You belong to the spark and I'm a dark night

ninakafei
5 min readDec 1, 2022

--

Mile memesan sandwich untuk makan siang setelah tak sengaja mendengar suara perut Apo di tengah film yang sedang mereka tonton di televisi. Agak kesulitan di awal karena yang lebih muda menyembunyikan wajah di lehernya dan mengerang malu, lalu menahan tangannya untuk mengambil ponsel karena dia bilang dia tidak lapar. Mile hanya tertawa sebelum meletakkan satu ciuman kecil di ujung hidung dan memintanya untuk tenang, jangan malu, perut aku juga bunyi kalo laper. Apo menciumnya di bibir untuk membuatnya diam.

Mereka memutuskan untuk menonton series lain setelah makan siang, masih sambil memeluk satu sama lain di sofa ruang tamu. Apo tertidur di antara episode dua dan tiga dengan kepalanya yang beristirahat di dada yang lebih tua, Mile berusaha sebisa mungkin untuk tidak bergerak terlalu banyak karena takut ia akan terbangun. Satu tangannya ia gunakan untuk mengusap kepala Apo dan kekasihnya membuka mata di akhir episode empat, tersenyum malu saat Mile membisikkan selamat pagi di telinganya sambil terkekeh.

Mereka mematikan televisi bahkan sebelum series itu berakhir karena Apo bilang ia bosan dan Mile segera mengiyakan setelah memberinya kecupan singkat di bibir.

Lalu Apo memintanya untuk menunggu karena ia tiba tiba ingin membuat minuman di dapur dan barulah Mile punya waktu untuk mengecek ponselnya. Puluhan panggilan dari Jeff dan kedua sahabatnya membuat ia panik seketika.

JJ meninggalkan sebuah pesan suara beberapa menit sebelumnya berkata bahwa Jeff menolak pulang bersama Job setelah pertemuan selesai dan pergi dengan taksi entah kemana. Panggilan mereka berakhir pada voicemail.

Pesan panjang yang Jeff tinggalkan membuatnya mematung lama. Ia bahkan tidak sadar Apo sudah duduk di sampingnya dengan dua jus strawberry di tangan dan kedua alisnya menekuk bingung, khawatir.

Mile tahu yang seperti ini akan terjadi cepat atau lambat. Situasi dimana sesuatu mengharuskan ia untuk bersandar pada Apo karena posisi dan status sosialnya yang lebih tinggi dan ia tidak bisa melakukan apapun. Yang nantinya akan berujung pada rusaknya reputasi Apo karena ia selalu hidup di bawah atensi. Karena apapun yang ia lakukan dan katakan akan selalu menjadi konsumsi publik. Karena Mile tidak punya sedikitpun kuasa untuk mencegah semua itu.

Lalu Jeff terlibat. Adiknya berada di posisi sulit karena apapun yang ia lakukan akan berakhir buruk untuknya. Menerima proyek ini berarti mengakui pada dunia bahwa ia hanya seorang penyanyi underrated yang dibantu oleh kekasih kakaknya untuk mendapat perhatian masyarakat. Menolaknya berarti ia harus mengulang semuanya dari awal dan menyia-nyiakan kesempatan. Mile mengenal Jeff lebih dari siapapun. Adiknya itu akan memilih untuk menyerah karena ia tak ingin nama Mike terlibat jika ini muncul ke permukaan.

“Mile?” Sentuhan Apo di pundaknya membuat Mile tersadar. Saat ia menoleh, yang ia temukan adalah wajah kekasihnya yang syarat akan khawatir.

“Apo mau jujur sama aku?” Mile menatapnya tepat di mata. Yang lebih muda terlihat bingung untuk beberapa saat sebelum menganggukkan kepala.

“Staf kamu ketemu Jeff. Mereka bilang lagu dia keterima buat jadi soundtrack film baru kamu.”

Ada yang berubah di mata Apo sesaat tapi ia tersenyum. Mile bisa melihat kegugupan disana.

“Thats- good. Suara Jeff bagus.”

Mile diam sejenak. Mencoba menebak kemana pembicaraan ini akan berakhir jika ia terus mendorong Apo untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Bukan Apo yang minta?” Ia menatapnya di mata dan Apo terdiam lama.

“Jeff bilang harusnya ada penyanyi lain yang di kabarin bakal dapet proyek ini tapi tiba tiba dia di telpon dan dikasih tau kalo dia yang kepilih.”

“Aku yang minta.” Apo menjawab dengan suara pelan. “Aku suka suara Jeff… is this a bad thing? You don’t like this?

Sekarang gugup dimatanya perlahan berubah menjadi takut seiring dengan berjalannya waktu tanpa jawaban dari Mile.

“Maafin aku.” Jadi dia mendahului sebelum Mile memberinya jawaban. Kepalanya ia tundukkan sedikit. Tidak berani menatap yang lebih tua barang sedetik saja. Tapi kemudian tangan Mile menggenggam miliknya perlahan.

“Aku tahu niat kamu baik.” Mile tersenyum padanya. Apo ingin menangis. “Tapi aku dan Jeff ngga mau jadi beban. Kamu ngga perlu ngelakuin ini. Jeff pikir kamu pilih dia karena dia adek aku and it hurts his feeling. Dan kalo sampe media tahu kamu keluarin penyanyi sekelas Bowkylion demi masukin Jeff satur yang sama sekali ngga dikenal ke proyek besar ini hanya karena dia punya hubungan darah sama pacar kamu, mereka bakal kritik kamu habis habisan. And i don’t want that to happen.”

Apo yang semula mendengarkan dengan seksama jadi sedikit merasa kesal mendengar kalimat terakhir yang Mile ucapkan. Maka ia menggenggam balik tangan kekasihnya dengan erat dan menatapnya tepat di mata.

“Aku ngga peduli apa kata media. I can always shut them up.

Disana, sesuatu di mata Mile berubah. Lalu yang selanjutnya terjadi adalah genggaman tangannya dilepaskan. Apo merasakan jantungnya berdebar sangat cepat ketika Mile perlahan berdiri dari duduknya. Ia cepat cepat mengikuti.

“Shut them up with what? Money?” Dia mendengus kecil. “Kamu bakal keluarin uang lagi gara gara aku dan adek aku. You think iam okay with that?

“Bukan gitu maksud aku-”

“Kamu ngga bakal ngerti apa yang aku rasain sekarang. Apa yang aku rasain setiap hari. You were born with all the privilege. Dan aku ngga mau jadi orang yang ngga sengaja manfaatin itu hanya karena aku ngga bisa nahan diri.”

Apo terdiam mendengar kata katanya.

“Ini juga kenapa aku agak ragu buat memulai hubungan sama kamu. It’s a whole different world isn’t it?

Tidak ada amarah berlebih di wajah tampannya, tapi Apo tahu Mile sedang menahan diri dengan baik untuk tidak mengatakan lebih. Ketika lelaki itu bergerak mengambil ponsel dan dompetnya di meja lalu berjalan ke arah pintu dengan sedikit tergesa gesa, Apo ingin menangis saat itu juga.

“Mile mau kemana?” Suaranya sendiri bergetar dan Mile menoleh menatapnya dengan sesuatu yang tidak bisa di artikan di kedua mata.

“Aku mau cari Jeff. Dia belum balik ke rumah setelah pulang dari pertemuan tadi.”

“Aku ikut.” Apo buru buru melangkah padanya dan menyentuh tangan Mile lagi. Yang lebih tinggi menggeleng kecil.

“Kamu tunggu disini.”

“Please-”

“Aku telfonin Bible buat temenin kamu.”

Lalu ia pelan pelan melepaskan genggaman tangan Apo dari lengannya. Membuka pintu perlahan setelah memakai sepatunya di sana.

Dia dengar Apo bertanya di belakangnya dengan sedikit getaran di suaranya,

“Will you come back?”

Dan Mile tahu yang Apo maksud bukan apartemennya, bukan pula apartemennya sendiri. Dia sedang bertanya apa segalanya sedang baik baik saja. Dia sedang bertanya tentang hubungan mereka.

Mile tidak menjawab.

--

--