Langkah The Ocean Cleanup dalam Penanganan Masalah Great Pacific Garbage Patch Sebagai Upaya Perlindungan Lingkungan Global”

KSM IRON FIRE
6 min readJul 10, 2024

--

Oleh: Annisa Uliana Sari

Persepsi tentang keamanan mulai mengalami perkembangan seiring dengan perluasan makna keamanan yang tidak hanya terfokus pada aspek militer. Konsep keamanan mengalami perkembangan pada berbagai aspek nonmiliter seperti kesehatan, lingkungan, kemanusiaan, kejahatan transnasional terorganisir, kelangkaan bahan pangan, ekonomi, dan isu lainnya. Pandangan multidimensional mengenai isu ini kemudian dikenal sebagai keamanan non tradisional atau non traditional security. Keamanan non tradisional tidak berfokus pada ancaman militer, namun lebih mempertimbangkan faktor-faktor multidimensional yang menjadi ancaman keberlangsungan kehidupan manusia. Keamanan lingkungan atau environmental security merupakan salah satu bentuk dari ancaman nontradisional. Hal ini dikarenakan masalah lingkungan dapat memiliki pengaruh yang signifikan bagi stabilitas politik, ekonomi, dan sosial suatu negara. Perubahan iklim, polusi udara, kerusakan ekosistem, kebakaran hutan, dan persoalan limbah plastik dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia. Oleh karena itu, tulisan ini akan mengangkat pokok permasalahan dari environmental security dengan analisa lebih lanjut mengenai peran The Ocean Cleanup dalam penanganan masalah Great Pacific Garbage Patch sebagai upaya perlindungan lingkungan global. Tulisan ini akan menggunakan teori keamanan lingkungan global. Teori keamanan lingkungan global menekankan pada peran aktor internasional baik negara maupun non negara dalam mengatasi masalah lingkungan global.

Great Pacific Garbage Patch merupakan salah satu masalah keamanan lingkungan yang menuai kontroversi di kancah internasional. Great Pacific Garbage Patch (GPGP) atau yang dikenal sebagai ‘pusaran sampah pasifik’ merupakan kawasan di Samudra Pasifik yang memiliki konsentrasi sampah plastik, limbah, dan partikel-partikel mikroplastik dalam jumlah yang besar (National Geographic Society, 2024). GPGP membentang dari perairan pantai barat Amerika Utara hingga ke perairan Jepang yang mana kemudian terbagi menjadi dua patch yaitu Western Garbage Patch (wilayah Jepang) dan Eastern Garbage Patch (wilayah Amerika Utara) yang mana keduanya dibatasi oleh pusaran subtropis Pasifik Utara. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), pusaran subtropis Pasifik Utara dibentuk oleh empat arus yang berputar searah jarum jam yaitu arus California, arus Khatulistiwa Utara, arus Kuroshio, dan arus Pasifik Utara (National Geographic Society, 2024). Keempat arus tersebut yang menyebabkan sampah dan limbah lainnya terkonsentrasi di wilayah Great Pacific Garbage Patch (GPGP).

Penelitian yang dilakukan oleh The Ocean Cleanup memperkirakan berat sampah yang ada di kawasan GPGP sekitar 80.000 ton, yang mana setara dengan 500 jumbo jets. Jumlah sampah laut diperkirakan ada sekitar 1,1 hingga 3,6 juta keping sampah plastik di kawasan GPGP. Penelitian memperkirakan bahwa 94 persen dari total sampah laut diwakili oleh mikroplastik (Energy Academy Indonesia, 2024). Menurut National Geographic Society (2024), sekitar 80 persen sampah plastik bersumber dari darat dan 20 persen berasal dari sisa-sisa perahu. Keberadaan sampah laut di wilayah Samudra Pasifik menjadi kekhawatiran para aktivis lingkungan karena memiliki dampak yang buruk terhadap lingkungan dan biota laut. Sampah plastik yang terkonsentrasi dalam skala besar dapat mengganggu rantai makanan dan ekosistem laut. Selain itu, Great Pacific Garbage Patch (GPGP) secara tidak langsung memberikan ancaman terhadap keberlangsungan hidup manusia. Ancaman tersebut adalah ancaman terhadap kesehatan (health security), misalnya muncul virus dan bakteri yang disebabkan oleh modifikasi partikel plastik. Ancaman lainnya adalah kelangkaan bahan pangan yang diakibatkan oleh terganggunya habitat laut, misalnya ikan dan rumput laut.

Dengan adanya pertimbangan ancaman tersebut, Great Pacific Garbage Patch (GPGP) dapat dikategorikan sebagai masalah lingkungan global yang memerlukan perhatian dan penanganan dari masyarakat internasional. Akan tetapi, GPGP merupakan wilayah yang jauh dari yurisdiksi negara manapun sehingga negara-negara beranggapan bahwa mereka tidak wajib bertanggung jawab maupun menyediakan dana untuk membersihkan sampah plastik. Kemudian, muncul kekhawatiran para aktivis lingkungan yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi melalui organisasi internasional nonprofit. Salah satu organisasi internasional (NGO) yang memberikan kontribusinya adalah The Ocean Cleanup. The Ocean Cleanup merupakan organisasi nirlaba yang berdiri pada tahun 2013 dan berorientasi pada aksi sosial untuk mengurangi jumlah sampah plastik di lautan, khususnya di kawasan GPGP dan kawasan lain yang terpengaruh oleh polusi plastik.

Dalam upaya perlindungan lingkungan global, The Ocean Cleanup mengimplementasikan beberapa proyek dalam penanganan masalah GPGP. Proyek pertama dinamakan sebagai “System 001/B Wilson” yang bertujuan untuk mengumpulkan sampah plastik dengan menggunakan metode penyaringan otomatis di tahun 2018 (The Ocean Cleanup, n.d.). Kemudian, sistem ini mengalami modifikasi dan pembaruan menjadi “System 002” dengan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dalam mengumpulkan sampah plastik. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan The Ocean Cleanup dalam mengumpulkan 63.182 pon (28.658 kg) plastik menggunakan “System 002” di tahun 2021 (Energy Academy Indonesia, 2024). Kemudian pada bulan Juli 2022, The Ocean Cleanup mengumumkan bahwa mereka telah mencapai rekor baru dalam menghilangkan 100.000 kg plastik pertama dari Great Pacific Garbage Patch dengan menggunakan “System 002” (Energy Academy Indonesia, 2024). Kemudian, “System 002” mengalami pembaruan dan pengembangan teknis menjadi “System 003” yang diharapkan memiliki efisiensi 10 kali lipat dari sistem sebelumnya. Adanya pengembangan teknologi tersebut menghabiskan biaya ekonomi tahunan sebesar US$19 miliar (Energy Academy Indonesia, 2024). Selain pengembangan teknologi dan proyek langsung, The Ocean Cleanup melakukan penelitian dan pemantauan untuk memahami persoalan Great Pacific Garbage Patch. The Ocean Cleanup aktif dalam melakukan evaluasi terkait upaya penanganan yang dilakukan (The Ocean Cleanup, n.d.).

Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh The Ocean Cleanup dalam penanganan sampah laut adalah wilayah GPGP yang sangat luas dan kompleks sehingga memerlukan sumber daya yang besar dalam penanganannya. Kemudian, terdapat keterbatasan desain teknologi untuk menghasilkan penyaringan yang lebih efisien. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh biaya dan pendanaan proyek Great Pacific Garbage Patch yang cenderung mahal. Hambatan terakhir adalah perubahan cuaca dan kondisi lautan. Perubahan cuaca dan kondisi lautan termasuk angin kencang, gelombang besar, dan cuaca buruk yang datang tiba-tiba dapat mempengaruhi efektivitas pembersihan sampah di Samudra Pasifik.

Great Pacific Garbage Patch merupakan salah satu masalah serius yang mengancam keamanan lingkungan global. Sampah laut yang terkonsentrasi dalam skala besar dapat memberikan ancaman yang serius terhadap ekosistem, biota laut, dan manusia. Oleh karena itu, diperlukan penanganan lebih lanjut mengenai Great Pacific Garbage Patch oleh masyarakat internasional, baik negara maupun organisasi internasional. Salah satu kontribusi yang diberikan oleh organisasi internasional adalah melalui The Ocean Cleanup. Langkah-langkah yang dilakukan oleh The Ocean Cleanup dengan mengumpulkan sampah di wilayah Great Pacific Garbage Patch merupakan kontribusi besar dalam keamanan lingkungan global. Melalui proyek-proyeknya, The Ocean Cleanup berusaha secara aktif mengurangi jumlah sampah plastik di lautan, khususnya di wilayah Great Pacific Garbage Patch. Sebagai masyarakat internasional, kita harus mengikuti langkah-langkah dan peran The Ocean Cleanup dalam perlindungan lingkungan global. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya perlindungan terhadap lingkungan.

Daftar Pustaka

Bauer, Pat. 2024. Great Pacific Garbage Patch. Britannica. Accessed on March 8th 2024 in https://www.britannica.com/place/California-Currenthttps://www.britannica.com/place/California-Current

Dabrowska, J. (2021). Marine Waste — Sources, Fate, Risks, Challenges and Research Needs. International Journal of Environmental Research and Public Research. Vol. 18.pp 433. https://doi.org/10.3390/ijerph18020433

Energy Academy Indonesia. (2024). The Great Pacific Garbage. Accessed on April 1st 2024 in https://www.ecadin.org/kenalan-dengan-the-great-pacific-garbage-patch-kumpulan-plastik-samudera-terbesar-di-dunia/

Evers, J. 2024. Great Pacific Garbage Patch. National Geographic Society. Accessed on March 8th 2024 in https://education.nationalgeographic.org/resource/great-pacific-garbage-patch/

Lebreton, L. (2018). Evidence that the Great Pacific Garbage Patch is rapidly accumulating plastic. Scientific Reports. DOI : 10.1038/s41598–018–22939-w

NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). (2024). What is The Great Pacific Garbage Patch?. Accessed on April 1st 2024 in https://oceanservice.noaa.gov/facts/garbagepatch.html

Roth, Annie. 2022. The Ocean’s Biggest Garbage Pile Is Full of Floating Life. The New York Times. Accessed on March 8th 2024 in https://www.nytimes.com/2022/05/06/science/great-pacific-garbage-patch-pollution.html

The Ocean Cleanup. n,d. The Great Pacific Garbage Patch. Accessed on March 8th 2024 in https://theoceancleanup.com/great-pacific-garbage-patch/

--

--

KSM IRON FIRE

A research and publication student group activity in International Relations UPNVY focused on security studies since 2015