UX Case Study-Pengembangan Fitur Intergasi Logistik Aplikasi Krealogi

Lailywahyuti
7 min readMay 24, 2022

--

Disclaimer:
Proyek ini merupakan bagian dari UI/UX Training Program yang diadakan oleh Digital Talent Scholarships (DTS) Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Skilvul dan Krealogi sebagai Challenge Partner. Saya tidak bekerja atau diikat dalam kontrak professional oleh Krealogi.

Latar Belakang

Krealogi adalah teknologi berbasis aplikasi untuk rantai pasok yang didasari oleh pengalaman Du Anyam dalam menjalankan dan mengembangkan manajemen dan sistem rantai pasok Kriya dari daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Sebagai challenge partner, Krealogi menginginkan pengembangan fitur Integrasi Logistik agar dapat membantu para pelaku usaha dalam pengiriman maupun pemasokan logistiknya.

Objective
Dari permasalahan yang ada, tugas kami adalah:

  • Membuat tampilan aplikasi Krealogi yang user-friendly untuk target pengguna mereka saat ini.
  • Membuat solusi berupa desain untuk fitur mereka yang belum tersedia Integrasi Logistik.

Peran dalam tim

Sejak awal, peserta program pelatihan ini dibagi menjadi beberapa kelompok di dalamnya. Tiap kelompok beranggotakan 2–3 orang yang dipilih secara random oleh pihak Skilvul. Dalam kesempatan ini saya berkolaborasi dengan 3 anggota lainnya yaitu

  1. Balqis Aisyah Farahdiba
  2. Ferdian Adhika Kurniawan
  3. Laily wahyuti

Kami berteman dan berdiskusi terkait tugas yang diberikan dalam pelatihan ini. Tanggung jawab yang dimiliki dalam kelompok ini adalah:

  1. Membuat UX Design Process (Design Thinking)
  2. Visualisasi Crazy 8's
  3. Membuat User Flow
  4. Merancang Wireframe
  5. Membuat UI Styleguide
  6. Membuat UI Design
  7. Menyelesaikan UI Design dengan Prototyping
  8. Melakukan User Research (Usability Testing)
  9. Melakukan Iterasi UI Design

Selama dalam pengerjaan UI design ini menggunakan tools figma.

Design Proses
Pada studi kasus UX ini saya menggunakan metode design thinking karena metode tidak hanya berfokus pada apa yang dilihat dan dirasakan, namun juga berfokus pada pengalaman pengguna (user).

tahap design thingking — gambar oleh medium.com
  1. Empathize
    Empathize merupakan tahap pertama dari design thinking dimana tujuan pada tahap ini untuk membantu desainer dalam mencari tahu pandangan dan kebutuhan user dengan melakukan research. Hal- hal yang dilakukan diantaranya menganalis data analitis, melakukan survey pengguna, melakukan in depth interview/wawancara, melakukan FGD (focus group discussion).
    Karena krealogi menjadi challenge partner dari program DTS ini, krealogi memberikan tiga challenge untuk UX case study yaitu Simple CRM, Cash Flow Feature, Integration with Logistic and Marketplace.
    Dari ketiga challenge tersebut Integration with Logistic and Marketplace menjadi pilihan saya untuk mengembangkan solusi desain. Berikut permasalahan dan kebutuhan user untuk Integration with Logistic and Marketplace.

2. Define
Pada tahap define dimulai dengan mendefinisikan permasalahan yang dialami oleh user dengan membuat pain point dari user dengan menggunakan figjam.

pain point user

setelah terkumpul pain point user dilakukan how might we untuk bagaimana bisa menggali ide sebanyak mungkin solusi dari suatu masalah.

How Might We

setelah terkumpul how might we selanjutnya dilakukan voting dan hasilnya akan digunakan untuk tahap berikutnya. Dari hasil yang diperoleh dari voting how might we : tracking pengiriman barang, menyediakan pilihan ekspedisi, dan integrasi data pelanggan dan logistik.

3. Idea
Tahap idea ini dimulai dengan brainstormning ide berdasarkan hasil how might we yang ada. Brainstorming dilakukan untuk mengumpulkan dan menjelaskan ide lebih detail semakin banyak ide semakin baik.

Brainstroming Ide

Affinity Diagram

setelah melakukan brainstroming didapat ide-ide solusi, tahap selanjutnya dilakukan affinity diagram dimana hasil dari brainstroming dikelompokkan menjadi beberapa kategori.

affinity diagram

Prioritization Idea

setelah hasil brainstroming dikelompokkan berdasarkan kategoti tahap selanjutnya dilakukan menyusunnya menjadi berdasarkan prioritas. Terdapat 4 prioritas yakni yes do it now, do next, do last dan later. Dan ide yang masuk ke dalam kategori prioritas yes do it now digunakan untuk tahap selanjutnya.

Prioritization Idea

Crazy 8's

Tahap crazy 8’s dilakukan dengan membuat gambaran kasar. Tiap anggota membuat gambaran kasar versi mereka kemudian hasilnya akan dilakukan diskusi guna menemukan hasil yang akan digunakan membuat wireframe yang sesuai.

Crazy 8's

4. Prototype
Hal yang dilakukan pada tahap prototype adalah menyusun user flow proses sesuai dengan ide solusi, mendesign hasil dari crazy 8’s, membuat prototype yang dapat digunakan untuk testing.

User flow disusun sebagai langkah langkah yang dilakukan user untuk mencapai tujuan. Ada tiga user flow yang akan disusun untuk fitur integrasi logistik ini yaitu buat pesanan, cek biaya pengiriman, dan tracking pengiriman. Setelah membuat user flow dilanjutkan dengan pembuatan wireframe.

User flow cek biaya pengiriman
Wireframe cek biaya pengiriman
User flow buat pesanan
Wireframe buat pesanan
User flow cek pengiriman
Wireframe cek pengiriman

UI Style Guide

Sebelum masuk dalam UI design proses terlebih dahulu membuat UI style guide. UI style guide diperlukan untuk membantu dalam proses UI design agar berjalan dengan perancangan lebih efisisen. UI style guide terdiri dari colors, typography, iconography, button style, dan text field. Serta beberapa jenis komponen yang sama digabungkan menjadi satu variant.

UI Design

UI Design dibuat berdasarkan wireframe namun dengan tampilan lebih detail dan berwarna yang akan digunakan untuk berinteraksi langsung dengan user nantinya.

UI Design cek biaya pengiriman
UI Design buat pesanan
UI Design cek pengiriman

Prototype

Pada tahap ini dilakukan dengan menghubungkan antar UI satu dengan lainnya untuk mencapai tujuan sehingga dapat berjalan sesuai dengan user flow yang telah direncanakan sebelumnya.

5. Testing

Setelah tahap prototype selanjutnya dilakukan testing yakni dengan User Research sebagai indikator keberhasilan pengembangan fitur. User Research dilakukan dengan metode In-depth Interview dan Usability Testing. Testing dilakukan untuk mengklarifikasi ide dengan user, dan mengevaluasi ide.

Research Objective

  1. Mengetahui pemahaman pengguna tentang flow yang kita buat
  2. Mencari masukan dan kebutuhan pengguna
  3. Mengetahui apa yang dipikirkan oleh user tentang aplikasi
  4. Mengetahui bagaimana user menyelesaikan task terkait logistic di web krealogi
  5. Mengetahui kapan dan bagaimana user kesulitan dalam menyelesaikan task

Respondent Criteria

  1. Berusia 18–55 tahun
  2. Pemilik Usaha Mikro
  3. Berdomisili di seluruh wilayah Indonesia
  4. Memiliki kemampuan Bahasa Indonesia sebagai native language
  5. Memiliki pemahaman tentang pendataan pesanan
  6. Dapat menggunakan smartphone

Research Scenario

Dalam pengujian ini, responden diminta untuk menjalankan task yang diberikan, terdapat tiga task yang harus dilakukan diantaranya:

  1. [TASK 1] Meminta responden untuk membuat pesanan baru (catat pesanan) dan melakukan pengisian form logistik pada bagian catat pesanan dan observasi apa yang dilakukan oleh responden.
  2. [TASK 2] Meminta responden untuk melakukan cek biaya pengiriman dan observasi apa yang dilakukan oleh responden.
  3. [TASK 3] Meminta pengguna untuk melihat halaman cek penguriman (tracking pengiriman). Kemudian observasi apa yang dilakukan oleh responden.

Hasil Testing

Setelah dilakukan In-depth Interview dan Usability Testing dan menggunakan SEQ (Single Ease Question) sebagai user metric dalam pengujian ini. Dari skala 1–7, responden memilih 6 sebagai nilai dari keseluruhan task.

Beberapa hal yang perlu diberbaiki dari pendapat responden terkait penilaian menggunakan SEQ ini. Responden menyebutkan bahwa fitur integrasi logistik sudah baik. Namun terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki atau ditambah seperti:

  • Pengunaan ukuran teks yang kecil
  • Tampilan interface yang masih terlihat kosong
  • Perlunya ditambah icon untuk beberapa tampilan agar tidak terlihat kosong.

Penutup

Setelah seluruh progres dilakukan dalam UX case study dengan menggunakan metode design thinking dimulai dari emphatize sampai dengan testing. Kemudian untuk mendapatkan feedback dan mencari tahu apa yang perlu diperbaiki menggunakan SEQ dan in dept interview. Dari hasil usability testung didapat score SEQ 6 dari skala 1–7 dengan beberapa catatan dari user/responden. Akan tetapi karena terbatasnya waktu iterasi tidak dapat dilakukan, untuk kedepannya apabila adanya kesempatan untuk melakukan iterasi desain akan dilakukan perbaikan perbaikan pada UI desain sesuai dengan saran dari responden.

--

--