapan pekerjaan Tuhan ketika Ia menjadi daging kali ini. Dalam derasnya hajaran dan penghakiman, Anak Manusia mengungkapkan watak-Nya yang melekat melalui ucapan perkataan-Nya. Hal ini membuat semua orang yang menerima hajaran-Nya dan penghakiman-Nya dapat melihat wajah Anak Manusia yang sejati, wajah yang sesuai dengan penggambaran wajah Anak Manusia yang dilihat oleh Yohanes. (Tentu saja, semua ini tidak akan dapat dilihat oleh orang-orang yang tidak menerima pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan)” (“Prakata, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”).
Namun, ada perbedaan besar antara nubuat-nubuat dan fakta penggenapannya. Tidak mungkin nubuat-nubuat dapat mencatat secara terperinci hal-hal yang belum terjadi, oleh karena itu kita tidak dapat mengatakan bahwa penggenapan suatu nubuat adalah sesuatu yang merupakan tambahan pada Alkitab. Seperti dalam Perjanjian Lama ketika dinubuatkan bahwa Mesias akan datang. Di benak orang Israel, mereka semua tahu Dia akan datang untuk menyelamatkan mereka, dan mereka juga tahu bahwa seorang anak dara akan mengandung dan melahirkan seorang putra, dan bahwa Dia akan dinamai Imanuel, yang akan menjadi korban penghapus dosa, dan seterusnya. Namun, untuk keterangan secara spesifik tentang bagaimana Dia akan datang dan, kapan waktunya Dia datang, bagaimana Dia akan menjadi korban penghapus dosa, mereka tidak mengetahuinya. Selain itu, nubuat-nubuat ini hanya berupa firman, bukan fakta yang sudah terjadi. Namun ketika Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, semua nubuat yang berhubungan dengan Mesias yang dicatat dalam Perjanjian Lama telah tergenapi. Jadi dapatkah kita kemudian mengatakan bahwa Perjanjian Baru (yaitu, pekerjaan Yesus) adalah tambahan pada nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama? Tentu saja tidak. Meskipun pekerjaan baru Yesus tidak sesuai dengan Perjanjian Lama di mata manusia pada zaman itu, pekerjaan itu juga tidak sesuai dengan gagasan manusia, juga tidak sama dengan pekerjaan dan perkataan Yahweh, tetapi, apa yang Yesus lakukan tidak mengambil dari atau menambahkan pada Hukum Taurat, melainkan memenuhi Hukum Taurat. Pekerjaan Yesus adalah tahap baru dari pekerjaan yang dilakukan di atas dasar pekerjaan Zaman Hukum Taurat, pekerjaan Yesus memenuhi Hukum Taurat, dan memberi manusia hal-hal baru untuk dilakukan dan pemahaman baru tentang Tuhan, seperti yang Tuhan Yesus katakan: “Janganlah mengira bahwa Aku datang untuk melenyapkan Hukum Taurat atau kitab para nabi: Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya” (Matius 5:17). Karena pekerjaan Yesus dalam Perjanjian Baru tidak dicatat secara rinci dalam Perjanjian Lama, orang berpikir bahwa pekerjaan Yesus melampaui hukum Perjanjian Lama dan menambahkan perintah-perintah baru. Namun, di mata Tuhan, Dia hanya melaksanakan pekerjaan rencana-Nya. Pekerjaan Yesus adalah tahap pekerjaan yang lebih baru dan lebih tinggi yang dilakukan Tuhan di atas dasar pekerjaan Hukum Taurat, dan pekerjaan Yesus memenuhi nubuat-nubuat para nabi. Demikian juga, pekerjaan Tuhan pada akhir zaman akan menggenapi nubuat-nubuat Perjanjian Baru, dan ini merupakan tahap pekerjaan baru berdasarkan pekerjaan penebusan Tuhan. Bisakah kita mengatakan bahwa ini adalah menambah Alkitab? Tuhan Yesus telah memberi kita jawaban atas pertanyaan ini: “Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara tentang diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu” (Yohanes 16: 12–13). Tahapan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman ini justru menggenapi firman Tuhan. Firman Tuhan pada akhir zaman telah mengungkapkan kepada manusia misteri-misteri yang tersembunyi selama beberapa generasi yang lalu, dan telah memberi kita banyak kebenaran yang belum pernah kita dengar sebelumnya. Firman Tuhan telah memberi kita jalan ditahirkan, diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan surga. Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa di akhir zaman merupakan tahap pekerjaan yang lebih baru berdasarkan dua tahap pekerjaan yang telah dilakukan oleh Yahweh dan Yesus, dan merupakan pekerjaan yang lebih tinggi daripada dua tahap pekerjaan sebelumnya.
Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: “Pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus hanyalah tahap yang lebih tinggi dari Perjanjian Lama; pekerjaan itu digunakan untuk memulai sebuah zaman, dan memimpin zaman tersebut. Mengapa Dia berkata, ‘Aku datang bukan untuk melenyapkannya, melainkan untuk menggenapinya’? Namun dalam pekerjaan-Nya ada banyak yang berbeda dengan hukum Taurat yang diterapkan dan perintah-perintah yang diikuti oleh orang Israel dalam Perjanjian Lama, karena Dia tidak datang untuk mematuhi hukum, tetapi untuk menggenapinya. Proses penggenapan itu mencakup banyak hal aktual: pekerjaan-Nya lebih praktis dan nyata, dan selain itu, pekerjaan itu hidup, dan bukan ketaatan buta kepada doktrin. Apakah orang Israel tidak menghormati hari Sabat? Ketika Yesus datang, Dia tidak menghormati hari Sabat, karena Dia berkata bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat, dan ketika Tuhan atas hari Sabat itu tiba, Dia akan melakukan apa yang Dia inginkan. Dia datang untuk menggenapi hukum Perjanjian Lama dan mengubah hukum. Semua yang dilakukan pada zaman sekarang adalah berdasarkan pada saat sekarang, tetapi semua itu tetap berlengkauskan pada pekerjaan Yahweh di Zaman Hukum Taurat Taurat, dan tidak melampaui lingkup ini. Menjaga lidahmu, dan tidak melakukan perzinahan, misalnya — bukankah ini adalah hukum Perjanjian Lama? Hari ini, apa yang dituntut darimu tidak hanya terbatas pada Sepuluh Perintah, melainkan mencakup perintah dan hukum-hukum yang lebih tinggi dari yang datang sebelumnya, tetapi ini tidak berarti bahwa apa yang datang sebelumnya telah dihapuskan, karena setiap tahap pekerjaan Tuhan dilakukan berlengkauskan apa yang datang sebelumnya. Mengenai apa yang Yahweh perkenalkan kepada Israel, seperti memerintahkan agar orang mempersembahkan korban bakaran, menghormati orang tua mereka, tidak menyembah berhala, tidak menyerang atau mengutuk sesama, tidak melakukan perzinahan, tidak merokok atau minum minuman keras, dan tidak makan daging hewan yang sudah mati atau minum darah: bukankah semua ini membentuk lengkausan bagi tindakan nyatamu bahkan di zaman sekarang? Berdasarkan lengkausan masa lalulah pekerjaan tersebut dilakukan sampai hari ini. Meskipun hukum masa lalu tidak lagi disebutkan, dan tuntutan-tuntutan baru telah dibuat untukmu, hukum-hukum ini sama sekali tidak dihapuskan, sebaliknya, hukum-hukum tersebut telah ditingkatkan ke status yang lebih tinggi. Mengatakan bahwa hukum-hukum tersebut telah dihapus berarti bahwa zaman sebelumnya sudah ketinggalan zaman, padahal ada sebagian perintah yang harus engkau hormati untuk selamanya. Perintah-perintah masa lalu telah dilakukan, sudah menjadi jiwa manusia, dan tidak perlu mengulangi perintah untuk tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan sebagainya. Di atas lengkausan inilah, perintah-perintah baru ditetapkan sesuai dengan kebutuhanmu pada zaman sekarang, sesuai dengan tingkat pertumbuhanmu, dan sesuai dengan pekerjaan zaman sekarang. Menetapkan perintah-perintah untuk zaman yang baru tidak berarti menghapuskan perintah-perintah zaman yang lama, tetapi mengangkatnya lebih tinggi di atas lengkausan ini, untuk membuat tindakan-tindakan manusia lebih sempurna, dan lebih sesuai dengan kenyataan” (“Visi Pekerjaan Tuhan (1)” dalam “Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia”). Firman Tuhan memampukan kita untuk melihat bahwa setiap tahap pekerjaan-Nya nampaknya kontradiktif dari luar, padahal sebenarnya semuanya membentuk keseluruhan yang lengkap, dengan setiap tahap pekerjaan bersifat lebih dalam, lebih tinggi, yang dilakukan berdasarkan tahapan sebelumnya. Kita tidak dapat memisahkan pekerjaan Tuhan, kita tidak dapat mengatakan bahwa pekerjaan Yesus menambahi Perjanjian Lama; dan apalagi, kita tidak dapat mengatakan bahwa pekerjaan dan firman Tuhan pada akhir zaman menambahi Alkitab. Untuk mengenal Tuhan, kita harus memahami tiga tahap pekerjaan Tuhan. Jika kita hanya mengetahui satu atau dua dari tiga tahap pekerjaan ini, kita tidak akan memiliki pemahaman yang menyeluruh dan lengkap tentang pekerjaan Tuhan dalam menyelamatkan umat manusia. Hanya dengan mengetahui ketiga tahap pekerjaan Tuhan kita akan dapat mengetahui seluruh watak, hikmat, dan keajaiban Tuhan.
Saudara-saudari, apa yang dicatat dalam Alkitab hanyalah pekerjaan yang dilakukan Tuhan di Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia, serta nubuat-nubuat yang berkaitan dengan pekerjaan Tuhan di akhir zaman, tetapi tidak dicatat secara terperinci bagaimana pekerjaan akhir zaman ini akan dilakukan, atau bagaimana umat manusia akan diselamatkan. Karena itu kita harus memiliki pandangan yang benar tentang Alkitab. Sebelum Tuhan datang, kita harus bertindak sesuai dengan ajaran firman Tuhan dalam Alkitab dan berupaya untuk memenuhi kehendak-Nya. Tetapi, ketika Tuhan memulai zaman baru untuk melakukan pekerjaan yang baru, maka kita harus mengikuti jejak langkah Tuhan dan menerima pekerjaan dan firman baru-Nya. Kita tidak dapat menggunakan pekerjaan yang telah dilakukan Tuhan yang dicatat dalam Alkitab untuk membatasi pekerjaan baru Tuhan, apalagi mengatakan bahwa pekerjaan baru maupun firman baru Tuhan telah menambahi Alkitab. Tuhan mampu melampaui hukum Perjanjian Lama untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman Perjanjian Baru, dan demikian juga, Dia juga mampu melampaui Alkitab untuk melakukan pekerjaan-Nya pada akhir zaman. Pekerjaan dan firman Tuhan Yang Mahakuasa telah membawa dua tahap pekerjaan sebelumnya ke tingkat yang lebih tinggi, dan terlebih lagi pekerjaan dan firman Tuhan itu merupakan pemenuhan dan penggenapan nubuat dalam kitab Wahyu. Hari ini, Tuhan Yang Mahakuasa telah berinkarnasi dan datang di antara manusia, dan Dia mengungkapkan kebenaran dan telah memulai pekerjaan penghakiman yang dimulai dari rumah Tuhan. Kita tidak bisa lagi dengan keras kepala menolak untuk menerima pekerjaan dan firman Tuhan pada akhir zaman. Kita semua harus mengesampingkan gagasan kita, meneladani murid-murid Tuhan Yesus, membiarkan Alkitab dan mencari serta mempelajari pekerjaan dan firman Tuhan di akhir zaman sambil tetap menghormati Dia di dalam hati kita, dan Tuhan akan mencerahkan kita, memungkinkan kita memahami kehendak Tuhan dan mengikuti jejak langkah Tuhan, karena hanya dengan cara inilah kita akan dapat memperoleh keselamatan pada akhir zaman yang telah kita nantikan begitu lama!