freedom of hugs and kisses

ninakafei
3 min readJun 19, 2022

Mile sadar Apo sejak tadi sibuk dengan ponselnya sambil tersenyum. Duduk di antara kucing kucing manis yang mengelilinginya, sebagian dari mereka tertidur pulas, sebagian lagi menunggu Mile memberi mereka snacks.

Ia sendiri berdiam lama memikirkan banyak hal. Grogi parah.

Mile sudah mengiyakan malam itu di hari ulang tahunnya, bahwa ia akan menunggu. Bahwa ia akan dengan senang hati mengikuti laju hubungan seperti apa yang Apo mau. But damn it’s hard. Memandangi Apo yang kini tersenyum begitu manis dengan kucing kucing di sekitarnya membuat ia pusing sendiri.

Mile ingin peluk dengan leluasa. Ingin menyentuh atau mencubit pipinya tanpa harus membuat Apo terkejut. Banyak. Mile ingin banyak hal. Tapi ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.

Untuk beberapa saat, Mile berusaha menenangkan diri. Fokus memperhatikan seekor kucing yang baru saja merebut mangkuk snack dari tangan Apo dengan erangan keras dan lelaki itu malah tertawa senang. Mile terkekeh bersamanya.

Jangan. Jangan gegabah, Mile. You don’t wanna lose this.

Dia bisa menahan diri. Tentu.

“Mile?” ia tersadar dari lamunannya ketika Apo melambaikan satu telapak tangan di depan wajah. Ia buru buru tersenyum.

“Kok bengong?” Apo menertawainya. Dan entah bagaimana bisa, ia yang awalnya duduk di hadapan lelaki yang lebih muda, tiba tiba sekarang sudah berpindah di sampingnya.

“Apo suka disini, ya?” ia berbisik. Seekor british short hair duduk nyaman di pangkuannya.

“Banget.” Apo menjawab dengan anggukan semangat dan sebuah senyuman yang Mile bersumpah lebih cantik dari apapun di dunia ini.

“Gimana kalo kucing kucingnya kita culik aja biar aku bisa main sama mereka tiap hari?” lalu dia berbisik dengan wajah seriusnya yang jahil. Mile tertawa lepas mendengarnya. Ia hanya mendengus ketika Mile menggeleng.

Tapi aku pengen, Mile. Dia terus terusan mengulang kalimat itu, kini sambil menciumi seekor ragdoll di pelukannya.

Mile memandanginya lama. Lucu. Ia pusing.

“Apo…”

Ia memanggil dengan suara pelan. Jantungnya berdegup cepat. He can’t hold it anymore.

“Mau jadi pacar saya, nggak?”

Gerakan Apo dengan kucing kucing di pangkuannya terhenti seketika dan ia mendongak menatap Mile, terkesiap. Lalu ia hanya diam selama beberapa detik setelahnya.

Oh shit. Mile membatin. Merutuki dirinya sendiri. Now you fucked up.

“K-kalau Apo belum siap, saya ngga papa kok! Serius.” ia buru buru menambahkan. Mencoba menyelamatkan situasi. “Saya kan waktu itu sudah bilang, saya mau nunggu dengan senang hati. Jadi-

“Aku mau.”

Sekarang giliran Mile yang tertegun. Menatap lekat Apo yang masih memandanginya, kali ini dengan wajah merona.

“…kalo jadi pacar kamu, aku bisa peluk kapan aja?”

Suaranya pelan. Tapi Mile bisa dengar dengan jelas. Ia memberinya anggukan sebagai jawaban. Masih belum berkedip.

“Kalo gitu aku mau deh, “ Apo mengulum senyum kecil. Kedua matanya yang cantik mengerling lucu. “Jadi pacar kamu.”

Lalu seperti baru saja disiram air dingin di tengah gurun, Mile tersenyum lepas. Ia merentangkan tangannya lebar lebar. Menyambut Apo yang masuk kesana dengan tawa renyah.

“Jadi sekarang aku nggak perlu izin kalo mau peluk?” ia bertanya sambil mengeratkan pelukan. Mile bisa dengar senyuman dari suara itu. Ia mengangguk.

Ia melonggarkan dekapan itu untuk beberapa detik karena Mile berpikir ia harus melakukan ini.

Satu kecupan di ujung hidung Apo, Lalu sebuah ciuman singkat di bibirnya mendarat manis dengan cepat.

Apo membelalak kaget.Wajahnya yang memang sudah merah jadi semakin padam. Tapi kemudian ia tertawa. Mile sama sekali tak memperkirakan bahwa ia akan memberinya kecupan balik di bibir setelah itu.

Singkat. Tapi Mile masih terkejut.

“Freedom of hugs and kisses, ya?” ia berbisik dengan wajah jahilnya. Mile yang sudah kepalang gemas tak bisa memikirkan apapun selain menangkup kedua pipi Apo yang menghujani wajahnya dengan kecupan kecil. Menghasilkan tawa ceria dari yang lebih muda.

Seekor Persian di sana mengeong keras ketika mangkuk snack milik Mile terjatuh dan isinya berhamburan keluar. Keduanya tetap tidak peduli.

--

--