Hadirnya Kindle yang Menggaet Perhatian Pembaca

kububuku
3 min readMay 4, 2023

--

sumber ilustrasi : freepik.com

Bagaikan kembang desa, saat ini Kindle sedang menjadi pusat perhatian. Setahun belakangan ini, beberapa orang Indonesia khususnya gen-z mulai menggunakan Kindle. Mungkin sebagian orang beranggapan bahwa penggunaan Kindle oleh gen-z dilakukan agar terlihat edgy atau keren seperti bule kekinian. Tidak semua orang menggunakan Kindle agar terlihat gaul, namun ada berbagai alasan yang menyebabkan sebagian orang mulai menggunakan Kindle.

Kehadiran e-book banyak menarik perhatian banyak orang karena lebih efektif dan nyaman. Orang-orang tidak perlu membawa buku bertumpuk-tumpuk karena penyimpanan e-book tidak memenuhi banyak ruang seperti yang dikatakan Fariz (22 tahun), “Menurut saya, ebook lebih efektif dari cost produksi, penyimpanan yang ga menuhin ruangan, ga buang-buang kertas, dan simple bisa dibawa kapan dan kemana aja.” Logis saja, anak muda pun di zaman sekarang lebih senang menggunakan hal yang praktis dibandingkan dengan menggunakan cara yang ribet yaitu membawa buku bertumpuk tumpuk.

Secara gamblang Kindle tentu saja sebuah perangkat yang memuat banyak buku. Bisa dibilang, buku yang dimaksud tersebut adalah bukan buku cetak melainkan buku digital. Dengan adanya Kindle, kita hanya perlu menggunakan tabletnya saja.

Soal harga, Kindle cukup terjangkau dibandingkan dengan tablet atau iPad yang harganya lebih tinggi. Harga perangkat Kindle berkisar di angka satu sampai dua jutaan. Tujuan membandingkan harga Kindle dengan harga iPad karena masih ada beberapa orang yang merasa superior ketika membaca buku di iPad, padahal memakai Kindle juga tak kalah keren malah sekarang ini di Indonesia banyak orang yang tertarik ingin menggunakan Kindle. Ada beberapa nilai tambah dari Kindle dibandingkan dengan tablet atau iPad. Bila di gawang seperti tablet atau iPad terdapat notifikasi yang bisa menyebabkan pembaca tidak fokus ketika sedang membaca buku. Hal ini berbanding terbalik dengan Kindle karena Kindle tidak memiliki notifikasi sehingga memudahkan pembaca untuk fokus membaca buku.

“Karena dia khusus baca buku jadi aku fokus juga dan gak keganggu notif aplikasi lain.” ujar Alana (20 tahun) ketika penulis wawancarai.

Bagi orang Indonesia yang suka membeli buku berbahasa Inggris sering kali mengeluh karena harga buku berbahasa Inggris mahal-mahal. Satu buku bisa berharga dua ratus hingga lima ratus rupiah ke atas. Sedangkan, dengan adanya Kindle kita bisa berlangganan. Dengan berlangganan Kindle, pembaca bisa berlangganan sepuasnya. Biaya berlanggan Kindle cukup 150.000 rupiah setiap bulannya, seperti yang diujarkan oleh FF (25 tahun) saat diwawancarai penulis, “Aku belinya buku yg inggris jadi lebih mahal sih daripada buku lokal. Satu buku bisa 200–400an makanya jarang belinya. Kalo kindle kan ga nyampe 200rb perbulan. Bisa pinjem sepuasnya.” Apabila tidak ingin berlanggan, kita bisa membelinya di Kindle dengan harga yang lebih murah dari harga di web aslinya (Amazon) maupun harga fisiknya.

Pembaca buku banyak yang mengeluh matanya kesakitan karena terlalu lama membaca buku melalui gawai seperti laptop, tablet, dan sebagainya. Dengan terlalu lama menggunakan gawai tersebut yang menghasilkan cahaya yang terlalu tinggi, maka mata pun cepat lelah dan berujung pada keluhan sakit di mata. Umumnya ponsel, komputer, dan tablet menggunakan teknologi layar seperti LCD (Liquid Crystal Display), IPS (In Place Switching), OLED (Organic Light Emitting Diode), dan AMOLED (Active Matrix Organic Light Emitting Diode). Namun, Kindle menggunakan teknologi e-ink (electronic ink). Layar e-ink tidak menghasilkan cahaya biru dari saturasi warna yang dapat menyebabkan mata mudah lelah. Warna yang dihasilkan e-ink adalah hitam putih seperti kertas buku. Layar kindle juga tidak memantulkan cahaya seperti layar tablet, sehingga pengalaman membaca e-book dengan Kindle persis seperti kertas biasa. Jadi bisa disimpulkan bahwa membaca di Kindle berbeda seperti membaca e-book di gawai lainnya karena membaca di ponsel, komputer, dan tablet tetap akan mudah membuat mata perih lama kelamaan walaupun sudah menggunakan night mode yang minim cahaya.

Kindle memang belum terlalu berkembang secara besar di Indonesia, tetapi orang-orang Indonesia sudah memberikan lampu hijau atas kehadiran Kindle. Tentu saja Kindle juga memiliki kekurangan. Walaupun begitu, Kindle merupakan jawaban dari respon tantangan kemajuan teknologi zaman ini. Oleh karena itu, tidak cuma Kindle tetapi e-book lainnya pasti akan terus berkembang.

--

--