Fake it

ninakafei
5 min readNov 20, 2022

Diantara semua klien yg pernah Mile tangani, sebenarnya bekerja sebagai security detail seorang aktor adalah yg paling mudah dijalani. Dia nggak perlu memakai rompi anti peluru sepanjang hari seperti saat ia bekerja untuk seorang kepala gubernur selama 3 tahun, nggak perlu siap siaga selama 24 jam seperti ketika ia bekerja untuk putri tunggal seorang pebisnis ilegal underground beberapa tahun lalu.

Tugasnya menjadi bodyguard pribadi aktor kawakan seperti Apo Nattawin hanya mewajibkan ia untuk tinggal di gedung apartemen yang sama dengan si aktor karena jumlah stalker fans nya yang tidak sedikit, menggiring ia di bandara atau tempat umum supaya aman dari kerumunan, lalu mengantarnya ke setiap event atau jadwal. Semuanya kecuali yg pertama ia lakukan dengan bodyguard lainnya.

Mile sempat diberitahu Jeff sedikit banyak apa yg anak itu tahu tentang Apo Nattawin; hyperactive, friendly, baik. Dia sama sekali tidak diperlakukan begitu selama seminggu ia bekerja sebagai bodyguard pribadinya. Apa karena ia adalah orang baru dan Apo belum terbiasa? Nggak tau juga. Mile tidak ambil pusing. Kontraknya disini juga cuma 6 bulan. Atasannya bilang, ini hanya batu loncatan, cuma buat nambah riwayat pekerjaan di resume, supaya dia bisa lolos tes dan jadi anggota security detail wakil presiden tahun depan.

Jadi walaupun Apo Nattawin nyebelin setengah hidup, Mile bisa menahan diri. Tapi yg hari ini terjadi benar benar diluar perkiraannya.

Sambil berdiri di belakang si aktor yang sedang duduk mengerucutkan bibirnya dan menatap kesal semua staf di ruangan, Mile menghela nafas diam diam. Merutuki dirinya sendiri atas tindakan gegabahnya beberapa jam yg lalu.

“Coba ceritain detail kejadiannya gimana” seorang laki laki di ujung meja menatap Mile dengan wajah nggak nyantai.

“Kan udah gw bilang tadi gw keseleo.” Apo mendahuluinya memberi jawaban. Di senggol kecil oleh Bible yg duduk di sampingnya.

“Saya tanya Mile. Bukan kamu.” Kali ini laki laki yang Mile yakini adalah atasan Bible dan mungkin seluruh staf di agensi itu menjawab dengan sedikit bentakan di suaranya. Apo langsung diam.

Mile tidak sadar ia mengepalkan tangan di balik punggung. He hates these kinds of people so much.

“Gimana Mile?”

“Tadi Pak Apo pulang dari jadwal terakhir jam 7 malam. Lalu jam setengah 8 saya mulai night patrol keliling area gedung, jam 8 saya ke lantai atas buat pastiin apartemen Pak Apo sudah dikunci. Sekitar lima belas menit kemudian Pak Apo hubungi saya katanya minta jemput di 7–11 depan karena kakinya keseleo, jadi saya buru buru kesana buat anterin Pak Apo pulang.”

Lalu hening. Mile masih berdiri tegak. Ketika ia menunduk, ia bisa lihat Apo sedang memainkan jemarinya di atas pangkuannya sendiri, menghindari tatapan semua orang.

“Ngapain ke supermarket sendiri? Gunanya punya bodyguard pribadi apa?”

Tidak ada jawaban. Mile tahu Apo pergi sendiri karena dia ingin membeli ice cream dan tak ingin Bible tahu. But as much as he doesn’t like him, Mile knows it’s none of his business. Jadi dia memilih diam.

Lalu staf lain mulai bicara. Kali ini tentang foto foto yg tersebar. Ada rekaman video yg lebih jelas di platform media sosial lain selain twitter. Mile menghembuskan nafas berat. Semakin gugup seiring dengan bertambah intens nya percakapan.

“Sampai sekarang jam setengah dua belas malem, udah ada 42 media yg telpon minta klarifikasi.” Kali ini Bible yg bicara.

“Pilihannya cuma dua, kita bantah atau konfirmasi aja.” Mile mengernyitkan kening, bingung. Kan dia sama apo ngga pacaran? Jelas harus dibantah dong?

“Situasi di media sosial lagi keruh, kalo dibantah banyak yg bakal ngga percaya terus mereka bakal mulai berspekulasi apo nyembunyiin hubungan dari fans, dari sana bakal timbul semakin banyak teori dan ngga bagus buat reputasi lo. Kalo di konfirmasi, Mile harus siap ninggalin posisi sebagai bodyguard pribadi Apo dan kita bakal bayar sebagai pacar boongan doang sampe beberapa bulan kedepan karena ngga mungkin si pacar muncul di publik pake baju item item di setiap event.”

What the fuck.

“Kita ngga punya pilihan lain selain konfirmasi hubungan. Fake dating. Beberapa bulan doang abis itu putus.” Si kepala staf menambahkan. Mile menatap semua orang dengan panik dan kebingungan di wajah.

“F…Fake dating…Pak?” Ia mencoba memastikan. Anehnya hampir semua orang di ruangan malah mendengus. Engfa, fotografer pribadi Apo yg duduk di samping Bible malah terang terangan tertawa.

“Iya pacaran boongan. Udah biasa di industri ini, Mile.” Bible menjawab santai.

Ia tertegun beberapa saat. Benar kata Job dan JJ, ini bukan sekedar tentang tukang gosip yg salah paham.

“Gimana Apo?” Laki laki di ujung meja bertanya lagi. Untuk ukuran bos jahat yg suka membentak, dia masih menanyakan pendapat aktornya sebelum membuat keputusan.

“Terserah.” Apo mengendikkan bahu. Masih menolak untuk menatap orang lain. Mile sedikit banyak bisa mengerti perasaannya.

“Kalo Mile?” Sekarang semua atensi tertuju padanya dan Mile menelan ludah gugup.

“Saya ikut aja deh pak cuma bisa ngga tetep jadi bodyguard pak Apo?” Di pertanyaannya ini, Apo dengan cepat menolehkan kepalanya. Wajahnya seperti sedang bilang maksud Lo???

“Saya harus tetep kerja pak.” Resume nya lebih penting dari apapun. “Kalo menurut saya, saya bisa nerusin kerja dan ikut pak Apo ke semua jadwal dia seperti biasa cuma pake outfit biasa. Jadi cuma kaya pa-pacar… nemenin pacar… kerja.” Di akhir kalimatnya ia berdehem. Tiba tiba merasa malu.

“Oh….” Engfa bertepuk tangan. “Jadi kayak undercover gitu ya. Boleh juga.”

“Kalo itu yg kamu mau ngga papa.” Pak kepala bicara. “Tapi ini harus bikin kamu ada di spotlight juga dan kamu harus properly acting bener2 acting kaya jadi pacar Apo. Ngga papa?”

“Ngga papa pak.” Mile menjawab cepat.

Para staf sekarang saling berdiskusi dan Apo menoleh lagi, menatapnya dengan wajah garang. Mile mendengus keras dan memutar bola matanya malas.

“Emang lo bisa akting?” Apo berbisik. Mengejek.

“Bisa. Jadi pacar abusive. Gampang.”

“Anjing.” Lelaki itu melotot dan hadap depan lagi. Mile menahan tawanya.

“Yasudah, kalo gitu sekarang tinggal Mile hubungi atasannya di agensi dia buat konfirmasi ini. Habis ini agensi umumin beritanya di sosial media kita.”

Lalu dengan itu rapat dibubarkan. Apo, walaupun sambil mengomel, tetap naik ke punggung Mile untuk di gendong ke mobil karena ia masih kesulitan berjalan. Bible meminta Mile untuk menghubungi tukang urut supaya ia bisa segera ditangani tapi si bodyguard menolak.

“Saya bisa pak. Kalo cuma keseleo.” Dia hidup sebagai bodyguard cukup lama untuk tahu bagaimana cara menangani berbagai macam cedera. “Itu pun kalo dibolehin.”

“NGGA MAU.”

Apo berteriak keras bahkan sebelum Bible memberi jawaban.

“Boleh deh Mile. Udah malem mana ada tukang pijet yg masih available.”

“GUE BILANG GAMAU???”

“DIEM BAWEL”

Keduanya terlibat pertengkaran sampai tiba di area parkir dan Bible harus pulang dengan mobilnya sendiri.

--

--